oleh

Diskusi BCJF, Lulu: Program Minimalisasi Banjir Omong Kosong

image_pdfimage_print

Diskusi BCJF, Lulu: Program Minimalisasi Banjir Omong Kosong.(tmn)Kabar6-?Titik banjir di Provinsi Banten dinilai cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Kondisi inipun dinilai sebagai wujud dari ketidaksigapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam menghadapi bencana.

“Analisa dan maping kami, titik banjir di Banten tidak berubah. Artinya, program minimalisasi banjir itu cuma omong kosong,” ujar Jamaludin, salah seorang relawan dari Facebook Banten News (Fbn) dalam diskusi yang dihelat Banten Cyber Jurnalist Forum (BCJF) di Press Room Pendopo Lama Gubernur Banten, jalan Brigjen KH Syam’un, Kota Serang, Kamis (08/01/2014).

?Dalam diskusi itu, pria yang akrab di sapa Lulu ini menduga bila program banjir di Banten cenderung terkorupsi. ?Contoh kasusnya adalah, penyelewengan program peningkatan Sarana dan Prasarana Sodetan Cibinuangeun sebesar Rp19 miliar dengan terdakwa adik kandung Tb. Chaerul Jaman, Walikota Serang.

“Ada juga program pembangunan Waduk Karian di Kabupaten Lebak yang minim progres. Alasannya pun cukup klasik, terganjal soal pembebasan lahan,” terangnya.

Untuk diketahui, terdapat enam sungai yang akan mengancam merendam ribuan rumah di Banten. Yaitu Sungai Ciujung, Ciliman, Cilemer, Cibinuangeun, Cidurian, dan Cimanceuri. **Baca Juga: Ledakan di RSUD Banten Dicibir Ketua DPRD.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, Sungai Ciujung, Ciliman, Cilemer, Cibinuangeun, merupakan sungai yang menyebabkan banjir di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Serang. Sedangkan dua sungai lainya, yakni Sungai Cidurian dan Cimanceuri penyebab banjir di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

“Semua sungai di Banten, menjadi penyebab utama banjir yang setiap tahun terjadi,” kata Edi Siryanto, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana BPBD Banten.

Pihaknya menyatakan, guna menanggulangi bencana harus di koordinasikan dengan dinas-dinas yang berkepentingan mengatasi bencana tersebut. Seperti koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan dinas terkait seperti Dinas Sumber Daya Air dan Permukinan (DSDAP) Provinsi Banten.

Salah satu program guna menyelesaikan bencana banjir di antaranya membangun tanggul sepanjang 12 kilometer dari tol Jakarta-Merak yang dilintasi oleh sungai Ciujung hingga bendungan Pamarayan.

“Untuk jangka pendek. Untuk pembagunan tanggul tersebut perlu diadakan pembebasan lahan  seluas 28 Hektar,” terangnya.

Selain itu, mengatasi banjir untuk jangka panjang harus segera di bangun waduk Karian yang mulai pembangunannya semenjak tahun 2013 dan di targetkan selesai pada tahun 2017. Dengan pembangunan bendungan karian tersebut debit air yang mengalir ke Ciujung dari Sungai Ciberang (anak Sungai Ciujung) dapat direduksi.

“Untuk tanggap darurat, BPBD telah memiliki kader-kader kebencanaan yang tangguh sebanyak 6 desa,” tegasnya.(tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email