oleh

H-2 Lebaran, Warga Tangsel Sebut Harga Murah Cuma Retorika

image_pdfimage_print
Aparatur di Disperindag Tangsel meninjau pasar.(yud)

Kabar6-Memasuki H-2 Hari Raya Idul Fitri 1437 hijriah, harga mayoritas komoditi bahan pangan semakin tidak terkendali.

Kondisi ini tidak sepadan dengan janji-janji pemerintah yang berupaya menekan serta mengendalikan harga kebutuhan pokok.

Selvi Habibie, warga ‎Gang Saidin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menyatakan kenaikan harga-harga bahan pangan masih saja terjadi.

“Harga kebutuhan mahal-mahal banget. Gak sesuai rancangan pemerintah,” katanya kepada kabar6.com usai berbelanja di Pasar Ciputat, Senin (4/6/2016).

Ya, Selvie yang berencana ingin memasak menu spesial saat lebaran, yaitu ketupat lengkap dengan opor ayam dan rendang daging, sempat kaget dengan tingginya harga kebutuhan pangan tersebut.

‎”Prediksi saya dari rumah meleset semua. Harga daging, cabe, emping, mahalnya wow semua. Nyatanya program dan wacana pemerintah bikin harga pangan jelang lebaran hanya retorika,” ketusnya.

Di lokasi terpisah, Omay Komarudin, staff Pegawai Negeri Sipil di Bagian Pengawasan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan‎ (Disperindag) menyatakan hal senada. **Baca juga: Dua “Debt Collector” Kritis Diamuk Kreditur di Tangerang.

Menurutnya, harga mayoritas komoditi bahan pangan jelang lebaran semakin tidak terkendali. “Harga petai per papan mencapai Rp18-25 ribu,” katanya saat memonitor di Pasar Modern BSD, Kecamatan Serpong. **Baca juga: Begini Prakiraan Cuaca Wilayah di Banten Hingga Besok.

Omay pun menyebutkan, kenaikan harga juga terjadi pada komoditi seperti bawang merah Rp60-70 ribu per kilogram.‎ Ayam negeri per ekor Rp38 ribu, daging ayam vilet Rp55-60 per kilogram. **Baca juga: ASDP Klaim Antrean di Pelabuhan Merak Tak Sampai Tiga Jam.

Kemudian juga hewan ternak ayam kampung per ekor harganya dipatok Rp70-150 ribu per ekor, dan daging sapi lokal Rp135-150 per kilogram.(yud)

Print Friendly, PDF & Email