1

Sarapan Jamur Hindari Kalori yang Berlebihan

Kabar6-Menjadi kenyang saat sarapan bukan berarti Anda harus makan sebanyakbanyaknya, lho. Sebuah studi dalam jurnal Appetite menunjukkan bahwa Anda bisa mengganti daging dengan jamur dalam beberapa menu makanan.

Ya, mengonsumsi sarapan kaya jamur bisa mengurangi rasa lapar dan membuat lebih kenyang, sehingga seperti dikutip Antara, Anda pun dapat menghindari makan ekstra kalori di waktu berikutnya.

“Ada manfaat nutrisi yang baik bila mengganti jamur dengan daging atau sebaliknya dalam beberapa makanan,” kata Joanne Slavin penulis studi sekaligus Profesor di University of Minnesota di Amerika Serikat.

Peneliti ingin mencocokkan jumlah protein dalam jamur dan daging yang pada dasarnya mengendalikan pengaruh protein dengan kenyang. Hasilnya, mereka menemukan kedua jenis makanan ini mengandung jumlah kalori yang sebanding.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan rasa kenyang dan konsumsi jamur (jamur kancing putih 226 gram) dan daging (28 gram) selama 10 hari. Para partisipan dalam studi mengonsumsi dua porsi jamur atau daging selama 10 hari. ** Baca juga: Tidak Sekadar Pelengkap Makanan, Acar pun Miliki Manfaat untuk Kesehatan

Dalam hasil diperlihatkan perbedaan yang signifikan pada penilaian kenyang antara konsumsi jamur dan daging. Partisipan melaporkan secara signifikan lebih sedikit merasa lapar, dan lebih kenyang setelah sarapan jamur dibandingkan sarapan dengan menu daging.(ilj/bbs)




Tidak Sekadar Pelengkap Makanan, Acar pun Miliki Manfaat untuk Kesehatan

Kabar6-Beberapa jenis makanan tidak lengkap jika tanpa ‘ditemani’ acar, yaitu jenis awetan makanan yang memakai cuka dan air garam. Biasanya yang dibuat acar adalah timun, cabai, bawang, tomat, dan sebagainya. Acar umumnya disajikan sebagai hidangan pelengkap, dimakan bersama hidangan utama.

Ternyata acar bukanlah sekadar pelengkap makanan. Karena lebih dari itu she.id, menurut konsep Yin dan Yang, dikutip dari she.id, acar adalah penyeimbang dari masakan penuh rempah yang membuat tubuh menjadi hangat. Acar berfungsi untuk menetralisir (panas).

Makanan penuh rempah yang membuat tubuh hangat adalah santapan yang cocok di daerah sejuk seperti pegunungan. Namun, makanan seperti itu sebaiknya dilengkapi dengan “pendingin” seperti acar, bila disajikan di daerah panas atau pesisir. ** Baca juga: Bagaimana Agar Gula Darah Tetap Stabil?

Apakah Anda pun salah satu penyuka acar? (ilj/bbs)




Bagaimana Agar Gula Darah Tetap Stabil?

Kabar6-Salah satu tolak ukur kesehatan seseorang adalah pola makan dan gaya hidup yang dijalani dalam keseharian. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa beberapa makanan yang tersaji sebenarnya tidak baik bagi kesehatan.

Padahal, kurang tepat dalam mengonsumsi makanan bisa seseorang menderita beberapa penyakit merugikan, antara lain meningkatnya kadar gula dalam darah. Dilansir Health, berikut adalah beberapa hal yag sebaiknya dilakukan agar gula darah tetap stabil:

1. Konsumsi protein & serat
Stabilkan gula darah dengan mengonsumsi protein dan serat yang mudah larut. Menurut Brierley Horton, MS, RD, konsultan nutrisi, jika hal ini diabaikan maka gula darah akan terhambat sehingga Anda merasa lapar serta ingin makan lagi. Pilihan camilan yang disarankan antara lain telur rebus atau sayuran.

