oleh

70 Persen Tenaga Honorer di Pemkot Tangsel Disebut Orang Luar

image_pdfimage_print

Kabar6-Suryadi Nian, salah satu tokoh masyarakat pendiri Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyoroti komposisi tenaga honorer di lingkup organisasi perangkat daerah setempat.

Masa transisi pascapemekaran ia usul kepada pejabat sementara walikota M Shaleh agar putera daerah mendapat prioritas.

Porsi yang ia maksud adalah 70 persen warga Kota Tangsel bisa bekerja sebagai tenaga honorer. Sisanya 30 persen diperbolehkan dari daerah lain.

“Eh dibalik menjadi 30 persen orang Tangerang Selatan dan 70 persen orang mana-mana Pak Sholeh,” ungkap Suryadi saat Rapat Paripurna Istimewa Hari ke-11 di Gedung DPRD Kota Tangsel, Setu, Selasa (26/11/2019).

Dari sekian ribu TKS, Suryadi menjelaskan, dirinya punya data itu. Jadi persoalan yang ia sampaikan didepan kepala daerah dan Wakil Rakyat beserta tamu undangan bukan asal bicara.

“Harus dipikirkan itu. Sekarang Ketua DPRD-nya kan baru, ayo kita bicara dengan masyarakat mau di apakan Kota Tangerang Selatan ini kedepan? Dengan anggaran begitu besar,” ungkapnya.

Suryadi mengambil contoh dari Kabupaten Tangerang sebagai induknya yang menghasilkan Rp5 triliun lebih. Postur kas daerah induk itu untuk 29 kecamatan.

“Kita cuma 7 kecamatan kalau dibagi 54 kelurahan selesai pembangunan,” jelasnya. “Lurahnya enak, pak lurah. Mantan sekda ketawa aja itu senyum aja dia, dulu ngapain aja pak sekda,” guyonnya.

Suryadi menuturkan, dirinya dulu memperjuangkan pemekran ini, menjadi DPRD Kabupaten Tangerang 2 periode itu tidak gampang.

“Sekarang yang menikmati bukan saya, saya belum pernah menjadi anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, tetapi Banten udah,” paparnya.

Suryadi melanjutkan, pemerintah itu perlu dikritisi, jangan terlena asik, tetapi kritis yang membangun.**Baca juga: HUT Tangsel, Sekda Banten Bilang Indonesia Dihadapkan Dengan Era Omnibus Law.

“Sekarang tokoh-tokoh nya sudah pada mulai tua, orang tua kita sudah sakit Pak Ismed Iskandar orang paling bersejarah, karena apa? Orang yang berani menyerahkan sebagian daerahnya untuk menjadi otonomi daerah yang baru, pak Ismed sekarang sedang berbaring, yang namanya pak Amin Djambek, ini adalah tokoh-tokoh sentral kita, kita mah ngelanjutin doang ini, namanya masih muda ya, masih muda aja ya gua aja masih 47,” ujar Suryadi.(eka)

Print Friendly, PDF & Email