Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengajak seluruh masyarakat untuk antisipasi atau mengendalikan demam berdarah dengar (DBD). Cara paling efektif adalah dengan melakukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M plus.
“Di antaranya menguras, menutup dan mendaur ulang barang-barang bekas di rumah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, Senin (13/5/2024).
**Baca Juga:7 Nama Diusulkan Gerindra Lebak untuk Pilbup, 3 di Antaranya Kader Internal
Menurutnya, peran aktif masyarakat dalam pencegahan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti sangat penting. Masyarakat dalam Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) di rumahnya masing-masing.
Allin jelaskan, gerakan G1R1J minimal dilaksanakan satu minggu sekali. Kader jumantik di setiap anggota rumah tangga periksa temuan genangan air seperti di belakang kulkas, rak cucian piring, tempat minum ternak dan lain sebagainya yang mesti dibuang.
“DBD sendiri merupakan penyakit yang dapat dicegah serta dikendalikan, Kota Tangerang Selatan merupakan daerah endemis DBD,” jelasnya.
Allin menyatakan endemis karena dalam tiga tahun terakhir selalu melaporkan kejadian kasus DBD di Kota Tangsel. Tercatat sejak 01 Januari sampai dengan 11 Mei 2024 sebanyak 461 kasus DBD.
Hingga kini tercatat sepanjang periode 2024 tidak ada kasus kematian akibat DBD. Sedangkan pada 2023 jumlah warga yang positif DBD sebanyak 420 kasus.
Laporan bulanan kasus DBD periode tahun ini, Januari 70 kasus; Februari 131 kasus; Maret 167 kasus; April 71 kasus; dan sampai pekan kedua Mei 2024 sebanyak 22 kasus.
“Dari data tersebut grafik laporan bulanan di bulan April dan Mei kasus DBD sudah bisa dikendalikan,” tegas Allin.
Adapun kecamatan dengan kasus tertinggi sejak 01 Januari sampai dengan 11 Mei 2024 yaitu, Kecamatan Pamulang 91 kasus; Kecamatan Serpong 86 kasus, Kecamatan Ciputat 73 kasus.
Kemudian di Kecamatan Pondok Aren 65 kasus, Kecamatan Serpong Utara 63 kasus, Kecamatan Setu 42 kasus dan Kecamatan Ciputat Timur 41 kasus.
Allin bilang, untuk upaya pengendalian program DBD di Kota Tangsel untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging wilayah yang terjadi penularan kasus DBD. Berdasarkan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas dibantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah
“Serta upaya yang sudah dilaksanakan di bulan April dan minggu ke dua bulan Mei,” ucapnnya
Yaitu, pemberian larvasida selektif untuk daerah atau RW/RT endemis DBD, fogging focus, penyuluhan DBD, rapat Jumantik, rapat pokja dan Pokjanal DBD, Sertifikasi RW Bebas Jentik. Meliputi di RW 07 Kel. Ciater; RW 07 Kelurahan Serpong dan RW 01 Kelurahan Serpong.(Adv)