2. Siapkan makanan sehat di waktu makan berikutnya
Mengonsumsi makanan manis membuat Anda ingin lebih banyak makanan tak sehat. Letakkan makanan sehat di atas meja makan sehingga tidak akan tergoda untuk memesan makanan dari luar.

3. Konsumsi probiotik
Sebuah studi dari Oregon State University menunjukkan bahwa bakteri ‘buruk’ di usus memakan gula yang dikonsumsi dan ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang. Jadi bila Anda sudah terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, cobalah konsumsi probiotik. ** Baca juga: Hindari 5 Kebiasaan yang Bikin Warna Gigi Jadi Kuning

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Hindari 5 Kebiasaan yang Bikin Warna Gigi Jadi Kuning

Kabar6-Setiap orang tentu ingin memiliki gigi putih bersinar. Sayangnya, ada banyak kebiasaan yang bisa menyebabkan warna gigi menjadi kuning. Bahkan di antaranya disebabkan oleh produk kebersihan gigi itu sendiri. Dilansir Prevention, berikut adalah beberapa penyebab yang bisa membuat gigi menjadi kuning:

1. Obat kumur
Penggunaan obat kumur yang salah bisa membuat air liur semakin berkurang, hal ini akan membuat mulut kering. Air liur sendiri adalah kombinasi mineral, enzim, dan senyawa oksigen yang menjaga keseimbangan pH di mulut, saat produksi air berlurang maka bisa mengikis enamel dan membuat gigi mudah terlapisi kotoran.

2. Terlalu banyak konsumsi buah tinggi asam
Jeruk, tomat, nanas dan beragam buah yang kandungan asam yang tinggi sebaiknya jangan terlalu sering dikonsumsi, sebab asam pada makanan ini bisa mengikis enamel yang bisa membuat gigi berubah menguning. Sebagai alternatif, Anda bisa memilih buah yang bisa memutihkan gigi seperti stroberi, apel dan Blueberry.

3. Konsumsi kafein berlebihan
Mengonsumsi minuman berkafein dalam jumlah banyak setiap hari bisa membuat lapisan gigi sensitif dan akhirnya membuat gigi mudah terkotori. Anda sebaiknya mengurangi asupan minuman berkafein atau minum dengan menggunakan sedotan.

4. Merokok
Bahan kimia dalam rokok memiliki efek pewarnaan pada gigi karena menempel pada email, dan semakin lama Anda merokok, semakin mudah gigi menguning. Merokok juga bisa membuat masalah kesehatan mulut lainnya seperti penyakit gusi dan mengeroposan gigi.

5. Jarang bersihkan gigi
Menggosok gigi saja tidak cukup, Anda perlu melakukan pembersihan gigi setidaknya enam bulan sekali ke dokter gigi. Kebiasaan jarang membersihkan gigi ini membuat kotoran yang menumpuk semakin sulit dibersihkan yang bisa membuat gigi terlihat menguning. ** Baca juga: Apa Sih Beda Lari di Dalam & Luar Ruangan?

Yuk, hindari kelima kebiasaan tadi agar gigi tetap putih.(ilj/bbs)




Apa Sih Beda Lari di Dalam & Luar Ruangan?

Kabar6-Olahraga lari selain murah juga bisa dilakukan di mana saja, baik di dalam ruangan dengan menggunakan treadmill, maupun di udara terbuka, dan dapat dilakukan kapan saja. Sebenarnya adakah perbedaan antara lari di dalam dan di luar ruangan? Dilansir ghumi.id, berikut uraiannya:

1. Energi
Ternyata untuk urusan energi yang dikeluarkan, lari di luar ruangan lebih memakan banyak energi dibandingkan dengan lari di dalam ruangan. Ada banyak faktor eksternal yang memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras. Dari mulai kelembapan udara hingga kontur track lari yang belum tentu datar.

