oleh

Tb.Hasanudin: Presiden Harus Waspadai Partai Koalisi

image_pdfimage_print
Presiden RI Joko Widodo.(ist)

Kabar6-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk mewaspadai manuver dari partai koalisi pengusung pemerintah.

Sedianya, presiden harus bisa menyolidkan peran partai koalisi agar program pro rakyat dapat berjalan dengan mulus dan suksesi Pilpres 2019 dapat berjalan lancar.

“Daripada jadi duri dalam daging, mending terus terang saja membuat garis siapa yang akan dihadapi dalam Pilpres 2019. Reshuffle ini harus dilakukan bulan Juli ini, atau tidak sama sekali,” kata Tb Hasanudin, saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Sabtu (15/7/2017).

Dalam pandangan pria yang akrab disapa Kang Hasan ini, konstelasi politik di 2019 tidak akan jauh beda dengan peta politik di 2014. Dua kekuatan pada Pilpres 2014, antara pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto, akan tetap menggumpal dan mengkristal pada Pilpres 2019.

Sedikit beda, adalah dukungan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang semula menjadi pilar Koalisi Merah Putih (KMP) dalam mendukung Prabowo, dan kini sudah masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Peta kekuatan yang hampir tak berubah ini, jelas TB Hasanuddin, sangat jelas terlihat dari komposisi setiap pengambilan keputusan di lembaga legislatif. Terakhir misalnya, dalam persoalan pro-kontra terhadap Perppu no 2/2017.

Dalam persoalan ini tetap ada kekuatan di Senayan, dengan satu pihak adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKB, Hanura, Nasdem dan PPP, dan pihak lain adalah PKS, Gerindra, PAN dan Demokrat.

Suasana serupa juga nampak jelas dalam Pilkada DKI Jakarta dan Pilkada serentak 2017. Peta politik dan aroma dalam Pilkada ini benar-benar menggambarkan dan mencerminkan secara nyata antara kekuatan KMP dan KIH. Bahkan juga misalnya, dalam hal rencana pemindahan ibukota, PAN, yang masuk dalam kabinet, jelas tidak mendukung rencana besar pemerintahan Jokowi.**Baca juga: Meskipun Sudah Meninggal, Frankielen Berhasil Pertahankan Janinnya Selama 123 Hari.

Presiden Joko Widodo harus benar-benar menggunakan momentum reshuffle ini sebagai upaya konsolidasi. Presiden Joko Widodo harus tegas, dan partai-partai yang tidak sejalan dengan kebijakannya serta tidak setia dalam setiap pengambilan keputusan tidak perlu ada lagi dalam format kabinet.**Baca juga: KNPI Tangsel: Dewan Pendidikan Makan Gaji Buta.

“Maka orang awam pun akan menyimpulkan bahwa Pilpres 2019 akan tetap menjadi pertarungan dua kubu yaitu KIH plus versus KMP minus. KIH Plus artinya, plus Golkar dan PPP,” jelasnya.(tmn)

Print Friendly, PDF & Email