1

Ini Dia Sosok Yutanti Tan, Ahli Akupunktur Medis Beken di BSD

Kabar6

Kabar6-Sosok Yutanti Tan dikalangan masyarakat BSD, Tangerang Selatan maupun Tangerang Raya sudah tak asing lagi. Khususnya bagi para pasien-pasien yang sudah pernah melakuan terapi akupuntur medis padanya. Jadwalnya begitu padat, membuat Tanti, begitulah ia disapa tetap selalu menyempatkan diri untuk tetap bersepeda dan jogging setiap harinya.

Sejak pandemi covid-19, ia rutin bersepeda dan jogging di komplek rumahnya. Setelah itu ia baru aktif dengan jarum-jarum akupunturnya. Setiap Senin-Jumat, jadwalnya melakukan terapi pada pasiennya.

“Tiap hari jadwal terapi full, semua saya kasih jadwal pada pasien yang mau diterapi, karena membuka medical akupuntur ini awalnya sebuah niat baik untuk menolong orang yang beriktiar sembuh dari penyakit,” ujar dr. Yutanti Tan pada Kabar6 yang  berkunjung di prateknya di Jalan White Diamond V Nomer 1 Residence One, BSD, Tangerang Selatan belum lama ini.

Seiring waktu, minat masyarakat untuk mencari kesembuhan lewat akupuntur semakin tinggi. Ia pun kebajiran pasien yang setiap hari menghubung whatsapp-nya. Kini tempat prakteknya lebih luas dan bisa menterapi orang lebih banyak dari sebelumnya. Baca Juga :Tangan Dingin Yutanti Tan Sembuhkan Penderita Stroke Lewat Akupunktur Medis

“Saya bersyukur kini kondisi klinik lebih luas dan bisa menampung lebih banyak pasien, sehingga saya bisa lebih banyak menolong orang sakit,”imbuhnya.

Mencapai kesuksesan seperti sekarang ini, tentunya tak semudah mengedipkan mata, butuh doa, usaha, dukungan, ketekunan, dan hal yang utama adalah niat.

dr.Yutanti Tan (ir)

Bahkan ia bercerita saat kelulusan dokter, ia tak membayangkan akan berurusan dengan jarum-jarum akupuntur. Selama bertugas di Bali ia bertemu dengan ahli akupuntur, yang ia sebut master akupuntur.

Dari sang master ini awalnya ia menseriusin akupuntur. Ia pun meninggalkan Bali dan menjalani pendidikan akupuntur di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dan lulus uji kompetensi pada April 2017. Sejak itu terdaftar di Kolegium Ilmu Akupuntur Indonesia serta mulai buka praktek 30 November 2017 dan dijadikan tanggal berdirinya Medical Acupuncture.

Berprofesi sebagai dokter dan kini menjadi serorang ahli akupunktur, ia sempat menetap 15 tahun di pulau Bali. Sebelum membidangi akupuntur, wanita ini menamatkan pedidikan kedokteran. Lulus kedokteran 2002 dari Universitas Kristen Indonesia.

Ditahun 2002 sempat praktek di Klinik Dharma Asih Medika Bekasi. Tahun 2003-2006 Dokter PTT di Puskesmas Penebel 1, Tabanan, Bali. Kemudian 2007-2012 Praktek di Klinik Dokter Kita, Denpasar, Bali.
Ada yang melatarbelakangi, mengapa ia lebih tertarik mengambil study akupuntur. Ini Tak lepas dari anak kedua yang berumur 10 tahun bermasalah dengan tulang belikat kiri yang agak menonjol dengan diagnosis skoliosis ringan tipe c.

Secara medis, skoliosis ringan ini hanya dilakukan observasi setiap 6 bulan untuk melihat perkembangannya dan dianjurkan untuk berenang, yoga, ataupun fisioterapi.

“Anak saya mendapatkan terapi akupuntur secara rutin selama 4 bulan, seminggu 2 kali, akhirnya sekarang terbebas dari masalah tersebut. Sejak itu saya mulai tertarik dengan ilmu akupuntur dan ikut belajar kira-kira 2 tahun dari sinshe yang saya kenal di Bali,” ujar wanita yang hoby berpetualang .