2. Kecepatan
Mungkin banyak dari kita mengira kalau lari dengan treadmill lebih cepat dibandingkan di luar ruangan. Pasalnya, treadmill lebih konstan dan bisa diukur kecepatannya.
Namun sebuah penelitian mengatakan sebaliknya. Lari di luar ruangan ternyata menghasilkan kecepatan lebih cepat dibandingkan dengan treadmill. Makanya ada istilah treadmill slow you down.

Sementara ini para ahli berhipotesa mungkin efek gerak objek membuat otak memacu otot lebih kencang dalam berlari. Bisa dibilang hanya sensasinya saja yang berbeda sehingga memberi efek luar berbeda.

3. Cedera
Lari di luar ruangan paling berisiko misalnya yang berkaitan dengan keramaian lalu lintas, terpapar polusi udara secara langsung, dan tentu saja terpapar panas matahari secara langsung. Sementara pada treadmill hanya cedera pada otot dan ligamen saja. ** Baca juga: Punya Lemak di Perut Tidak Selalu Merugikan

Jadi lari di dalam atau luar ruangan yang menjadi pilihan Anda?(ilj/bbs)




Punya Lemak di Perut Tidak Selalu Merugikan

Kabar6-Lemak perut biasanya dikaitkan dengan kelebihan berat badan. Nyatanya, tidak semua perut gendut disebabkan karena kelebihan lemak, namun bisa saja pencernaan Anda tidak bekerja maksimal, sehingga makanan menumpuk di usus dan tidak tercerna dengan baik.

Sebenarnya apa saja kelebihan lemak perut itu sendiri, dan seberapa aman bagi kesehatan? Dilansir Dailymail, terdapat sel khusus yang tersimpan dalam lemak perut, dan mereka lebih efektif dalam melawan infeksi ketimbang sel kekebalan tubuh lainnya.

Sebuah studi National Institutes of Health menemukan, bahwa sel T yang ditemukan di seluruh tubuh, sangat padat berada dalam jaringan lemak, termasuk di perut. Para peneliti menemukan, lemak perut mampu melawan infeksi dan juga bakteri. Temuan ini menunjukkan, transplantasi lemak suatu hari nanti dapat dilakukan untuk melawan penyakit yang mungkin fatal.

Tidak hanya itu, lemak perut juga merupakan ‘persediaan’ energi bagi kita, yang bisa menjaga suhu dan sistem tubuh. Namun peran lemak dalam sistem kekebalan tubuh belum dipahami dengan baik. ** Baca juga: Kerap Makan Ampela & Hati Ayam Tidak Baik Bagi Kesehatan?

Sementara itu, terlalu banyak lemak dapat membuat tubuh tidak seimbang dan melemahkan sistem kekebalan. Namun masih perlu banyak penelitian untuk memastikan peran lemak perut yang sebenarnya. Peneliti berharap, jika kita tidak perlu terlalu panik jika perut mulai berlemak. Tapi pastikan Anda juga selalu aktif bergerak dan berolahraga.(ilj/bbs)




Kerap Makan Ampela & Hati Ayam Tidak Baik Bagi Kesehatan?

Kabar6-Tidak sedikit orang yang menyukai olahan makanan berbahan dasar hati dan ampela ayam. Namun meskipun mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh seperti Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin E, Vitamin K, dan Vitamin B12, hati serta ayam ternyata mengandung kolesterol tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Sama halnya seperti hati manusia, ternyata hati ayam juga berfungsi menyaring racun dalam tubuh sehingga di dalamnya berisiko mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan. Dilansir Intipslagi, berikut adalah penyakit yang ditimbulkan akibat terlalu sering atau berlebihan mengonsumsi ampela dan hati ayam:

1. Sebabkan penyakit jantung
Ampela dan hati ayam mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi, sehingga dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah apabila dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, kolesterol dan lemak jahat berpotensi sebabkan penyumbatan pada pembuluh darah menuju jantung yang jika dibiarkan dapat berisiko menjadi penyakit jantung.

2. Kelebihan berat badan/obesitas
Dalam hati ayam terkandung lemak jenuh yang tinggi, sehingga mengonsumsinya secara berlebihan dapat sebabkan kegemukan atau obesitas.

