oleh

Bak Mesin Cetak Uang Pribadi, Pria di Australia Ini Bisa Tarik Dana dari ATM Tanpa Terdeteksi Bank

image_pdfimage_print

Kabar6-Dan Saunders, pria yang tinggal di Wangaratta, kota di sebelah utara Melbourne, Australia, secara tidak sengaja menemukan ‘kelemahan sistem’ yang membuat pria itu bisa menarik uang hingga sekira Rp25 miliar dari mesin ATM tanpa diketahui bank.

Bagaimana Saunders bisa menemukan ‘kesalahan teknis dan kelemahan sistem’ yang membuatnya dapat menarik uang dari ATM tanpa terdeteksi bank? Melansir Vice, berawal pada suatu malam saat berada di bar, Saunders ingin mengecek saldo rekeningnya melalui ATM dan mendapatkan pesan, ‘informasi saldo tak tersedia’. Pria itu lantas mentransfer 200 dollar Australia dari rekening kartu kredit ke rekening tabungan, tetapi informasi di layar menyebutkan ‘transaksi batal’, dan kartu langsung keluar dari mesin ATM. “Saya pikir ini aneh sekali,” kata Saunders.

Meski merasa aneh, Saunders mengecek apakah ia bisa menarik uang 200 dollar Australia dari rekening tabungannya, yang ternyata berhasil dilakukan. Ketika dalam perjalanan pulang dan melewati mesin ATM yang sama, Saunders iseng memindahkan uang 200 dollar Australia dan menariknya, yang lagi-lagi uangnya keluar.

Ia mencoba lagi, kali ini mentransfer 500 dollar Australia dan 600 dollar Australia dari rekening kartu kredit ke rekening tabungan, dan ternyata uangnya juga bisa ditarik. “Seperti sulap,” kata Saunders.

Dan itu terjadi terus menerus, berapa pun uang yang ia transfer dari dua rekening yang dimiliki, uangnya bisa diambil. Hal yang menarik, semua transaksi aneh ini hanya terjadi pada dini hari.

Dari sini, Saunders menyadari ada ‘kelemahan sistem’ yang hanya terjadi pada pukul 01.00 hingga 03.00 waktu setempat, ketika mesin ATM dalam status offline, terputus dari jaringan bank.

‘Kelemahan sistem’ membuat Saunders langsung menjadi jutawan. Ia pun seperti ketagihan menarik uang. “Saya seperti manusia goa yang menemukan api,” ujar Saunders. Alhasil, Saunders selama beberapa bulan mengadakan pesta-pesta mewah, menyewa jet pribadi, dan membantu teman-temannya melunasi uang kuliah.

Saunders sempat menghubungi pihak bank, dan dikatakan ‘tidak ada yang aneh’ dengan rekeningnya. Namun Saunders dihantui rasa bersalah dan hidupnya menjadi tidak tenang.

Pada Juni dan Juli 2011, Saunders mengontak bank. Pihak bank mengatakan, polisi akan menghubungi, tetapi penjemputan oleh polisi tak pernah terjadi. Setelah mengontak bank, Saunders sengaja tampil di sejumlah media untuk menceritakan kisahnya ‘membobol’ ATM.

Baru pada 2014, aparat penegak hukum turun tangan, Saunders menghadapi dakwaan penipuan dan pencurian serta dijatuhi hukuman penjara satu tahun serta kerja sosial selama 18 bulan.

Pada Mei 2016, Saunders bebas dan kembali menekuni pekerjaan menjadi bartender. “Saya banyak belajar…bahwa kita ini saat menghadapi godaan, kita mudah kehilangan diri kita yang sebenarnya…tetapi (sekarang) perlahan-lahan saya kembali ke diri saya yang dulu,” ujar Saunders.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email