oleh

Di Peru, Ratusan Mumi Aneh yang Dipercaya Bangkai Alien Raib Digondol Perampok

image_pdfimage_print

Kabar6-Para perampok kuburan mencuri ratusan artefak pra-Hispanik, berupa mumi dan barang bersejarah lainnya, yang berada dalam gua di Peru untuk dijual di pasar gelap, karena percaya benda-benda tersebut adalah bangkai alien.

Adalah Leandro Rivera yang menemukan gua di wilayah Nazca, pantai selatan Peru, secara kebetulan. Daerah ini terkenal dengan garis Nazca, yaitu sayatan di dasar gurun yang membentuk burung dan hewan lain yang terlihat dari udara.

Geoglyph kuno, sebutan garis tersebut, telah lama menarik daya tarik orang-orang yang percaya pada makhluk luar angkasa. Jadi, melansir Yahoo, ketika menemukan gua tersebut, di mana dia menemukan sisa-sisa tubuh manusia dengan kepala memanjang dan yang tampak hanya tiga jari di masing-masing tangannya, Rivera mulai mengambil dan menjualnya.

Kisah Rivera menjadi sorotan setelah dua mumi cacat yang dia temukan berakhir di Meksiko pada dengar pendapat kongres tentang UFO dan kehidupan di luar bumi. Jurnalis Meksiko dan penggemar UFO, Jaime Maussan, memamerkannya sebagai tanda kehidupan di luar Bumi, namun klaimnya dibantah oleh para ilmuwan.

Rivera mengatakan, dia telah mengambil hingga 200 set jenazah dari gua sebelum ditangkap, dan beberapa di antaranya diselundupkan ke Prancis, Spanyol, dan Rusia. Besarnya penjualan tersebut memicu kekhawatiran akan pasar gelap atas hasil curian dari situs arkeologi Peru.

Mumi dan artefak pra-Hispanik lainnya, memiliki harga tinggi di pasar gelap. “Peru telah melakukan banyak upaya untuk mencoba dan mengendalikan perdagangan ini,” kata Christopher Heaney, seorang profesor sejarah Amerika Latin di Penn State University dan penulis ‘Empire of the Dead’, sebuah buku tentang mumi Peru.

Menurut UNESCO dan Organisasi Bea Cukai Dunia, perdagangan benda-benda budaya meningkat secara signifikan di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19 melanda, ketika para pedagang di pasar gelap memanfaatkan peralihan ke penjualan online, yang memberi mereka lebih banyak privasi dibandingkan berbelanja secara langsung.

“Jejaring sosial telah menjadi ruang penjualan karya seni dan barang antik yang berasal dari ilegal, dan sayangnya lalu lintas ini meningkat selama pandemi COVID-19,” terang Enrique Lopez-Hurtado, mantan koordinator sektor budaya UNESCO Peru.

Sulit bagi Peru, yang berbatasan dengan lima negara dan memiliki 27 penyeberangan perbatasan, untuk menghentikan barang-barang jarahan keluar dari negara tersebut. Di bandara internasional Lima, pemindai x-ray dipantau untuk mencari materi budaya dan mayoritas pelakunya adalah wisatawan.

Pemerintah Peru harus mengambil langkah tegas untuk melindungi situs arkeologi dan mencegah penjarahan. Upaya edukasi masyarakat tentang pentingnya situs warisan budaya juga perlu dilakukan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email