3. Rematik & asam urat
Selain mengandung lemak dan kolesterol tinggi, ternyata dalam hati ayam juga terdapat zat purin yang dapat menyebabkan nyeri persendian akibat rematik dan asam urat.

4. Tekanan darah tinggi/hipertensi
Kolesterol jahat pada ampela dan hati ayam berisiko menumpuk dan mengendap dalam pembuluh darah. Padahal tersumbatnya pembuluh darah secara terus menerus dapat sebabkan tekanan darah tinggi/hipertensi.

5. Rusak kecantikan kulit
Kandungan lemak dan kolesterol tidak hanya merusak kesehatan tubuh, tapi juga kecantikan kulit. Kolesterol yang menumpuk pada lapisan kulit dapat menyumbat syaraf dan merusak jaringan kolagen sehingga kulit berkurang elastisitasnya dan terlihat kering/kusam. ** Baca juga: 7 Jenis Makanan Berikut Ternyata Punya Waktu Santap yang Tepat, Lho

Jadi batasi konsumsi ampela dan hati ayam dalam menu sehari-hari, karena sesuatu yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan.(ilj/bbs)




7 Jenis Makanan Berikut Ternyata Punya Waktu Santap yang Tepat, Lho

Kabar6-Apa yang Anda konsumsi akan berpengaruh besar pada kesehatan tubuh. Namun tahukah Anda, ternyata ada waktu tertentu yang tepat dan lebih sehat untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan?

Sebuah penelitian mengungkapkan, mengonsumsi makanan tertentu pada waktu yang tepat akan membantu Anda memperoleh manfaat kesehatan yang maksimal dari makanan tersebut. Dikutip dari berbagai sumber, berikut tujuh jenis makanan yang dimaksud:

1. Cokelat
Cokelat tidak baik dikonsumsi sepanjang waktu dalam sehari. Konsumsilah cokelat hanya pada saat sarapan dengan porsi wajar atau cukup satu potong saja. Mengonsumsi cokelat dalam sehari penuh sama artinya Anda sedang ‘menabung’ lemak dalam tubuh.

2. Daging
Waktu yang tepat untuk mengonsumsi daging adalah saat siang hari, karena jenis makanan ini kaya akan zat besi yang mampu memberikan oksigen pada sel-sel tubuh dan organ tubuh lainnya. Hal ini tentu dapat meningkatkan energi tubuh dan membuat Anda terhindar dari penyakit setelah lelah bekerja. Namun bila dikonsumsi lima jam sebelum tidur, bisa mengganggu sistem pencernaan tubuh.

3. Kacang-kacangan
Mengonsumsi kacang-kacangan saat siang hari sangat dianjurkan karena bisa memasok asam lemak omega-3 ke dalam tubuh, yang dapat melancarkan peredaran darah, menyeimbangkan tekanan darah dan menyehatkan paru-paru. Tidak disarankan mengonsumsi kacang-kacangan saat waktu makan malam, karena bisa menambah berat badan.

4. Pasta
Pasta kaya akan serat yang bagus untuk membuang racun dalam tubuh. Menurut penelitian, pasta mampu mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 40 persen. Jadi pasta sangat cocok dikonsumsi saat sarapan atau makan siang. Namun jika dikonsumsi pada malam hari, pasta bisa menambah berat badan karena tinggi kalori.

5. Pisang
Pisang juga kaya akan serat yang baik untuk meningkatkan sistem pencernaan dan ampuh untuk mengatasi sakit maag. Namun pisang tidak baik dikonsumsi saat malam hari karena bisa mengganggu sistem pencernaan selama tubuh sedang beristirahat ketika tidur. Selain itu, pisang juga bisa meningkatkan produksi air lendir.

6. Gula
Makanan yang mengandung gula bagus dikonsumsi saat pagi hari karena kaya akan kalori yang bisa memasok energi untuk beraktivitas seharian penuh. Namun jangan mengonsumsi makanan yang mengandung gula pada saat malam hari karena bisa membuat berat badan bertambah.

