oleh

BIN Gelar Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Sekolah

image_pdfimage_print

Kabar6 – Sesuai dengan amanat UU 17 tahun 2011, Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN) bertugas melakukan deteksi dini dan cegah dini berbagai ancaman, termasuk Pandemi Covid-19, maupun wabah lainnya yang dianggap dapat mengancam kehidupan dan eksistensi bangsa Indonesia.

BIN melalui Tim Veloz menggelar Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), edukasi dan terus melakukan berbagai aksi nyata dalam rangka melaksanakan deteksi cegah dini, upaya dekontaminasi, pembagian, hand sanitizer dan masker kepada guru dan siswa di SMK Negeri 1 Tangerang Selatan (Tangsel), Ciater, Minggu (20/12/2020).

Ketua Tim Velox BIN, Akbar Ariono menjelaskan bahwa tempat umum seperti sekolah, memiliki potensi adanya penularan atau penyebaran Covid-19 sehingga dipandang perlu dilaksanakan penyemprotan disinfektan. Selain itu kegiatan sosialisasi, edukasi dan penyemprotan disinfektan ini juga sebagai salah satu upaya persiapan terkait rencana penyelenggaraan sekolah tatap muka di masa mendatang.

“Kita semua tentunya berharap pandemi Covid-19 ini dapat segera reda dan berakhir. Kita juga harus siap untuk menjalani tatanan Adaptasi Kebiasaan Baru, dimana kita semua bisa kembali beraktivitas, kembali produktif, namun tetap aman dari Covid-19. Dengan semangat kebersamaan dan gotong-royong kita pasti dapat lalui pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Diketahui, lebih dari 10 bulan terakhir, BIN hadir sebagai perwakilan pemerintah, telah banyak melakukan berbagai aksi nyata untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti kegiatan sosialisasi, edukasi, dan dekontaminasi yang telah dilaksanakan di beberapa tempat yaitu fasilitas tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan vihara.

**Baca juga: Yuk, Hindari Bau Badan Tak Sedap dengan 4 Cara Sehat

Sementara Dokter dari Tim Velox BIN, Jaresh Clinton menjelaskan bahwa penularan airborne dapat terjadi di ruangan tertutup yang tidak ada sirkulasinya. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan pembelajaran tatap muka mendatang dengan harapan tidak adanya penularan melalui airborne.

“Sirkulasi yang baik akan menjadi syarat jika sekolah dibuka kembali, yakni harus memiliki ventilasi udara yang baik, ada cahaya matahari yang masuk dengan sirkulasi pergantian udara, baik AC maupun kipas angin. Misalnya jika menggunakan AC jangan ditutup semuanya, walaupun akan menjadi panas,” imbuh Jaresh.(Fit)

Print Friendly, PDF & Email