1

Setahun Tsunami, Kunjungan Wisatawan di Pantai Banten Menggeliat

Kabar6.com

Kabar6-Setahun lalu, pesisir Banten dihantam tsunami senyap Selat Sunda, akibat longsornya sebagian besar tubuh Gunung Anak Krakatau (GAK). Kini, lokasi wisata Anyer, Carita dan pantai lainnya mulai menggeliat kembali dan dikunjungi wisatawan.

“Kawasan wisata Anyer aman untuk di kunjungi. Balawista Serang siap mengamankan kawasan wisata Anyer agar wisatawan merasa aman dan nyaman,” kata Dede Sulaiman, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Minggu (29/12/2019).

Pihak kepolisian melakukan patroli dilokasi wisata yang ada di Banten, baik di Pantai Anyer, Carita, hingga Sawarna yang ada di Kabupaten Lebak. Setidaknya, 500 personil kepolisian siap berpatroli menjaga keamanan lokasi wisata di Banten saat malam pergantian tahun baru nanti, terutama di wilayah Anyer dan sekitatnya.

Fokus pengamanan saat malam pergantian tahun baru yakni penjagaan orang, barang dan lokasi kegiatan. Sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan laut, seperti orang tenggelam hingga kehilangan barang-batang berharga milik wisatawan.

**Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi.

“Kita akan fokus pengamanan pada objek wisata, baik di Anyer maupun di Carita, dan beberapa lokasi lainnya yang akan di kunjungi masyarakat yang wisata. Keberadaan kita disini wajib menghadirkan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, jangan sampai ada masalah laka laut orang tenggelam, kemacetan atupun pencopetan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya,” kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardy, ditemui di Pos terpadu pengamanan tahun baru di Mercusuar Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (29/12/2019).(Dhi)




1 Tahun Tsunami Banten, Korban Desak Pemerintah Segera Realisasikan Huntap

Kabar6.com

Kabar6-Setahun pasca Tsunami Selat Sunda memporak-porandakan wilayah Banten dan Lampung. Korban tsunami di Pandeglang masih menempati Huntara yang tersebar di tiga Kecamatan Sumur, Carita dan Labuan. Mereka mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan Hunian Tetap (Huntap).

“Harapan masyarakat Huntara, Huntap segara terlaksanakan,” kata Riyadi korban Tsunami yang menetapkan di Huntara Citanggok, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Senin (23/12/2019).

Bencana tsunami melanda sejumlah wilayah di Pandeglang pada 22 Desember, tepat hari setahun mengenang peristiwa itu. bencana itu membuat ratusan nyawa melayang, ratusan rumah, kapal nelayan dan bangunan hotel juga rusak.

Selama tinggal di Huntara, perekonomian warga Huntara yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan belum pulih.**Baca juga: Warga Pandeglang Diminta Waspada Hadapi Musim Hujan.

Sebab usai bencana itu, kapal dan alat tangkap mereka rusak. Akhirnya terpaksa mereka banting setir kerja serabutan demi menyambung hidup.

“Pas mau ikut melaut (kapalnya) penuh, pulang lagi. Karena gak ada pekerjaan, akhirnya pergi ke jauh,”tandasnya.(Aep)




Setahun Tsunami, Wisata di Banten Masih Menjadi Primadona?

kabar6.com

Kabar6-Satu tahun lalu, tepatnya 22 Desember 2018, pesisir Banten diterjang oleh Tsunami Senyap yang disebabkan oleh runtuhnya materail dari tubuh Gunung Anak Krakatau (GAK).

Mal itu, sekitar pukul 21.00 wib, masyarakat pesisir Banten dikejutkan oleh terjangan gelombang tinggi, bahkan disebut-sebut mencapai ketinggian pohon kelapa.

Kala itu, wilayah Anyer, Carita, Tanjung Lesung, hingga Ujung Kulon masih menjadi destinasi wisata favorit masyarakat untuk menghabiskan waktu libur natal dan tahun baru (Nataru).

Bertepatan malam itu, terjadi fenomena supermoon atau bukan besar. BMKG memprediksi gelombang tinggi itu disebabkan oleh fenomena tersebut dan bukan di anggap tsunami. Namun pernyataan itu kemudian di revisi oleh lembaga ‘peramal cuaca’. Kini, pada Kamis, 26 Desember 2019, akan terjadi gerhana matahari cincin mulai pukul 12.15 wib dan puncaknya pada 12.15 wib.

