1

Kejagung Ditenggat 14 Hari Periksa Berkas Perkara Ferdy Sambo Cs

Kabar6.com

Kabar6-Kejaksaan Agung menerima pelimpahan berkas perkara pembunuhan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Kasus sadistis ini menyeret bekas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Irjen Ferdy Sambo bersama anak-anak buahnya.

“Pelimpahan berkas perkara tahap 1 atas nama empat tersangka,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana lewat siaran pers yang diterima redaksi kabar6.com, Jum’at (19/8/2022).

Ia menyebutkan, keempat tersangka antara lain:

1. Tersangka FS, dengan berkas perkara nomor: BP/31/SUBDIT I/VIII/2022/DIT-TIPIDUM tanggal 19 Agustus 2022.

2. Tersangka REPL, dengan berkas perkara nomor: BP/30/SUBDIT I/VIII/2022/DIT-TIPIDUM tanggal 19 Agustus 2022.

3. Tersangka RRW, dengan berkas perkara nomor: BP/32/SUBDIT I/VIII/2022/DIT-TIPIDUM tanggal 19 Agustus 2022.

4. Tersangka KM, dengan berkas perkara nomor: BP/33/SUBDIT I/VIII/2022/DIT-TIPIDUM tanggal 19 Agustus 2022.

Keempat tersangka kena jeratan berlapis disangka melanggar Pasal 340 KUHP jo. Pasal 338 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 56 ke-1 KUHP.

**Baca juga: Nikita Mirzani Jalani Wajib Lapor, Sempat Klarifikasi Kedekatan dengan Ferdy Sambo

“Selanjutnya berkas perkara tersebut akan dilakukan penelitian oleh Jaksa Peneliti (Jaksa P-16) yang ditunjuk dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari untuk menentukan apakah berkas perkara dapat dinyatakan lengkap atau belum secara formil maupun materiil (P.18),” jelas Ketut.

Selama dalam penelitian berkas perkara dan untuk mengefektifkan waktu yang diberikan oleh undang-undang, jaksa jeneliti akan melakukan koordinasi dengan penyidik guna mempercepat penyelesaian proses penyidikan.(yud)




Suvarna Sutera di Tangerang Dicecar soal Irigasi Cegah Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Perwakilan dari PT Delta Mega Persada tak berkutik saat dipanggil dalam rapat dengar pendapat di DPRD Kabupaten Tangerang. Pemanggilan menyusul aduan dari kelompok masyarakat sekitar Desa Wana Kerta, Sindang Jaya yang protes pemukiman sekitar terendam banjir.

Pengembang kawasan Suvarna Sutera menghadirkan tim perencanaan. Mereka sempat memaparkan rencana pembangunan kawasan hunian tersebut, tapi ternyata dianggap tidak memuaskan.

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang, M Ali mengatakan, dengan dibuatnya aliran air tanpa tandon tidak menjadi masalah di dalam perumahan. Namun masalah seriusnya justru bagi warga yang berada di ujung aliran.

“Nah itu, dengan dibikinnya saluran yang bapak bikin itu kan kalau dari perumahan its ok. Tapi di ujungnya itu tidak ada penampungan, los ke kali warga. Nah permasalahannya itu, ketika penghujan besar tidak tertampung di belakang, otomatis lah pesawahan dan lain-lan itu kebanjiran termasuk rumah-rumah warga yang di belakang itu,” katanya di Tigaraksa, Kamis (18/8/22).

Di lokasi sama, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Iwan Firmansyah menegaskan, kaitannya dengan aliran irigasi yang mengarah ke permukiman warga pihaknya mengusulkan sistem Zero Run Off agar tidak berimbas kepada masyarakat sekitar.

“Dari rencananya, tadi yang sudah saya sampaikan Zero Run Off. Kan Zero nol pak ya, nah itu maksud saya konsep seperti itu di ujungnnya” tegas Iwan.

Perwakilan dari pengembang mengklaim mengusahakan konsep Zero Run Off dalam kawasan.

