1

Polres Tangsel Tetapkan Tersangka Tawuran Pelajar

kabar6.com

Kabar6-Polres Tangerang Selatan (Tangsel) telah menemukan titik terang dalam menangani kasus tawuran pelajar Selasa sore kemarin. Insiden itu menyebabkan Ahmad Fauzan (18), pelajar SMK Sasmita Jaya, Pamulang, terluka parah akibat tusukan pedang di bagian wajah kirinya.

“Penyidik sudah menetapkan tersangka,” ungkap Kasat Reskrim Ajun Komisaris Ahmad Yurikho Alexander saat dihubungi kabar6.com, Jum’at (3/8/2018).

Ditanya soal petanda bahwa pelaku tawuran telah diamankan polisi. “Belum dan mohon doa semoga cepat tertangkap,” ujarnya.

Alex menegaskan hingga kini proses penyidikan masih berjalan. Pihaknya telah mendatangi SMK Bhipuri Serpong, tempat sekolah pelajar yang menjadi lawan bentrokan korban.

Di sekolah tersebut polisi telah memintai keterangan sejumlah orang. Melalui interogasi dikantongi nama-nama pelajar yang saat itu memilih tidak masuk sekolah karena mendapat pesan ancaman balasan.

“(jeratan pasal pelanggaran hukum) Antara 351 dan atau 170 KUHPidana,” tegas Alex. Ia enggan mengomentari soal upaya pencegahan agar kedepannya aksi tawuran pelajar tidak kembali terulang.

Alex beralasan tugas pokok dan fungsi pencegahan melekat pada Satuan Binmas dan Sabhara. Adapun bagian Satuan Reskrim adalah penegakan hukum.

“Akan tetapi hal tersebut pasti sudah dirancang oleh yang bertugas di bidang preventif dan pre emtif,” sebutnya.**Baca Juga: Sehari, Gunung Anak Krakatau Meletus 137 Kali.

“Kerawanan tersebut bersifat insidental dan bukan titik rawan permanen, titik rawan permanen tidak ada,” tambah Alex berkaitan dengan titik rawan tawuran pelajar.(yud)




Kapolres Tangsel: Tak Ada Toleransi bagi Pelaku Tawuran

kabar6.com

Kabar6-Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Ferdy Irawan menegaskan sikap tidak ada toleransi terhadap pelajar yang telah terbukti melakukan tindak pelanggaran hukum.
Pernyataan itu disampaikan atas adanya korban luka parah akibat aksi tawuran antarkelompok pelajar.

“Tidak ada toleransi bagi pelajar jika melakukan tindak kriminal dan mengganggu keamanan, ketertiban di lingkungan masyarakat,” katanya di SMK Bhipuri, Kelurahan Cilenggang, Serpong, Rabu (1/8/2018).

Ia bersama anak buahnya langsung turun ke lapangan untuk mencari pelaku penusukan terhadap Ahmad Fauzan (18), pelajar SMK Sasmita Jaya, Pamulang. Sudah ada sekitar lima hingga enam orang dari pihak SMK Bhipuri yang telah dimintai keterangan oleh polisi.

Ferdy bilang, dari formasi yang terakhir diterimanya, kini Fauzan sedang menjalani proses observasi di ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Tim medis telah melakukan tindakan medis operasi tahap pertama.

Bahan material besi yang melukai warga Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, itu sudah dipotong. “Kemungkinan kalau kondisinya stabil, dalam tiga hingga empat hari ke depan akan dioperasi lagi untuk mengangkat sisa pedang yang masih menancap di bagian kiri wajah korban,” bilangnya.

Ferdy juga mengharapkan adanya peran aktif dari guru, orang tua dan masyarakat sekitar. Mereka mesti mau mengarahkan para pelajar agar bisa berpikir sebelum bertindak.**Baca juga: Tawuran di Taman Tekno, Satu Pelajar Tertusuk Sajam.