Meski oleh BMKG di prediksi akan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan gelombang di perairan Banten akan tinggi, mencapai empat meter, pihak kepolisian berharap cuaca akan lebih baik. Sehingga aktifitas masyarakat tidak terganggu.

**Baca juga: Libur Nataru, PT Angkasa Pura II Terima 1.31 Extra Flight.

“Kita siap mengamankan Nataru. Cara bertindak kita sama dengan operasi ketupat (arus mudik idul Fitri) yang berjalan dengan lancar. Ini kerja tim, ASDP, Dishub, dan semua rekan-rekan. Mudah-mudahan kegiatan kita ini dapat mmpercepat kegiatan masyarakat, khususnya yanf akan menyebrang dari Merak ke Bakauheni. Kita harap cuaca mendukung, karena belakangan cuaca sudah mulai turun hujan,” kata Dirlantas Polda Banten, Kombes Pol Wibowo, dikantornya, Rabu (18/12/2019).(Dhi)




Bupati Cantik Ini Sebut Pelayanan Buruk di Pandeglang Akibat Bencana Tsunami

Kabar6.com

Kabar6-Perwakilan Ombudsman Provinsi Banten mencatat indikator kualitas pelayanan publik di Kabupaten Pandeglang masuk kategori pelayanan publik yang buruk atau merah.

Lalu bagaimana tanggapan Bupati Pandeglang Irna Narulita terhadap catatan ombudsman? Irna menyakini penilaian ombudsman terhadap pelayanan publik yang buruk di Pandeglang berada di sektor perikanan dan pelayanan sosial.

“Saya yakin disektor-sektor itu yang menjadi penilaian,” kata Irna di Pendopo Bupati kepada wartawan, Jumat (13/12/2019).

Buruknya pelayanan didua sktor itu, lantaraan Pandeglang kata Irna Pandeglang baru saja diterpa musibah, yakni bencana tsunami pada 22 Desember 2018 lalu. Sehingga dari kejadian tersebut banyak pelayanan yang tidak maksimal yang akhirnya dikeluhkan oleh masyarakat.

“Ada penilaian-penilaian, apakah disektor perikanan, sosial, karena kan kemarin kita harus dirundung bencana, musibah. Ada tsunami dan gempa. Mungkin kita tidak bisa juga memberikan pelayanan langsung kepada nelayan yang kehilangan perahu hampir seribu sekian,”ujar Irna.

“Kami juga tidak bisa membantu dari APBD kami. Sudah terkunci. APBD Provinsi juga begitu. Satu itu. Kedua dari Dinsos, kan banyak yang mengeluh. Mungkin sudah dilakukan pelayanan Huntara, tapi air tetap kurang. Itu kan sampai ke sana (ombudsman), itu kan terus dinilai,”sambung Irna.

Bupati perempuan pertama di Pandeglang ini meminta kepada ombudsman supaya mengerti kondisi masyarakat Pandeglang yang tengah bangkit dari musibah tersebut. Apalagi ada sejumlah wilayah di Pandeglang yang rawan terhadap bencana.

“Tapi kan tidak ada kata menyerah bagi kami, mereka harus paham kita juga sedang transformasi dari kejadian musibah itu kita terus berupaya mendorong mereka agar tetap struggle untuk bisa tetap hidup di daerah rawan bencana,”terangnya.

**Baca juga: Bantahan Rombak Pejabat Kepentingan Pilkada, Irna: Saya Geser Orang yang Tak Punya Kinerja.

Kendati demikian, Irna mengungkapkan catatan ombudsman tersebut menjadi bagian introspeksi dan evaluasi bagi pemerintahan ke depan agar catatan ombudsman ke depan lebih baik lagi.