**Baca juga: Pemkab Tangerang Target PAD 2022 dari Pajak Rp 3 Triliun

“Jadi seperti tadi bapak sampaikan juga ya, untuk area kawasan ini kita usahakan untuk nantinya juga Zero Run Off. Tidak berimbas dengan keluaran dari kondisi awal pada saat sebelum adanya pembangunan” ujarnya.

Diketahui, drainase zero run off adalah drainase kawasan yang berfungsi mengalirkan air limpasan yang dibuang ke luar kawasan atau ke saluran kota dapat direncanakan sekecil mungkin hingga dicapai nol persen. (Rez)




Korupsi Dana PIP SMPN 17 Tangsel, 4 Pejabat Kementerian Dipanggil

Kabar6.com

Kabar6-Hari ini kejaksaan negeri (Kejari) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memanggil pejabat kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Keterangan para saksi itu berkaitan dengan kasus dugaan tindak pidana korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMP Negeri 17, Pamulang.

“Ada empat orang saksi yang hari ini kita mintai keterangan,” kata Kepala Kejari Tangsel, Aliansyah kepada wartawan di kawasan Serpong, Jum’at (19/8/2022).

Kasus menilep dana bantuan pendidikan Tahun Ajaran 2022 bagi anak-anak kurang mampu itu telah menyeret tersangka Marhaen Nusantara alias Tonton, bekas Kepala SMP Negeri 17. Tonton kini dijebloskan ke Lapas Klas IIA Tangerang.

Keterangan para saksi, Aliansyah terangkan, dibutuhkan untuk melengkapi berkas perkara. “Karena saksi-saksi dari kementrian ini ada ahli,” Aliansyah.

Menurutnya, jaksa penyidik sedang melengkapi berkas perkara pertama ke pihak penuntut umum. Selanjutnya penuntut umum akan mempelajari apakah berkas perkara tersebut telah terpenuhi secara formil materilnya.

“Kalau belum terpenuhi nanti akan diberikan petunjuk kalau sudah terpenuhi kita P21 kita siapkan rencana dakwaannya baru kita limpahkan ke pengadilan,” ujar Aliansyah.

**Baca juga: Korupsi Impor Baja, Kejagung Periksa Tiga Saksi.

Ia tak menampik kemungkinan bakal muncul tersangka baru. Aliansyah pastikan hingga kini jaksa penyidik sedang melengkapi alat bukti.

“Sepanjang nanti dari pengumpulan alat alat bukti, ada nanti disitu terungkap misalkan ada alat bukti yang menyatakan bahwa ada keterlibatan pihak pihak lain dengan didukung alat bukti yang cukup kita yakin bahwa ada keterlibatan pihak-pihak tertentu kita akan tindak lanjuti,” tegasnya.(yud)




Pemkab Tangerang Target PAD 2022 dari Pajak Rp 3 Triliun

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perpajakan pada 2022 ini sebesar Rp 3 triliun. Angka tersebut bersumber dari sembilan sektor pengenaan pajak.

“Dan itu insya Allah bisa tercapai,” kata Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tangerang, Selamet Budhi Mulyanto kepada wartawan, Jum’at (19/8/2022).

Ia mengatakan, sembilan jenis pajak, diantaranya seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak perhotelan, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan umum (PJU), pajak reklame, pajak parkir, serta pajak air bawah tanah.

Kemudian, dari beberapa sektor capaian target pajak tersebut, kini telah terhitung pada pertengahan 2022 rata-rata telah mencapai 60 persen.

Selain itu, ia menyampaikan, dari seluruh jenis pajak itu potensi peningkatan terbesar ada pada sektor pajak BPHTB, dengan proyeksi peningkatan mencapai 95 persen.

“Semuanya hampir sudah mencapai di atas 50 persen, jadi di bulan Juli kemarin sampai 60 persen PBB, Kemudian kalau BPHTB sudah mencapai 95 persen,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya pun optimis target pendapatan asli daerah di tahun ini dapat tercapai karena Pemkab Tangerang telah melakukan peningkatan penggalian potensi-potensi dari sektor pajak yang ada.

“Ya, untuk peningkatan itu kita lakukan pengembangan kawasan yang ada di wilayah Selatan, Tengah dan Utara kita sudah maksimalkan penggalian potensi untuk peningkatan pajak itu,” ungkapnya.

