oleh

Buang Pembalut Bekas, Karyawati Pabrik di Kenya Dipaksa Lepas Pakaian

image_pdfimage_print

Kabar6-Kejadian tak mengenakkan menimpa karyawati pabrik keju, Brown’s Food Company, di Kenya yang dipaksa menanggalkan pakaian mereka, untuk memeriksa siapa yang sedang menstruasi.

Bagaimana kisahnya? Melansir Wion, kejadian berawal saat seseorang membuang pembalut bekas di tempat sampah yang salah, hingga membuat manajer perusahaan mengumpulkan para pekerja wanita untuk mencari tahu pelakunya, namun tidak seorang pun mengaku. Kemudian, pihak perusahaan memaksa mereka melepas pakaian. Pihak perusahaan mengatakan, mereka telah menangguhkan manajer tersebut sembari menunggu penyelidikan.

Polisi di Limuru mengungkapkan, tiga orang menghadapi tuduhan penyerangan tidak senonoh atas insiden itu setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh. Ditambahkan, insiden serupa terjadi di perusahaan lain di daerah tersebut.

“Kami telah menyimpulkan bahwa tindakan merendahkan dan mempermalukan telah berlangsung lama. Saya ingin memperingatkan manajemen perusahaan di mana pun bahwa keadilan akan segera diberikan kepada semua korban mereka,” kata Philip Mwania, kepala polisi setempat.

Dalam sebuah video yang diunggah ke Facebook, Senator Gloria Orwoba mengatakan bahwa dia telah menerima ‘panggilan darurat’ tentang apa yang terjadi. ** Baca juga: Insomnia Akut, Pria Vietnam Ini Klaim Tidak Tidur Selama 60 Tahun

“Seorang manajer menemukan pembalut bekas di salah satu tempat sampah dan dari apa yang saya kumpulkan, tempat sampah itu tidak dimaksudkan untuk pembuangan pembalut,” ujar Senator Orwoba.

“Manajer awalnya mengumpulkan para wanita untuk menanyakan siapa yang bertanggung jawab dan ketika dia tidak mendapat jawaban, dia merasa perlu mencari tahu siapa yang sedang menstruasi, sehingga dia dapat menghukum orang yang membuang pembalut sembarangan,” tambah Senator Orwoba, yang berkampanye menentang menstruasi sebagai sesuatu yang memalukan.

Menurut Orwoba, perusahaan tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan karyawan mereka. Dalam pernyataan di situs web-nya, Brown’s Food Company mengatakan sedih dan persoalan tersebut tidak mencerminkan prosedur perusahaan secara keseluruhan.

“Kami akan lebih lanjut melibatkan pakar kesehatan wanita untuk membantu menyadarkan staf, meningkatkan komunikasi, dan memperkuat kebijakan dan prosedur kami yang ada,” demikian bunyi pernyataan perusahaan.

Brown’s Food Company menambahkan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan independen.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email