oleh

Jadi Tren di Jepang, Celana Jin Bekas Nelayan

image_pdfimage_print
Celana jin bekas nelayan yang dijual Onomichi Denim Project.(odditycentral.com)
Celana jin bekas nelayan yang dijual Onomichi Denim Project.(odditycentral.com)

Kabar6-Ada yang unik di Prefektur Onomichi, Jepang. Di sana, celana bekas nelayan tengah menjadi incaran. Sejak 2013, dilansir Oddity Central, sebuah butik bernama Onomichi Denim Project menjual puluhan celana jin bekas nelayan.

Selain bekas nelayan, butik itu pun menyediakan celana jin bekas koki, petani, profesor, sampai tukang kacamata. Dikutip dari CNN Indonesia, butik tersebut memproduksi celana jin bekerjasama dengan desainer lokal, ahli tekstil, organisasi pendukung UKM setempat.

Celana jin tersebut kemudian diberikan kepada para pemakai yang telah terkurasi untuk dikenakan setiap hari selama setahun. Masing-masing pemakai yang terdiri dari lintas profesi, termasuk nelayan, mendapatkan satu hingga dua pasang.

Setiap pekan, celana jin yang telah digunakan akan dibawa ke tempat pencucian khusus. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan noda dan pola yang tercipta akibat pemakaian si pemakai.

Jin bekas nealayan yang tren.(odditycentral.com)
Jin bekas nelayan yang tren.(odditycentral)

Noda tertinggal, pola gores atau robekan yang muncul akibat pemakaian selama setahun, diklaim pihak butik, menjadikan celana tersebut unik dan memiliki cerita tersendiri.

Pihak produsen terus memantau perubahan celana jin selama pemakaian. Setelah satu tahun penggunaan, celana jin tersebut akan diambil kembali untuk dijual. ** Baca juga: Buset, Pria Ini Melamar Sang Kekasih dengan 999 Kotak Kondom
 
Meski bekas, pihak butik mengaku perlu melakukan rangkaian proses panjang untuk memastikan celana yang dihasilkan memiliki kualitas terjaga selama satu tahun pemakaian.

Anggapan miring sempat muncul dari para nelayan. Mereka menganggap tidak akan ada orang yang ingin membeli celana jin bekas nelayan seharga sekira Rp2,8 juta hingga Rp5,5 juta per potong. Tidak disangka, celana jin bekas tersebut digemari masyarakat.

“Awalnya saya merasa ragu. Tapi, karena dapat memakai celana jin dengan gratis, kini saya menerimanya dengan senang hati,” ujar Tanabe Nobuta (73) yang telah mengikuti proyek ini sejak awal.

Wah, tren yang tak biasa ya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email