**Baca juga: Kronologi Rem Blong Truk Tangki Pertamina di Cisoka Tangerang

Ia menambahkan, dalam peningkatan pendapatan daerah pada sektor pajak ini diyakini dapat berjalan secara optimal, sebab pertumbuhan ekonomi di wilayahnya itu pasca pandemi Covid-19 sudah tumbuh kembali.

“Jadi bisa dibilang kini perekonomian di Kabupaten Tangerang sudah kembali normal lagi, sejak pandemi Covid-19 2021 kemarin,” katanya. (Rez)




Kata Ketua Yayasan ITB Banten, Mengenai Perjuangan Mahasiswa Mantan Tukang Kebun yang Berkuliah

Kabar6.com

Kabar6-Kisah Daud, mantan tukang kebun dan Fahad Miftahudin, anak seorang tukang jahit yang berjuang demi kuliah dan mendapatkan beasiswa, membuat Ketua Yayasan Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Banten, Yayan Alfian angkat bicara mengenai kedua mahasiswa tersebut hang mendapatkan beasiswa penuh.

Kisah mendirikan perguruan tinggi yang awalnya bernama Akademi Akutansi dan Perbankan Indonesia (AAKPI) di tahun 2009, lantaran dia prihatin minimnya tenaga akutansi dan keuangan di Banten.

Ditambah, belum meratanya pendidikan di Banten kala itu, bangku kuliah dirasa masih mahal oleh sebagian orang kurang mampu untuk melanjutkan jenjang pendidikan.

“Jadi dasarnya saya bikin yayasan pendidikan itu, untuk turut serta membangun Banten dari sisi sumber daya manusianya lah,” ujar Ketua Yayasan ITB Banten, Yayan Alfian, melalui selulernya, Jumat (19/08/2022).

Yayan berterus terang hanya memiliki 450 mahasiswa untuk program Diploma 3 di kampusnya. Kemudian, ada ratusan mahasiswa yang telah diberikan beasiswa melalui berbagai program, baik dari pemerintah maupun berasal dari keuangan ITB.

**Baca juga: Perjuangan Tukang Kebun dan Anak Tukang Jahit Untuk Berkuliah di ITB Banten

Dia bercerita menseleksi ketat mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Selain persyaratan administrasi, ada tim khusus yang datang langsung ke rumah mahasiswa calon penerima beasiswa.

“Jadi ada yang kita berikan beasiswa penuh, ada yang 75 persen, ada juga yang 50 persen. Jadi kita pilah dulu. Kalau jujur, kampus memiliki keterbatasan, tapi kita subsidi silang,” terangnya.(Dhi)




Perjuangan Tukang Kebun dan Anak Tukang Jahit Untuk Berkuliah di ITB Banten

Kabar6.com

Kabar6-Daud namanya, kini dia berusia 22 tahun. Sekitar 3 tahun lalu, dia hanyalah seorang tukang kebun harian dan membantu orangtuanya di sawah menanam padi. Dia rela mengerjakan dua hal itu, untuk membantu ekonomi bapaknya, lantaran sang ibu, sudah tiada ketika dia berusia 12 tahun.

Kala itu, tak terpikirkan olehnya untuk mengenyam bangku kuliah karena keterbatasan ekonomi. Kerajinannya menjadi tukang kebun harian di salah satu rumah, menarik perhatian pemilik rumah dan menawarkannya beasiswa.

Warga Carenang, Kabupaten Serang, Banten itu pun senang lantaran di tawari kuliah dan mendapatkan beasiswa penuh dari salah satu kampus di Kota Serang.

“Kan sering bantuin dirumahnya Bu Neneng, kadang bersih-bersih rumputnya gitu, rumahnya di Carenang juga. Abis itu ditawarin, katanya ada beasiswa di kampusnya Bu Neneng, mau di ambil apa enggak. Kata saya iya enggak apa-apa diambil aja kalau ada kesempatan, ya udah di ambil,” ujar Daud, ditemui di kampusnya, di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Banten, Jumat (19/08/2022).

