1

Beragam Komentar Pesbukers soal Sampah Tangsel ke TPA Jatiwaringin

Kabar6.com

Kabar6-Rencana sampah asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditampung sementara di TPA Jatiwaringin, Mauk, Kabupaten Tangerang ditentang warga sekitar. Pernyataan sikap menolak terpantau kabar6.com disuarakan warga lewat media sosial Facebook, Senin (22/6/2020).

“Sedih dan miris sampah2 di kabupaten tangerang aja tidak terurus sampai berserakan di jalan2 nasional sampai ke jalan perkampungan apa Kab Tangerang mau di kubur pake sampah.#Fokus urusin daerah sendiri yg belum terurus dengan baik,” tulis pemilik akun Ipuk Saepul Tea.

Komentar Ipunk Saepul Tea mendapat respons dari akun Soerdi Haji. Ia menulis asal setorannya gede atau besar dan buat menambah operasional kerja sampah yang ada di Kabupaten Tangerang pihaknya mengaku setuju.

**Baca juga: Tangsel Siap Berikan Tipping Fee Sampah ke Pemkab Tangerang.

“Asal setoranya gede dn buat nambah oprasional kerja sampah yg ada di kabupaten(setuju)klw setorannya buat uang tambahan penjahat (no no no),” katanya.

Tak lama berselang, akun Teh Eny Suhaeni menimpali dengan komentar yang terkesan menolak keras rencana pembuangan sampah dari daerah yang dipimpin Walikota Airin Rahmi Diany tersebut.

“Kagaaaaaggkklah!! Enk aja kotaku jdi tempt pembuangan sampah! 😎,” ujarnya dengan menambahkan emoticon berkacamata hitam.

**Baca juga: Sampah Asal Tangsel Ditampung Sementara di TPA Jatiwaringin.

Netizen lainnya juga menulis komentar bermuatan lelucon. “Jangan buang sampah ah, kalau buang duit sih ok juga,” tulis akun Maryani Ak.

Tak mau ketinggalan akun Roynaldi juga ikut menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang menerima pembuangan sampah sementara dari Kota Tangsel.

“Sangat tdk setuju.. wlopun ada alokasi anggarannya dr tangsel untuk pemkab tangerang blm tentu masyarakat sekitar TPA yg terkena dampak bs merasakan anggarannya yg ada timbul berbagai masalah baru bagi warga sekitaran TPA..,” ucapnya.(Tim K6)




Banksasuci Peringatkan Bahaya Sampah, Ade: Jangan Ulangi Tragedi TPA Leuwi Gajah

Kabar6.com

Kabar6-Direktur Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Ade Yunus menerangkan ada bahaya dari longsor nya sampah Tempat pembuatan akhir (TPA) Cipeucang ke badan Sungai Cisadane, Rabu 3 Juni 2020.

Menurut Ade, bahaya itu bisa terjadi di dua musim yaitu di musim kemarau dan musim hujan.

Saat musim hujan, Ade mengatakan, infiltrasi air hujan melalui rongga pada material sampah yang tidak terpadatkan dengan baik dan melalui batas antara timbunan dan lereng batuan atau tanah dasar yang kedap air membentuk muka air (water table, red) pada batas dasar timbunan sampah dan lapisan batuan atau tanah dasar.

“Proses penjenuhan dan pembentukan muka air ini menyebabkan pelunakan lapisan bawah timbunan sehingga tidak mampu menopang berat beban timbunan di atasnya sehingga terjadi longsor,” ujarnya pada Press Release yang diterima Kabar6.com, Rabu (3/6/2020).

Oleh karena itu, Ade memaparkan, adanya sistem drainase air resapan dan air permukaan yang baik merupakan suatu keharusan pada suatu TPA untuk mencegah pembentukan muka air di dalam timbunan sampah.

Lanjutnya, timbunan sampah yang terlalu tinggi dari lapisan batuan atau tanah dasar dapat menimbulkan beban berlebih di bagian bawah timbunan sehingga dapat mengganggu kestabilan timbunan tersebut di saat musim hujan.

Kemudian saat musim kemarau, Ade menjelaskan, pembuangan sampah sistem open dumping di lokasi TPA mengakibatkan gas hasil dekomposisi seperti gas Hidrogen Sulfida (H2S), Metan (CH4), dan Amoniak (NH3) lepas ke udara, akibatnya udara sekitar TPA menjadi bau dankualitas udara ambien menurun.