Baginya, akupuntur sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ataupun sedang mengalami sakit baik ringan maupun berat. Untuk melihat pasien-pasiennya bisa berkunjung ke IG medicalacupuncturemedicalacupuncture atau pun FB akupunkturmedis dr. Yutanti Tan. ir




Tangan Dingin Yutanti Tan Sembuhkan Penderita Stroke Lewat Akupunktur Medis  

Kabar6-Pasien-pasien yang sudah hampir frustasi kini kembali sehat dan dapat menjalankan hidup normal setelah menjalankan terapi akupunktur. Ya… lewat tangan dingin dr. Yutanti Tan kesembuhan itu kini dirasakan para pasiennya. Seperti apakah akupunktur yang dipraktekan dokter wanita ini?

Medical Acupuncture. Begitulah ia memperkenalakan akupunktur kepada masyarakat. Wanita ini membuka praktek di Residance One BSD, Tangerang Selatan.

Menurutnya, medical acupuncture adalah tindakan akupunktur  yang dilakukan oleh seorang dokter dengan memadukan ilmu akupunktur dengan ilmu anatomi fisiologi. Disamping itu juga, menerapkan prinsip evident based medicine,atau  bisa juga melakukan pendekatan tunggal dengan ilmu kedokteran atau kombinasi sesuai dengan kebutuhannya.

“Contoh pada kasus-kasus tertentu seperti pain/nyeri, skoliosis, dan yang lainnya lebih dilakukan pendekatan secara ilmu anatomi dan fisiologi tubuh. Di sini saya gunakan teknik trigger point dan ashe point dan diperlukan kepekaan tangan pemeriksa untuk menemukan titik permasalahannya,”jelas wanita yang hoby berpetualang pada kabar6 di tempat praktiknya.

Kemudian, lanjut dokter lulusan program pendidikan akupunktur di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, hasil terapi akupunktur dapat dilihat salah satunya melalui pemeriksaan laboratorium, rongent, MRI, CT Scan, USG.

“Semua ini tergantung jenis masalah pasien. Dokter terbiasa melihat masalah secara sistematis dan berurutan serta mencari penyebab dari masalah tersebut,  juga memberikan tindakan preventif agar tidak terulang kembali dengan masalah yang sama,”terang  wanita yang membuka praktek tahun 2017.

Dalam ilmu kedokteran akupunktur menjelaskan bahwa penusukan jarum di titik akupuntur dapat merangsang sistem saraf untuk menyampaikan sinyal ke otak, dan efek fisiologis untuk mempengaruhi berbagai fungsi sel dalam sistem saraf, hormonal, dan imunitas.

Ada beberapa cara akupunktur bekerja, pertama dengan mengembalikan kelistrikan tubuh menjadi normal, kedua melepaskan zat-zat kimia tertentu sehingga mengurangi rasa nyeri, memicu pelepasan hormon seperti serotonin dan endorfin sehingga suasana hati menjadi bahagia dan positif serta memperbaiki fisiologis tubuh.

Menurut dr. Yutanti,  akupunktur bisa mengatasi nyeri,  gangguan tidur, diabetes, pasca stroke, slimming, ganggaun harmonal, sulit menahan kencing, memperbaiki postur tubuh dan banyak lainya.

dr.Yutanti saat melakukan terapi pada pasiennya.(Foto Ir)

Pada kunjungan kabar6,  ada pasien yang sempat mengalami stroke menjalani terapi untuk kesekian kalinya. Menurut dr. Yutanti, stroke terjadi  ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada area otak yang terdampak akan segera mati.

Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari akibat adanya gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, pembuluh darah di otak pecah, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.

Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang berolahraga serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol atau merokok.

Dalam kasus stroke,  ia memadukan ilmu kedokteran barat dan TCM (Traditional Chinese Medicine),  ini  saling mendukung dan melengkapi. Darah dalam kedokteran dan Qi dalam TCM berbeda tapi bila ke 2 nya tersumbat dan tidak lancar dapat menyebabkan penyakit.

Banyak pasiennya meluapkan kegembiraannya saat merasakan perubahan seketika. Seperti pengakuan dari Pak Rudi, berusia 50 tahun. Ia  jika berbicara yang semula lemah, lambat dan agak gagap, akibat serangan stroke setahun lalu, kini menjadi kuat, cepat dan tidak gagap lagi setelah diterapi akupunktur.

“Obat rutin dari dokter tetap diminum karena harus dikonsumsi seumur hidup, tapi saya juga jalani terapi akupunktur dengan dr Yutanti, saya ingin cepat kembali normal dan sehat seperti sedia kala,”harap  pria yang tinggal di Jakarta Barat ini pada kabar6.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien-pasien yang dulunya sakit, dan kini sudah membaik pembaca bisa mengunjungi IG medicalacupuncture  fb.me/akupunkturmedis. ir