Menghemat ongkos pulang pergi dari rumah ke kampusnya, Daud rela menginap di kampus. Mahasiswa semester enam dengan jurusan Keuangan Perbankan ini mengaku untuk memenuhi kebutuhan hariannya, seperti makan, dengan cara membantu karyawan di ITB Banten yang membutuhkan tenaganya.

Sisa rupiah yang dia kumpulkan, digunakan untuk pulang ke rumah satu pekan sekali. Dia kerap mencari tumpangan untuk mudik, demi menghemat uang. Jika tak ada, uang yang dia kumpulkan selama sepekan, digunakan untuk ongkos naik angkot ke rumahnya.

“Pulang seminggu sekali, kadang sama temen pulangnya, nebeng naik motor. Kalau enggak ada tebengan enggak pulang dulu, karena enggak ada ongkos. Makannya Alhamdulillah ada aja, kalau ngebantu foto copy di depan, jadi ada uang,” terangnya.

Daud bercerita, bapaknya kini sudah berusia 62 tahun. Dulu dia tinggal seorang diri, sudah beberapa bulan ini kakaknya memilih menemani orangtuanya yang sudah tua itu. Ibu nya sudah meninggal tahun 2012 silam.

“Harapannya bisa kerja di bank, sesuai jurusan. Biar bisa bantu orangtua juga di rumah,” tuturnya.

Senasib sepenanggungan, Fahad Miftahudin (20) juga harus berjuang lebih untuk merasakan bangku kuliah di Ibu Kota Banten. Junior dari Daud yang kini duduk di semester empat ini bercerita, orangtuanya dulu ikut disebuah perusahaan konveksi. Namun semenjak covid-19 menerpa, orangtuanya tidak lagi bekerja dan hanya mengandalkan warga sekitar Pontang, Kabupaten Serang, Banten, yang membutuhkan jasa menjahit dirinya.

“Sejak awal pandemi sampai sekarang enggak kerja, ibu mah ibu rumah tangga, ngurus rumah. Alhamdulillah tiap ada orang yang mau ngejahit Alhamdulillah ada gitu, sekarang ngejahitnya di rumah,” ujar Fahad, ditemui di kampusnya,Jumat (19/08/2022).

Dia bercerita bisa berkuliah dan mendapatkan beasiswa full hingga lulus usai di tawari pamannya yang melihat spanduk dipinggir jalan. Dengan biaya seadanya, dia mendaftar dan beruntung bisa diterima kuliah di ITB Banten, disertai berbagai sertifikat penghargaan yang dia punya.

Disela-sela waktu senggangnya berkuliah, Fahad membantu ekonomi keluarganya. Lantaran sebagai anak pertama, dia ingin adiknya yang kini kelas 1 SMP tetap bisa bersekolah. Apapun pekerjaan yang bisa menghasilkan cuan, akan dikerjakannya.

Saat berkuliah, Fahad harus menahan keinginannya untuk jajan. Dia memilih membawa bekal masakan ibu nya dan menaruh air minum di tasnya untuk menghemat biaya.

“Pulang pergi tiap hari, kadang ada temen yang ngajak ya sama temen, sama sodara juga, terus naik angkot juga bulak balik. Paling ongkos sama minum aja. Itu dibawain bekel dari rumah,” tuturnya.

**Baca juga: Pejabat Bea Cukai Divonis Bersalah, Karangan Bunga Penuhi PN Serang

Sama seperti Daud, usai lulus Diploma tiga, dia ingin bekerja di perbankan untuk memperbaiki taraf perekonomian keluarga, agar kedua orangtuanya tidak lagi merasa susah di saat tau nanti.

“Setelah lulus mau pingin (kerja) kaya di bank, sesuai jurusan disini keuangan,” ucapnya.(Dhi)




Sachrudin-Kaonang Ditegur Wali Kota Arief soal Venue Porprov

kabar6.com

Kabar6-Perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten tidak lama lagi bakal digelar. Wali Kota Arief R Wismansyah mewanti-wanti soal kelengkapan venue pertandingan. Ia meminta kelengkapan venue seoptimal mungkin kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

Arief meninjau Stadion Benteng yang direncanakan menjadi lokasi pertandingan Sepak Bola dan Atletik Poprov VI Provinsi Banten, Kamis (18/8/2022).