7. Nasi
Nasi sebaiknya disantap saat sarapan dan makan siang karena kaya akan karbohidrat yang bisa memasok energi untuk tubuh. Namun jangan mengonsumsi nasi sebelum tidur karena bisa menambah berat badan. ** Baca juga: Kentang Berwarna Hijau Berbahaya?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Kentang Berwarna Hijau Berbahaya?

Kabar6-Umumnya bagian kulit kentang berwarna kuning kecoklatan yang cerah. Karena itulah sebagian besar orang mengatakan bahwa kentang berwarna hijau mengandung racun atau beracun. Benarkah demikian?

Faktanya kentang yang berubah menjadi hijau, seperti dilansir NYT, karena mengandung banyak senyawa solanin, racun yang bisa menyebabkan sakit kepala, mual dan masalah neurologis. Menurut ahli kesehatan, kentang hijau itu memang beracun dan bukan sekadar mitos belaka.

Secara alami, kentang memproduksi senyawa solanin untuk mempertahankan diri dari hama. Dan ketika solanin terkena temperatur yang hangat, maka warnanya akan berubah menjadi lebih cerah.

Meskipun warna hijau pada kentang disebabkan oleh tingginya kadar klorofil ini tidak berbahaya, bisa jadi hal itu tanda kadar solanin sangat tinggi yang diproduksi bersamaan dengan klorofil.

Menurut laporan Alexander Pavlista, profesor agronomi dan hortikultura di University of Nebraska, pria seberat 100 pon bisa jatuh sakit bila mengonsumsi 16 ons kentang hijau. ** Baca juga: Konon, Ini Makanan Super 2018 yang Paling Dicari

Agar kadar solanin tidak berkembang, biasanya kentang akan disimpan di tempat yang sejuk sebelum dijual ke pasaran. Namun jika kentang rasanya pahit, sebaiknya jangan dikonsumsi karena kemungkinan besar kentang tersebut beracun.(ilj/bbs)




Konon, Ini Makanan Super 2018 yang Paling Dicari

Kabar6-Sebenarnya tren ‘makanan super’ sudah mulai populer sejak tahun lalu. Beberapa bahan makanan yang diklaim punya kandungan super, dijadikan sebagai menu andalan, antara lain seperti smoothies dengan topping granola, biji chia, dan buah-buahan atau camilan sehat berbahan dasar sayur, seperti keripik kale.

Nah pada 2018 ini, dikutip dari Bintang, diprediksi ada beberapa makanan super yang paling dicari. Apa sajakah itu?

1. Makanan vegetarian
Berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tak mengandung susu. Makanan yang awalnya dianggap kelas dua, seperti tempe, tahu, dan sayur, akan semakin digemari. Bahan olahan dari gandum seperti quinoa juga diprediksi akan semakin banyak dikonsumsi sebagai pengganti tekstur daging.

2. Cuka apel
Bahan makan berbentuk cair ini salah satunya digunakan sebagai dressing salad. Khasiat yang terkandung dalam cuka apel dipercaya mampu mengontrol berat badan dan menurunkan kadar gula darah.

3. Ganggang laut
Organisme laut mikroskopis atau berukuran kecil ini mengandung berbagai zat penting untuk tubuh, seperti omega 3, klorofil, dan yodium. Organisme ini juga mudah dikembangbiakkan sehingga menjadi harapan sumber makanan baru untuk manusia.

4. Adaptogen
Kelompok tumbuhan adaptogen memiliki kandungan senyawa yang dapat menurunkan adrenalin seseorang dan juga sebagai antiperadangan. Tumbuhan yang termasuk adaptogen seperti rosemary, kunyit, dan gingseng dipercaya sebagai penangkal stres yang efektif sehingga diprediksi akan makin populer tahun ini. ** Baca juga: Yeaay, Menjomblo pun Miliki Manfaat Bagi Kesehatan

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)