Pada akhirnya dipastikan, dari aksi tawuran pelajar bisa berdampak luas. Bukan hanya merugikan pelajar, orang tua dan masyarakat saja. Tetapi juga mengancam masa depan anak-anak peserta didik yang menjadi pelaku dan korban tawuran pelajar.**Baca juga: Video Tawuran di Tangsel Viral, Ini Kata Pakar LPAI.

“Masalah tawuran ini semua pihak harus terlibat lah. Dari orang tua, sekolah, pemerintah, aparat keamanan harus mememiliki konsep yang jelas. Agar hal seperti ini tidak terulang kembali,” harap Ferdi.(yud)




Video Tawuran di Tangsel Viral, Ini Kata Pakar LPAI

kabar6.com

Kabar6-Rekaman video aksi tawuran kelompok pelajar di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah viral di media sosial. Tayangan berbau ujaran kebencian seketika memunculkan simpulan bahwa kian lama tabiat anak-anak kian keras, kian buas.

Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel mengatakan, video tersebut semakin merusak ketenangan. Apalagi puluhan orang yang terlibat tawuran adalah sekumpulan individu yang masih berada pada rentang usia kanak-kanak.

“Perbuatan salah anak-anak berupa penyebaran ujaran kebencian merupakan manifestasi tingginya perilaku berisiko dan rendahnya kendali impuls di kelompok usia remaja,” katanya saat dikonfimasi kabar6.com, Rabu (1/8/2018).

Reza jelaskan, lebih-lebih media sosial, dunia tak bertuan ini menjadi tempat ”ideal” bagi anak-anak dan remaja ketika ingin membuncahkan isi hati mereka. Termasuk rasa benci dan permusuhan.

Pelajar menjelma sebagai pemarah, dengan sasaran ke segala arah. Mereka diamuk bias sehingga pukul rata membenci semua yang memiliki ciri dan identitas tertentu. Anak-anak tidak lagi bisa mengendalikan perilaku, baik perbuatan maupun tulisan mereka.

“Pertanyaannya, benarkah sedemikian buruk tabiat anak-anak kita?” jelas Reza. Menurutnya, vigilantisme yang disesalkan dan harus diusut kepolisian.

Reza menyatakan, apabila kenyataannya anak-anak sekarang lebih dari sekadar ”nakal”, maka dibutuhkan langkah terpadu dan komprehensif guna menyikapi anggota masyarakat berusia kanak-kanak yang kian berisiko terlibat dalam tindak kejahatan.

Langkah dimaksud mencakup preventif, preventif, dan represif. Khusus di penindakan represif, boleh jadi sudah tiba waktunya untuk dilakukannya revisi terhadap Undang-undang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) sebagai acuan hukum untuk menangani anak-anak yang melakukan perbuatan pidana.

Intinya, UU SPPA merupakan antitesis terhadap filosofi retribusi bagi upaya perbaikan watak dan tindak-tanduk anak. Tafsiran bebasnya, UU SPPA memperlakukan anak-anak pelaku pidana secara lebih lunak ketimbang perlakuan yang dijatuhkan ke para penjahat dewasa.**Baca Juga: Beredar Broadcast Aksi Balasan Pelajar di Tangsel.

Reza menambahkan, gagasan ini memang kontras dengan latar disusunnya UU SPPA. Namun demi terciptanya rasa aman masyarakat tanpa pandang bulu, pesan lebih tegas sudah sepatutnya dikirim ke seluruh anak-anak beserta orang tua mereka.

“Dibutuhkan perlakuan lebih berat agar pelaku berusia kanak-kanak itu tidak salah kaprah memandang dirinya sendiri sebagai individu yang mendapat dispensasi atau bahkan keistimewaan hukum,” ujar alumnus Psikologi Forensik, The University of Melbourne, itu.(yud)




Beredar Broadcast Aksi Balasan Pelajar di Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Puluhan pelajar SMK Bhipuri, Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kompak bolos sekolah. Hal itu menyusul beredarnya kabar akan ada aksi balasan yang dari pelajar SMK Sasmita Jaya, Pamulang.