Ade menjelaskan, bau seperti telur busuk yang terdapat di TPA bersumber dari H2S yang merupakan hasil samping penguraian zat organik. Persentase gas H2S yang dihasilkan dari TPA berkisar antara 0 hingga 0,2 persen.

“Hidrogen Sulfida atau Asam Sulfida merupakan suatu gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan sangat beracun. Gas ini dapat dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia, terutama jika terpapar melalui udara,” ungkapnya.

Dijelaskannya, gas H2S dengan cepat diserap oleh paru-paru, pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bahkan kematian.

Selain itu, saat musim panas apabila Gas metan di TPA tidak dikelola dengan baik, seperti kurangnya pipa-pipa gas metan, atau tidak adanya tangkapan gas metan, maka berpotensi terjadinya kebakaran bahkan ledakan.

“Ledakan keras 15 tahun lalu di TPA di Desa Leuwigajah, Bandung, yang menewaskan 143 Orang Meninggal Dunia, adalah buktinya,” tuturnya.

Kala itu, Ade menerangkan, ribuan ton kubik sampah datang bak gelombang tsunami, sampah anorganik berupa plastik, gabus, kayu, hingga sampah organik menghantam dua pemukiman yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok. Dua pemukiman tersebut luluh lantak, lenyap, tertimbun sampah.

**Baca juga: Posko Cek Poin di Tangsel Ditiadakan, Apa Gantinya?.

“Ledakan yang terjadi karena gas metana (CH4) yang dihasilkan sampah organik bereaksi dengan udara. Saat ton demi ton sampah dibiarkan menggunung dan tidak mendapat paparan oksigen, metanogen muncul dan tersimpan di bawah permukaan sampah,” paparnya.

Gas metana sendiri memiliki sifat mudah terbakar, mampu meledak seperti bom, sehingga tak mengherankan jika di tempat pembuangan sampah kerap terjadi kebakaran yang tak jelas asal usulnya.

*Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan untuk segera Tutup TPA Cipeucang, Selain letaknya yang melanggar juga juga memiliki potensi bencana, karena kita telah belajar dari tragedi TPA Leuwi Gajah,” tutupnya.(eka)




Puspiptek Kerahkan Ahli Konservasi Atasi Sampah TPA Cipeucang di Cisadane

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Sri Setiawaty menyatakan siap membantu Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menangani tumpukan sampah di Sungai Cisadane, dampak dari longsornya TPA Cipeucang.

Gunungan sampah setinggi dua meter di TPA milik Pemkot Tangsel tersebut longsor dan sampahnya mengotori Sungai Cisadane. “Kami siap kerahkan para pakar atau ahli konservasi air terbaik untuk membantu atasi dampak pencemaran di Sungai Cisadane,” ujarnya saat dihubungi kabar6.com, Rabu (27/5/2020) petang.

Bantuan Puspiptek ini dilakukan setelah
Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara remsi meminta bantuan ke Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu dalam penanganan Sungai Cisadane.”Bu wali (Airin Rachmi Diany) sudah menghubungi saya,” kata Sri Setiawaty.

Sri menjelaskan, dirinya telah komunikasi dengan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. “Dan sedang dikoordinasikan. Nanti info lbh lanjut ibu infokan ya, terbentur hari raya dan WFH,” jelasnya.

**Baca juga: 5 Polisi Gadungan Ditangkap di Pondok Aren, Kapolres : Mereka Sindikat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Toto Sudarto menyatakan sudah ada siap terjun ke TPA Cipeucang dan Sungai Cisadane.

“Profesor tersebut mau bantu berikan cairan kimia untuk menetralisir bau sampah dan menjaga kualitas air,” terangnya.(yud)




Begini Cara Tangsel Tangani Longsoran Sampah TPA Cipeucang

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan petugas gabungan sudah menarik longsoran sampah TPA Cipeucang yang nyaris menutupi aliran air di Sungai Cisadane, hari ini, Selasa 26/5/2020.

Penarikan sampah dengan alat berat atau eskavator yang sudah mencapai 20 meter dimulai dari seberang bagian sempadan tanggul beton yang jebol.

“Proses penarikan sampah pelan-pelan, gak bisa sembarangan. Kami sangat hati-hati,” kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Wismansyah Musa kepada kabar6.com, Selasa (26/5/2020).

Selama proses pengangkutan sampah berlangsung tidak boleh ada petugas berada di bawah gunungan sampah yang longsor. Sebab dikhawatirkan dapat berpotensi terjadi longsor susulan.

