oleh

Fakta Terbaru Penyebab Bau Kimia PT Candra Asri, DLKH Banten Sebut Akibat Kebocoran

image_pdfimage_print

Kabar6- Tim Gakkum Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mengungkap fakta terbaru terkait bau menyengat di PT Chandra Asri Pasific setelah melakukan verifikasi lapangan.

Verifikasi lapangan tersebut dilakukan dua hari setengah terjadi. Dimana hasilnya, Tim Gakkum menemukan terjadinya kebocoran pada pipa pendingin mesin produksi PT. Chandra Asri

Kepala DLHK Provinsi Banten Wawan Setiawan mengungkapkan, kondisi kedaruratan dalam kegiatan operasional pada 20 Januari 2024 pada Plant Ethylene PT. Chandra Asri.

“Kondisi kedaruratan tersebut adalah terjadinya kebocoran pada pipa pendingin (quench water) 12 inch yang terdeteksi sekitar pukul 04.40 WIB oleh operator plant ethylene,” kata Wawan dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).

Menurut Wawan, proses pendinginan pada plant tersebut merupakan proses kondensasi hidrokarbon rantai panjang dengan kontak secara langsung menggunakan air. Dimana kata dia, proses pendinginan secara langsung tersebut menyababkan air pendingin mengandung minyak.

“Akibat kebocoran tersebut aliran pipa pendingin mengalami penurunan aliran dari kurang lebih 900 ton/jam menjadi kurang lebih 500 ton/jam,”ujarnya.

Sesuai SOP PT Chandra Asri Petrochemical menghentikan operasional pada area kebocoran secara manual menggunakan push botton. Shutdown dilakukan bukan karena adanya kenaikan temperatur.

**Baca Juga: Ganggu Kesehatan Warga, Walhi Jakarta Soroti Pembuangan Gas Kimia PT Chandra Asri

“Sesaat setelah dilakukan shutdown, PT Chandra Asri Petrochemical telah melakukan pengosongan jalur dan isolasi tempat kejadian,”terangnya.

Lebih lanjut, Wawan mengatakan, terkait laporan tentang bau gas hidrokarbon yang membahayakan yang beredar, bisa dipastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Menurutnya, Bau yang timbul bukan berasal dari hidrokarbon akan tetapi kemungkinan adanya penyebab lain yang masih memerlukan kajian lebih lanjut.

“Karena hidrokarbon baik hidrokarbon alifatik maupun aromatic merupakan senyawa yang memiliki bau sangat lemah bahkan dapat dikategorikan tidak berbau,meskipun mudah terbakar. Hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar yang sulit larut dalam air,”bebernya.

“Namun pembakaran hidrokarbon yang tidak sempurna dapat menimbulkan pencemaran udara yang mengakibatkan mata perih, gangguan pernafasan, pusing serta apabila terpapar terus menerus akan mengakibatkan kerusakan ginjal,”tambah Wawan.

DLHK belum bisa memastikan proses flaring di plant ethylene PT Chandra Asri tersebut mencemari lingkungan atau tidak karena menunggu hasil uji laboratorium.

“Saat ini DLHK Provinsi Banten masih menunggu incident report dari PT Chandra
Asri Petrochemical secara resmi,”tandasnya.(Aep)

Print Friendly, PDF & Email