Kabar6-Berlimpah harta tapi tak punya nurani, sepertinya pas untuk menggambarkan apa yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) jutawan asal Kanada, eksekutif kasino bernama Rodney Baker dan istrinya, Ekaterina Baker, yang seorang aktris.
Bagaimana tidak, melansir theguardian, Rodney dan Ekaterina rela melakukan perjalanan lebih dari 1.000 mil demi mendapatkan vaksin COVID-19 yang sebenarnya ditujukan untuk masyarakat adat. Pasutri itu dikutuk secara luas setelah diketahui menyewa pesawat ke komunitas terpencil di wilayah Yukon, di mana mereka menyamar sebagai karyawan motel setempat agar bisa mendapatkan vaksin COVID-19.
Rodney dan Ekaterina didenda US$1.800 karena melanggar Undang-Undang Tindakan Darurat Sipil Yukon. Namun para pemimpin masyarakat berpendapat bahwa hukuman itu tidak signifikan bagi pasangan kaya tersebut.
Kemudian, Menteri Layanan Masyarakat Yukon, John Streicker, mengumumkan bahwa tiket pasangan itu telah ditahan, dan mereka telah diberi pemberitahuan untuk hadir di pengadilan. Jika terbukti bersalah, keduanya bisa menjalani hukuman hingga enam bulan penjara.
“Saya harus mengatakan saya marah dengan perilaku egois ini. Kami semua sebagai Yukoners sangat marah,” kata Menteri Streicker. “Saya merasa terganggu karena orang-orang memilih untuk membahayakan sesama orang Kanada dengan cara ini.”
Pasangan Rodney dan Ekaterina didakwa gagal mengisolasi diri selama 14 hari dan gagal bertindak sesuai dengan pernyataan mereka saat tiba di Yukon. Menteri Streicker mengonfirmasi bahwa Royal Canadian Mounted Police juga menyelidiki tindakan pasangan tersebut.
Sebuah tim vaksin keliling dikirim ke Beaver Creek, karena perawatan kesehatan yang terbatas dan populasi lansia, banyak di antaranya berasal dari White River First Nation.
Anggota First Nation, disebutkan Menteri Streicker, mengatakan bahwa mereka merasa ‘dilanggar’ oleh perilaku pasangan itu, yang juga mendorong para pejabat di wilayah tersebut untuk mengubah kriteria kelayakan vaksin.
“Siapa pun yang kartu sehatnya dikeluarkan di luar wilayah itu harus menunjukkan bukti domisili,” tegas Menteri Streicker.
Ditambahkan Menteri Streicker, dia mendengar bahwa pasangan itu tidak berusaha untuk meminta maaf kepada First Nation. Sementara Menteri Layanan Pribumi Kanada, Marc Miller, juga mengkritik perilaku pasangan Bakers itu.
“Saya memahami orang-orang kaya ini dan saya tidak akan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan dengan uang mereka, tetapi, Anda tahu, mungkin reparasi harus dilakukan pada tingkat tertentu,” ujar Menteri Miller.
Pasangan yang tidak tahu malu.(ilj/bbs)