Wisman jelaskan, hanya unit armada eskavator yang bisa turun menginjak longsoran sampah di tengah badan Sungai Cisadane. Sampah kemudian ditarik oleh eskavator ke bagian pinggir daerah aliran sungai deket tanggul TPA yang jebol.

“Truk angkutan sampah standbye dipinggir, karena khawatir bisa jeblos kalau ngelindes sampah. Kalau alat berat kan emang didesain bisa mengapung di permukaan air sungai,” jelas Wisman.

Ia sangat berharap bantuan pinjaman armada alat berat milik pemerintah pusat beserta tenaga operatornya bisa segera tiba di lokasi perkara. Sementara saat ini baru ada tujuh unit eskavator yang beroperasi.

**Baca juga: Penerapan New Normal di Kota Tangsel Dalam Tahap Pembahasan.

Wisman berpendapat, semakin banyak unit eskavator yang dikerahkan maka proses pengangkutan longsoran sampah dari badan Sungai Cisadane ke daratan TPA Cipeucang pun bisa cepat selesai.

“Mohon doanya ya kami bisa  bersihkan sampah di Sungai Cisadane. Bahkan puji syukur Alhamdulillah, kalau  ternyata nantinya proses recovery (rehabilitasi) juga bisa secepatnya rampung,” harapnya.(yud)




Alat Berat Angkut Longsoran Sampah di Cisadane, Airin: Ditambah Jadi 7

Kabar6.com

Kabar6-Sejumlah pejabat pemerintah pusat datang meninjau TPA Cipeucang, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Gunungan sampah longsor hingga sekitar 50 ton lebih jatuh memenuhi badan Sungai Cisadane.

“Total akan ada 7 alat berat yang akan dioperasikan. Kita ingin TPA Cipeucang dapat berfungsi secara normal kembali,” kata Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany lewat siaran pers, Sabtu (23/5/2020).

Menurutnya, pengangkatan sampah yang ada di permukaan badan Sungai Cisadane sudah dilakukan sejak kemarin. Namun mulai hari ini alat berat pengangkutan ditambah.

**Baca juga: UPT TPA Cipeucang: Volume Sampah 1.000 Ton Over Kapasitas.

Di lokasi sama, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jarot Widyoko mengutarakan, pembersihan dan pengerukan sampah harus segera dilakukan.

“Untuk mengembalikan fungsi sungai. Setelah itu, baru dilakukan langkah-langkah lanjutan, seperti penataan sheet pile dan sempadan,” utaranya.(yud)




TPA Cipeucang Longsor, Aktivis Lingkungan: Pemkot Tangsel Lalai

Kabar6.com

Kabar6-Setelah mendapat sorotan dari Aktivis Lingkungan Hidup dari Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (YAPELH) kali ini giliran Penggiat Lingkungan Saba Alam Indonesia Hijau (SAIH Foundation) turut menyoroti Peristiwa longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan.

Aktivis SAIH Foundation Daniel Nainggolan mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Lingkunga Hidup wajib mengambil langkah kongkrit untuk normalisasi sungai Cisadane yang tercemar atas longsornya TPA Cipeucang yang terjadi Jumat 22 Mei 2020.

“Bahkan longsornya TPA sebagai bentuk buruknya tata kelola sampah yang ada di TPA Cipeucang Tangsel. Hal ini merupakan kelalaian Pemkot Tangsel dalam mengelola TPA, dan berdampak langsung kepada sungai cisadane. Karena masyarakat yang menjadikan air sungai cisadane sebagai sumber kebutuhan air,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada Kabar6.com, Jumat (22/5/2020).

Daniel menuding Pemkot Tangerang Selatan, dalam hal ini DLH tidak mengacu kepada Peraturan Menteri PU No 03 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

“Dalam hal ini kami mendorong Pemkot Tangsel melakukan pembenahan TPA Cipeucang dengan melakukan review master plan pengelolaan sampah TPA Cipeucang Tangsel,” kata Daniel yang juga sebagai Kordinator Pemuda Penggiat Lingkungan (PPL) Tangerang.

Daniel menjelaskan, master plan pengelolan sampah itu harus memperhatikan lima aspek, yakni aspek hukum, kelembagaan, pendanaan, teknologi dan sosial budaya.**Baca juga: DLHK Tangsel Keruk Sampah di Sungai Cisadane.

“Pasca longsornya sampah di TPA cipeucang kita minta Kembalikan dan normalisasi sungai cisadane kembali. Jangan hanya di diamkan, wajib normalisasi karena ini akan berpotensi pencemaran laut Jawa,” tandasnya. (Oke/Tim K6)