“Pak kadis tolong diperhatikan perlengkapan di setiap venue, seperti papan petunjuk dan jadwal pertandingan,” ujar Arief ke Kadispora Kaonang dalam siaran pers dikutip, Jumat (19/8/2022)

“Dispora bikin list kelengkapannya apa saja, terus mana yang sudah ada dan mana yang belum ada dicatat,” sambungnya.

Arief juga didampingi oleh Wakil Wali Kota Sachrudin yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Porprov VI Banten. Arief juga menginstruksikan Dispora dan Panitia Pelaksana Porprov untuk bisa menginventarisir sedetail mungkin setiap peralatan yang dibutuhkan di setiap venue.

“Misal spanduk atau banner di setiap venue butuh berapa?, tolong diinventarisir. Siapkan desainnya,” katanya.

Selain soal perlengkapan, Arief juga menyoroti lay out venue di stadion Benteng yang perlu digambar lebih detail. Sehingga memudahkan dalam proses finishing lokasi yang dipersiapkan menjadi venue pertandingan.

Diketahui, dengan megahnya stadion Benteng tersebut namun masih terdapat kekurangan lampu lapangan. Jika pertandingan di malam hari terancam tidak bisa bertanding.

“Di layout saja dulu, biar nanti pengerjaan lokasi lombanya bisa maksimal. Apalagi di sini ada beberapa cabor yang akan dilombakan,” pungkasnya.

Sementara di venue pertandingan Basket, beberapa waktu lalu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) menggelar turnamen antar pelajar. Dengan atmosfir para pemain dan suporter begitu besar terdapat hal yang kurang mengenakkan di venue tersebut.

**Baca juga: Tiga WNA Ditangkap Imigrasi Soekarno-Hatta Diduga Gunakan Visa Palsu

Sebab kondisi air bersih ke toilet tidak begitu bagus alias macet. Sementara kondisi lapangan diminta untuk segera direnovasi.

“Kondisi air di GOR Dimyati begitu memperihatinkan. Air bersih tidak berjalan normal. Masa ada yang sholat harus tayamum,” ungkap Ketua Perbasi yang juga menjabat Anggota DPRD Kota Tangerang, Andri S Permana. (Oke)




20-21 Agustus, DPMPTSP Lebak Buka Layanan One Day Service NIB dan SIP

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak buka layanan one day service (ODS) untuk pengurusan nomor induk berusaha (NIB) untuk pelaku UMKM dan surat izin praktik (SIP) dokter, perawat, bidan.

Layanan ODS untuk dua jenis izin tersebut akan dibuka DPMPTSP di Alun-alun Timur tepatnya di Museum Multatuli Rangkasbitung mulai besok tanggal 20 dan 21 Agustus 2022 mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai.

“Layanan ini kami buka dalam rangka peringatan Hari UMKM Nasional sekaligus HUT ke-77 RI,” kata Kepala DPMPTSP Lebak, Yosep Mohamad Holis, Jumat (19/8/2022).

Dengan pelayanan yang cepat satu hari jadi, Pemkab Lebak melalui DPMPTSP berharap dapat mendorong para pelaku UMKM untuk memiliki NIB sebagai identitas pelaku usaha dan registrasi pendaftaran untuk melakukan kegiatan usahanya.

“Begitu juga pelayanan surat izin praktik dokter, bidan dan perawat. Kelengkapan administrasi izin ini diberikan kepada yang bersangkutan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktiknya,” terang Yosep.

**Baca juga: BPJS Kesehatan Diminta Terbuka soal Data PBI di Lebak

“Silahkan datang ke stand DPMPTSP, dan layanan ini gratis,” tambah Yosep.

Untuk layanan NIB UMKM, pemohon cukup menyiapkan KTP, NPWP, nomor handphone dan alamat email aktif. Sementara untuk pelayanan SIP dibuka untuk pelayanan baru dan perpanjangan yang bukan mandiri.(Nda)




BPJS Kesehatan Diminta Terbuka soal Data PBI di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso, menyebut, seharusnya setiap warga miskin sudah terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

Hal tersebut melihat jumlah penanggungan biaya PBI dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten yang jumlahnya hampir satu juta.

