1

Disoal Yayasan Ash Shiddiq, Ini Jawaban Urbantown Serpong

Kabar6.com

Kabar6-Rusunami Urbantown Serpong yang berlokasi di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan mengatakan pihaknya mengedepankan musyawarah terhadap keluhan-keluhan yang berasal dari lingkungan sekitar. Hal itu diungkapkan Project Manager Dicky Sulaiman.

Menurutnya, pihaknya telah tiga kali melakukan koordinasi dengan pihak Yayasan Ash Shiddiq. Dan untuk keluhan telah direspon pihaknya.

Terkait kekhawatiran pihak Ash Shiddiq tentang Tower Crane (TC) yang telah beroperasi sejak 2018 kemarin telah memenuhi standar dan layak operasi oleh Dinas Tenaga Kerja.

“Putaran TC kearah sekolah kami batasi dari pukul 07.00-14.00 WIB. Artinya, TC tetap beroperasi namun tidak diperbolehkan putarannya mengarah ke sekolah pada jam ditentukan. Dan kami memberi limit sehingga barang yang diangkut tidak dapat melewati pagar atau batas lahan,” kata Dicky saat jumpa pers di lokasi proyek, Kamis (20/2/2020).

Urbantown Serpong juga telah berusaha meminimalisir debu dari proyek dengan memasang jarring penuh dari tower yang menghadap ke sekolah.

Dicky bilang, pihaknya menggunakan material yang meminimalkan debu. Seperti menggunakan beton siap pakai sehingga tidak ada adukan pasir dan semen. Panel kayu / triplek sudah dipotong di workshop dan dikirim ke proyek siap pasang.

“Kami juga memasang safety deck horizontal dengan panjang 4 meter mengelilingi gedung untuk menahan benda berat yang jatuh,” paparnya.

**Baca juga: Ratusan Siswa Ash Siddiqiyah Istigosah Di Depan Rusunami PP Urban Serua, Ada Apa?.

Namun begitu, pihak Rusunami 2 tower dan 24 lantai itu tetap membuka pintu untuk keluhan-keluhan yang terjadi di lingkungan akibat pembangunan Rusunami.

“Kami tetap mengedepankan musyawarah terhadap keluhan masyarakat sekitar rusunami. Kalau ada keluhan langsung aja sampaikan langsung ke proyek,” pungkasnya.(fit)




Jarak Rusunami dan Yayasan Ash Shiddiq Hanya 12 Meter, Kangkangi Perda?

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Yayasan Ash Shiddiq mengatakan sekolah yang dipimpinnya dengan Rusunami PP Urban di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, hanya berjarak 12 meter saja.

“Kita nempel banget. Itu juga hanya dipisahkan ruas jalan Rusunami PP Urban,” papar Subhanallah kepada Kabar6.com, Rabu (19/2/2020).

Dengan jarak sedekat itu, maka debu tebal dan hujan pasir dari pembangunan rusunami puluhan lantai itu langsung merangsek masuk ke sekolah.

Belum lagi kardus, styrofoam hingga triplek ketebalan 2 milimeter beterbangan hingga ke sekolah, sangat membahayakan keselamatan siswa.

Sementara, menurut Peraturan Daerah Kota Tangsel Nomor 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

**Baca juga: Ratusan Siswa Ash Siddiqiyah Istigosah Depan Rusunami PP Urban Serua, Ada Apa?.

Dalam Pasal 14 (1)Lokasi pembangunan Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) ditetapkan sebagai berikut:

a.Rumah Susun (komersial/Umum) dengan perencanaan ketinggian lebih dari 8 (delapan) lantai, harus berada pada lokasi dengan akses minimum ROW (Right of Ways ) rencana 20 m (dua puluh meter).

b.Rumah Susun (komersial/umum) dengan perencanaan ketinggian sampai dengan 4 (empat) lantai dengan gedung/tower lebih dari 4 (empat) gedung/tower harus berada pada lokasi dengan akses minimum ROW rencana 12 m (dua belas meter).(fit)




Ratusan Siswa Ash Siddiqiyah Istigosah Di Depan Rusunami PP Urban Serua, Ada Apa?

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan siswa TK, SD, SMP Ash Shiddiqiyyah, Sekolah Tahfidz Ash Shiddiq, orang tua siswa, guru dan karyawan melakukan istigosah dan aksi protes didepan Rusunami PP Urban di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan.

“Khusus hari ini kita lakukan istigosah dan aksi protes didepan Rusunami PP Urban,” kata Subhanallah selaku Ketua Yayasan Ash Shiddiq yang berlokasi di Perum bukit indah blok D4 no 17c kepada Kabar6.com, Rabu (19/2/2020).

Istigosah dan aksi protes tersebut dilakukan karena pembangunan rusunami yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu tersebut tak menghiraukan keselamatan dan kesehatan lingkungannya.

**Baca juga: Konsumen Tuntut Apartemen Loftvilles City di Tangsel.

“Crane pembangunan rusunami itu melewati batas sekolah. Debu lebih banyak beberapa hari terakhir. Ahad kemarin itu hujan pasir. Sangat mengganggu proses belajar mengajar, keselamatan dan kesehatan para siswa,” keluh Subhanallah.

Tak hanya itu, menurut Subhanallah, akibat pembangunan Rusunami PP Urban itu menyebabkan kontur tanah dan ubin di sekolah pada naik.

Parahnya lagi, kardus, triplek 2 milimeter dan Styrofoam beterbangan dan masuk ke area sekolah. Hal itu tentu saja sangat membahayakan keselamatan para siswa.

**Baca juga: Pengacara Pertanyakan DP Hangus, Direktur Loftvilles City: Harus Ada Rincian Jelas.

Subhanallah mengaku, pihaknya telah beberapa kali menyampaikan keluhan ke Rusunami PP Urban, namun hingga istigosah dan aksi protes dilakukan, pihak rusunami tak menggubris keluhan tersebut.

“Terus terang kita sudah menyampaikan keluhan beberapa kali, namun tak ada hasilnya. Hingga saat ini debu makin parah, triplek dan kardus beterbangan yang sangat membahayakan keselamatan para siswa.(fit)