“Namun kami akui catatan itu menjadi bahan evaluasi dan introspeksi kami untuk menjadi lebih baik lagi . Dan tentunya saya punya harapan besar ombudsman memberikan penilaian untuk di tahun 2020 trennya signifikan dari sebelumnya,”ungkapnya.(Aep)




Pemprov Banten Sediakan 10 Hektar Lahan Untuk Huntap Korban Tsunami

Kabar6.com

Kabar6-Pemprov Banten menggelontorkan anggaran kurang lebih 10 miliar untuk pembebasan lahan yang bakal dijadikan Hunian Tetap (Huntap) bagi korban Tsunami Selat Sunda dengan luas lahan diperkirakan mencapai hampir 10 hektar.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Banten M Yanuar menjelaskan, lahan yang bakal dijadikan Huntap tersebar ditiga kecamatan. Adapun total anggaran yang disiapkan Pemprov Banten sebesar 11 miliar, namun hanya terserap 10 miliar.

“Lahannya di tiga kecamatan, kalau luasnya diperkirakan hampir 10 hektar (dengan menelan biaya) sekitar 10 miliar yang terserap dari 11 miliar sesuai harga Appresial,” kata Yanuar di pendopo Pandeglang, Jumat (22/11/2019).

Lokasi lahan Huntap ditiga kecamatan itu diantaranya, Desa Sukarame Kecamatan Carita, Desa Banyu Mekar, Kecamatan Labuan Desa Sumberjaya, Desa Tunggaljaya, Desa Cigorondong, Desa Tamanjaya, Desa Ujungjaya Kecamatan Sumur. Yanuar menegaskan, pembayaran pembelian lahan saat ini sudah bisa dilakukan.

“Paling lambat sesuai SOP hari Selasa (26/11) mereka sudah mereka langsung ke rekening pemilik lahan,”ujarnya.**Baca juga: Pemkab Pandeglang Didesak Tutup Tempat Hiburan Malam Carista.

Kepala bidang Pembendaharaan dan Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Anggaran Daerah (BPKAD) Banten Agus Setiadi mengaku akan segera memproses Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) jika persyaratan sudah dinyatakan lengkap.

“Kalau Pak Kadis Perkim menyampaikan hari ini kita langsung verifikasi dan akan hari Senin paling lambat selasa sudah masuk ke rekening masing-masing,”ujarnya.(Aep)




Setahun Tsunami Banten, Baru Sebagian Korban di Pandeglang Terima Jaminan Hidup

Kabar6.com

Kabar6 – Hampir setahun lalu bencana Tsunami akibat erupsi gunung Anak Krakatau menanda Banten dan Lampung. Sementara bantuan Jaminan Hidup (Jadup) yang dijanjikan pemerintah baru datang.

Sebanyak 4010 jiwa korban tsunami di Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai penerima Jadup. Sementara baru 2870 jiwa dari 734 Kepala Keluarga yang telah mendapatkan Jadup dengan besaran bantuan Rp 3 juta per jiwa.

Hal itu diketahui saat Kementrian Sosial dan Dinas Sosial Pandeglang, secara simbolis menyerahkan bantuan Jadup tersebut kepada sejumlah warga korban tsunami di halaman Bank BRI cabang Labuan pada Sabtu lalu.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Hari Hikmat mengungkapkan, baru sebagian warga yang menerima Jadup sementara sebagian korban tsunami yang lain belum, sebab datanya belum lengkap.

“Sebetulnya kami sudah menyiapkan anggaran untuk semua warga terdampak tsunami. Namun karena datanya masih ada yang kurang, akhirnya yang menerima baru sebagian warga saja,” ungkapnya.**Baca juga: Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri KKP Masuk Bursa Bupati Pandeglang.

Menurutnya, dana Jadup sebelumnya juga sudah disiapkan. Namun penyalurannya tergantung pada kesiapan datanya, karena pihaknya menginginkan yang menerima Jadup itu benar – benar warga yang terdampak tsunami.

“Penyaluran Jadup dilakukan secara bertahap. Karena mengingat datanya tadi ada yang masih diverifikasi oleh Dinsos dan BRI dalam pembuatan rekeningnya,” katanya. (Aep)




BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami, BPBD Lebak: Tetap Waspada

kabar6.com

Kabar6-Peringatan dini tsunami setelah gempa berkekuatan 7,4 SR  dicabut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa (2/8/2019).

Meski peringatan dini tsunami telah dicabut, masyarakat di pesisir pantai Lebak yang mengungsi diminta tetap waspada.

“Bagi masyarakat yang masih khawatir silakan tetap di tempat pengungsian yang aman, bagi yang sudah merasa tenang bisa kembali ke rumah, yang penting malam ini tetap waspada,” kata Komandan Tanggap Darurat BPBD Lebak, Budi Santoso saat dihubungi.