Namun faktanya, masih banyak warga miskin yang justru belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan maupun status kepesertaannya non aktif.

Ketua Komisi III DPRD Lebak, Bangbang SP, mengatakan, persoalan tersebut terletak pada data. Karena jika hampir 800 ribu penanggungan biaya PBI dari pusat, maka logikanya warga miskin di Lebak sudah masuk dalam JKN. Apalagi ditambah dari provinsi dan kabupaten.

“Yang misteri yang 800 ribu orang yang PBI APBN datanya belum jelas. Jangan-jangan double atau bukan orang Lebak,” kata Bangbang kepada Kabar6.com, Jumat (19/8/2022).

Bangbang mengungkapkan, sayangnya pemerintah daerah sangat kesulitan mendapatkan data by name by address 800 ribu PBI APBN tersebut.

“Dinsos pernah menyampaikan sulit mendapatkan data nya dari BPJS, hanya diberi data global saja,” ujar politisi Gerindra ini.

BPJS Kesehatan, kata Bangbang, harus transparan mengenai data tersebut agar Dinsos bisa melakukan verifikasi.

“Problemnya pasti di data, makanya saya harap BPJS bisa transparan. Berikan data detailnya biar diverifikasi oleh Dinsos sampai ke desa, saya yakin dari situ warga kurang mampu tercover semua,” katanya.

Delima Humairo dari Relawan Respek Peduli, membenarkan, banyak masyarakat tidak mampu yang ia dampingi untuk mendapat penanganan medis tidak punya BPJS Kesehatan.

**Baca juga: Hari Kemerdekaan, Warga Lebak Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak

“Sangat banyak. Biasanya kami berkoordinasi dengan Dinsos agar dibantu PBI-nya, tapi kan ada waktu juga. Karena ngejar tindakan kami buatkan BPJS mandiri, adapun nanti ke depan dialihkan ke PBI itu hal lain. Tapi memang di lapangan banyak sekali mereka yang benar-benar membutuhkan tapi enggak terdaftar di PBI,” ungkap Delima.

Kabar6.com masih berupaya untuk bisa mengkonfirmasi hal tersebut kepada BPJS Kesehatan.(Nda)




Kronologi Rem Blong Truk Tangki Pertamina di Cisoka Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Kecelakaan lalu lintas truk tangki Pertamina bernopol B 9264 SEH saat hendak menuju SPBU diduga akibat melaju dengan kecepatan tinggi. Rem truk tangki blong di Jalan Raya Cisoka Tigaraksa tepatnya di Jembatan 2 Kampung Pasir Gatot, Cisoka, Kabupaten Tangerang, Kamis, 18 Agustus 2022, pukul 15:00 WIB.

“Datang dari arah Cisoka menuju arah Tigaraksa sesampainya di SPBU Cisoka ketika akan mengisi tangki SPBU diduga kendaraan melaju dan rem kendaraan tidak berfungsi,” kata AKP SM Sagala, Kanit Gakum Polresta Tangerang kepada kabar6.com di lokasi perkara.

**Baca juga:Rem Blong, Truk Tangki Pertamina Seruduk Mobil di Cisoka Tangerang

Ia menerangkan, posisi kendaraan berada di jalur turunan sehingga pengemudi berusaha mengendalikan laju kendaraan. Setelah itu membentur body belakang kanan mobil sedan Suzuki Baleno SX B 2664 WH yang berada di depannya.

Sagala bilang, supir truk kemudian membuang ke kanan dan posisi akhir membentur besi jembatan.

“Akibat dari kecelakaan tersebut tidak ada korban jiwa dan hanya mengalami kerugian materi sekitar 30 juta rupiah serta kerusakan kendaraan,” ujar Sagala.

Saat ini petugas masih melakukan evakuasi kendaraan truk Pertamina berisikan bensin Pertalite.

“Langkah yang akan diambil menggunakan alat yang mampu mengangkut muatan bensin sehingga tidak terjadinya penumpahan bensin,” jelasnya.(Rez)