oleh

Era Digitalisasi, Santri Harus Melek Teknologi 

image_pdfimage_print

Kabar6-Santri, kerap dikenal sebagai kaum sarungan dan kurang update dengan dunia luar, apalagi dunia maya dan jejaring internet. Seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman, kaum kobong itu ingin menjadi pengusaha maupun influencer.

Salah satunya diutarakan oleh Yahya, santri salah satu ponpes di Kabupaten Serang, Banten. Dia ingin menjadi santripreneur dan memasarkan produknya secara daring. Yahya juga ingin memanfaatkan platform media sosial (medsos), sebagai sarana dakwah.

“Kalau saya, mau bikin, seperti jualan gitu, konten youtuber yang kreatif,” ujar Yahya, di Ponpes An Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (24/09/2023).

Yahya satu dari puluhan santri di Kota dan Kabupaten Serang yang mendapatkan pelatihan digital marketing dan pembuatan konten positif media sosial (medsos). Dia mewakili pondoknya untuk menerima ilmu pengetahuan di pesantren Wapres, KH. Ma’ruf Amien hari ini, Minggu, 24 September 2023.

Dia bersama puluhan santri dan santriwati mendapatkan pelatihan dari banyak ustad, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hingga Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparektaf).

“Alhamdulillah dengan adanya pelatihan, program seperti ini, bisa memotivasi, membuat kita-kita sebagai santri, menjadi lebih kreatif dengan membuat konten yang luar biasa kreatif, positif,” terangnya.

Para santri diajarkan memasukkan produknya secara digital, sekaligus membuat konten medsos yang berisikan syiar Islam dan bernuansa kebangsaan. Pelatihan itu sudah digelar di sembilan kota dan kabupaten, terakhir, bakal di gelar di Cirebon, Jawa Barat.

**Baca Juga: 645 Personel Dikerahkan Kawal Pilkades di 4 Desa Kabupaten Tangerang

Di era digitalisasi ini, para santri diharapkan melek teknologi dan dunia maya, agar tidak mudah terpapar dengan konten negatif.

“Memang tujuan kami untuk membuat santri melek teknologi di era digitalisasi dan transformasi digital. Ke depan bisa membuat syi’ar digital untuk mengisi ruang publik di internet, masih banyak ruang kosong yang bisa diisi konten positif,” ujar Iman Santosa, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf, dilokasi yang sama, Minggu (24/09/2023).

Kemenparekraf ingin santri berdakwa secara santai, singkat, namun mengena dengan memanfaatkan jejaring internet dan platform medsos yang ada saat ini. Sekaligus memasarkan produk pesantren melalui e-comerce yang sudah banyak digunakan.

Pelatihan selama empat hari ke depan di ponpes Wapres RI itu, para santri diharapkan bisa menjadi produsen konten kreatif bernuansa kebangsaan dan religi. Sehingga menjadi benteng terdepan dari gempuran konten negatif, mengandung SARA, adu domba hingga hoax.

“Misalkan mereka punya produk kreatif, sarung, kuliner dan lain-lain, itu bisa dipasarkan jauh ke luar dari pondok pesantren, lebih luas lagi jangkauannya. Kita buatkan dakwah melalui podcast, tidak perlu lama, tapi mengena ke masyarakat. Santri preneur ini agar melek teknologi,” jelasnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email