oleh

Tangsel Waspadai 16 Titik Rawan Longsor, Ini Peta Sebarannya

image_pdfimage_print

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan mewaspadai 16 titik rawan bencana tanah longsor yang masuk dalam zona merah.

“Itu berdasarkan hasil Peta Rupa Bumi Indonesia,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan Muhammad Hasyim, Selasa (7/5/2019).

Kewaspadaan ditingkatkan karena pada tahun 2019 ini saja bencana tanah longsor telah merenggut satu nyawa yaitu Namira, 3 tahun, warga Bukit Nusa Indah RT 08/13, Serua, Kecamatan Ciputat.

Hasyim menjelaskan berdasarkan hasil pemetaan di Kelurahan Lengkong Gudang Timur ada 2 titik.

Lokasinya di perbatasan wilayah Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong. Kemudian di Kranggan, ada lereng panjang dari daerah Kademangan, Kranggan dan di Muncul.

“Jadi diatasnya lereng pemukiman warga, dan di bawahnya juga ada pemukiman warga juga. Jadi ada historisnya, dulu itu sumber galian pasir di Serpong,” ia memaparkan.

Di daerah Kranggan, Hasyim melanjutkan, ada beberapa tebing yang ada mulai terjadi retakan, kondisi ini menjadi sangat rawan longsor. Jika terjadi hujan deras akan cepat menggerus tanah dan longsor.

“Itu tebing, di atasnya ada pemukiman warga dan di bawahnya juga,”kata Hasyim seraya menambahkan kondisi serupa juga terjadi di Baru Asih, Muncul. “Itu dulunya tempat galian tanah.”

Di wilayah Muncul, longsor terjadi karena warga di pemukiman itu menjual tanah dengan cara dikeruk lapisan atasnya, hingga menjadi seperti tebing dan cukup panjang.

Menurut Hasyim, sebagian besar lokasi rawan longsor itu ada di Kecamatan Setu. Mulai dari daerah Kademangan, Kranggan, Muncul, Setu, Babakan dan Buaran. Sedang di Ciputat, mulai dari Bakti Jaya.

Dari Bakti Jaya, terus hingga Pondok Benda dan Serua. Di wilayah ini, penyebab utama longsor akibat eksploitasi tanah oleh pengembang dan berimbas di pemukiman.

Adapun di Pamulang, titik rawan longsor berada di Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik.

Lokasi rawan longsor di sana itu karena kontur tanahnya yang bergelombang. “Jadi, longsor ini menjadi ancaman nyata,” kata Hasyim.

Menurut Hasyim, banyak wilayah Tangsel yang setelah dieksploitasi untuk tambang dibiarkan begitu saja menjadi berbukitan oleh pengembang. Kondisi itu menyebabkan rawan terjadi longsor.

“Jadi, setelah dieksploitasi beberapa lama, ditinggalin dan tidak ada rekayasa teknis, sehingga berpotensi longsor.”

**Baca juga: Pamit Dari Rumah Tadarusan di Masjid, Ternyata Mau Tawuran di Bambu Apus.

Hasyim mencontohkan, salah satunya adalah perbatasan Ciputat dengan Serpong. Kondisi alam di sekitar menjadi rawan longsor karena memiliki kontur tanah yang tinggi dan bergelombang.

“Di atasnya rumah, di bawah jalan atau tebing sungai. Itu yang kemarin ada kejadian korban jiwa satu. Kalau di Koceak Sengkol, itu sudah beberapa kali dan masih sangat potensi terjadi kembali.” (Yud)

Print Friendly, PDF & Email