Manager SPBU 34-15317, Leo Budi, menceritakan, Senin kemarin sekitar pukul 14.30 WIB datang sebuah mobil Toyota Rush warna putih bernopol B 482 UCI.
Mobil yang dikenderai oleh pelanggan bernama Luciana Eveline ini hendak mengisi bahan bakar jenis premium, tapi masuk ke SPBU melalui pintu keluar.
“Oleh Priyatna, ibu itu ditegur karena letak mobilnya menyerong dan menghalangi kendaraan lain yang mau lewat. Tapi ibu yang ditegur malah tidak terima dan marah-marah,” ujar Leo kepada wartawan diruangan kerjanya, Selasa (3/9/2013).
Sambil memaki petugas, Luciana memperlihatkan sebuah kartu kepada para pegawai SPBU sambil mengancam akan melaporkan ke suaminya. Sementara petugas SPBU yang mempersilahkan untuk menyelesaikan masalah malahan dianggap menantang.
Hanya berselang sekitar 20 menit kemudian, terang Leo, Marcos datang ke SPBU dan langsung mencari-cari Priyatna. Oknum jaksa itu bahkan sampai berkeliling di area SPBU karena orang yang dicarinya tidak terlihat.
“Beberapa pegawai saya mengajak masuk untuk dibicarakan dan diselesaikan masalahnya. Kita sudah sopan kok menerima dan mengajaknya bicara,” terang Leo.
Ketika berunding di ruang kantor SPBU, Marcos terus memaki-maki para pegawai dengan nada mengancam agar tidak main-main kepadanya. “Ya udah mendingan kita berantem aja,” ujar Leo menirukan tantangan Marcos.
Sambil menantang berkelahi, Marcos meletakan benda diduga Senpi jenis FN di atas meja sambil menggebrak. Melihat Senpi, seorang petugas SPBU bernama Pindah Iskandar (35) akhirnya jatuh pingsan.
Sementara Priyatna yang panik melihat salah seorang rekannya jatuh pingsan langsung memanggil rekan-rekannya untuk memberikan pertolongan.
Pindah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Sari Mulia, Kunciran, Kota Tangerang, yang lokasinya berada tidak jauh dari rumahnya.
“Pas Pindah tergeletak di lantai, dia (Marcos) cuek saja. Sama sekali tidak membantu menolong,” ujar Leo sembari menyebut bahwa di plat nomor polisi mobil Marcos ada lambang Kejaksaan.(yud/tur)