Terkait dengan kerusakan dampak guncangan gempa, Budi menyampaikan belum bisa disampaikan secara detail. Beberapa bangunan dilaporkan mengalami rusak ringan.

**Baca juga: Gempa Berpotensi Tsunami, Warga Bayah Lebak Mengungsi ke Dataran Tinggi.

“(Gedung Setda Lebak) enggak serius, itu retak lama, hanya pinggirian plesteran yang jatuh. Jadi (kerusakan) masih dipantau, malam ini instruksinya keselamatan jiwa,” jelas Budi.

Untuk mencegah tindakan yang memanfaatkan situasi sepi, rumah-rumah yang ditinggal mengungsi dijaga oleh petugas.

“Dijaga oleh petugas. Besok pagi baru aparatur desa dan kecamatan mengecek (kerusakan),” katanya.(Nda)




Trauma Tsunami, Warga Pesisir Banten Selamatkan Diri

kabar6.com

Kabar6-Warga pesisir Banten, terutama di Kecamatan Panimbang hingga Sumur, Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, mengungsi ke tempat aman dan jauh dari pantai.

“Nanti ya, saya dari tadi juga sudah banyak yang nanya. Kita sedang pantau warga dan evakuasi ke tempat aman,” kata AKP David, Kasat Polair Polres Pandeglang, melalui sambungan selulernya, Jumat (2/8/2019).

**Baca juga: Gempa Berpotensi Tsunami, Warga Bayah Lebak Mengungsi ke Dataran Tinggi.

Kedua wilayah itu juga menjadi lokasi terdampak tsunami Selat Sunda, pada 22 Desember 2018 lalu, yang menghancurkan banyak bangunan dan menelan ratusan korban jiwa.

David meminta doa ke masyarakat luas, agar tidak terjadi bencana alam yang lebih besar. “Mudah-mudahan tidak ada tsunami. Mudah-mudahan aman semua,” terangnya.(Dhi)




Gempa 5,2 Magnitude di Lebak, Tak Berpotensi Tsunami

Kabar6-Gempa bumi 5,2 Magnitude terjadi di Kabupaten Lebak, Minggu (28/7/2019) malam. Gempa terjadi pukul 21.25 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, titik gempa 59 km barat daya Bayah, Lebak dengan lokasi 7.42 LS – 106.03 BT pada kedalaman 10 km.

“Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG dalam keterangannya.**Baca juga: Karena Postingan di Medsos, PKL di Lebak Nyaris Dipolisikan Satpol PP.

Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai adanya kerusakan akibat gempa tersebut.

“Belum ada laporan. Saya harap, masyarakat tidak panik tetapi tetap waspada. Dan, jangan mudah percaya dengan kabar-kabar yang belum jelas kebenarannya. Tetap tenang,” pesan Kaprawi.

BMKG mencatat, gempa dirasakan hingga ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Serang dan Depok.(Nda)




Usai Tsunami Selat Sunda, Trafik Tol Tangerang-Merak Turun Drastis

Kabar6.com

Kabar6-Usai Tsunami Selat Sunda menghantam pesisir Banten, Tol Tangerang-Merak (Tamer) mengalami penurunan sebesar 40 ribu kendaraan.

“Musibah Tsunami memang berdampak penurunan trafik, itu insidentil, tidak berkelanjutan,” kata Krist Ade Sudiono, Presiden Direktur MMS, selaku pengelola tol Tamer, Selasa (12/02/2019).

Dari trafik normalnya sekitar 150 ribu kendaraan, sempat turun menjadi 110 ribu kendaraan per hari usai Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

“Analisa bukan semata-mata Tsunami, tapi persiapan hari libur. Trafick di Tol Tamer padat di hari-hari kerja, karena di dominasi industri,” terangnya.

Pihaknya mengaku kini kondisi trafick di jalan Tol Tamer telah kembali normal, di angka 150 ribuan kendaraan setiap harinya.**Baca Juga: Tahun Ini, Program TMMD Dilaksanakan di Kecamatan Bojong Pandeglang.

“Saya sangat senang walaupun kita di Banten mengalami musibah, tapi perekonomian di Banten tetap stabil,” jelasnya.(dhi)