“Karena broadcast akan ada upaya pembalasan, sebagian besar tidak masuk,” ungkap Kapolres Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ferdy Irawan di SMK Bhipuri, Serpong, Rabu (1/8/2018).

Salah seorang pelajar yang masuk sekolah juga mengungkapkan rasa takutnya setelah peristiwa berdarah yang menyeret nama sekolahnya.

“Takut diserang balik saja, padahal kita engga tahu apa-apa,” kata Safitri, pelajar kelas XI SMK Bhipuri.

Diketahui, tawuran antar kelompok pelajar SMK Sasmita Jaya dan SMK Bhipuri terjadi di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, kemarin sore.**Baca Juga: Hotel Kapsul Bakal Dioperasikan di Bandara Soetta.

Aksi tawuran menyebabkan Fauzan, pelajar SMK Sasmita dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Warga asal Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, itu terluka parah akibat wajah kirinya tertusuk pedang hingga senjata tajam itu masih menancap.(yud)




Takut Aksi Balasan, Pelajar SMK Bhipuri Bolos Sekolah

kabar6.com

Kabar6-Aktivitas kegiatan belajar mengajar di SMK Bhipuri, Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sepi. Hanya ada satu kelas yang kegiatannya berjalan normal.

“Pada enggak masuk sekolah, jadi pada takut. Karena hari ini ada ancaman dari luar,” ungkap Kepala SMK Bhipuri, Sutrisno kepada wartawan ditemui di sekolahnya, Rabu (1/8/2018).

Ia jelaskan, SMK Bhipuri sudah berdiri sejak 1988 lalu. Sekarang hanya ada tiga kelas yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan jumlah kurang dari 100 orang.

Berdasarkan, pantauan di lokasi hanya ada satu kelas yang aktif. Satu kelas tersebut hanya berisikan sekitar belasan pelajar yang mengenakan seragam pramuka.

Diketahui, tawuran antar kelompok pelajar SMK Sasmita Jaya dan SMK Bhipuri terjadi di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, kemarin sore.**Baca Juga: Polres Tangsel Kantongi Identitas Pelajar Pelaku Tawuran.

Aksi tawuran menyebabkan Fauzan, pelajar SMK Sasmita dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Warga asal Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, itu terluka parah akibat wajah kirinya tertusuk pedang hingga senjata tajam itu masih menancap.(yud)




Polres Tangsel Kantongi Identitas Pelajar Pelaku Tawuran

kabar6.com

Kabar6-Aparat Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendatangi SMK Bhipuri, Cilenggang, Kecamatan Serpong. Peserta didik sekolah itu terlibat tawuran hingga menyebabkan Ahmad Fauzan (18), pelajar SMK Sasmita Jaya, Kecamatan Pamulang, terluka parah.

Kapolres Kota Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ferdi Irawan terjun langsung mencari pelajar pelaku tawuran. Polisi juga melakukan penyisiran tapi tidak menemukan senjata tajam yang dipakai pelajar untuk tawuran.

“Kami sudah mengantongi nama-nama pelaku tawuran,” kata Ferdi didampingi Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Ahmad Alexander Yurikho kepada wartawan, Rabu (1/8/2018).

Ia menegaskan akan menyeret para pelajar pelaku tawuran ke meja pengadilan. Pihaknya juga sudah memintai keterangam dari sejumlah pelajar di SMK Bhipuri.

“Sudah ada beberapa nama-nama. Tinggal kita kembangkan,” tegas Ferdi.

Diketahui, tawuran antar kelompok pelajar SMK Sasmita Jaya dan SMK Bhipuri terjadi di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, kemarin sore.**Baca Juga: Pemkot Tangerang Bentuk Tim Kesehatan Hewan Kurban.

Aksi tawuran menyebabkan Fauzan, pelajar SMK Sasmita dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Warga asal Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, itu terluka parah akibat wajah kirinya tertusuk pedang hingga senjata tajam itu masih menancap.(yud)




Pelajar Korban Tawuran di Tangsel Dirujuk ke RSCM

kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono tak bisa bertemu dengan Achmad Fauzi (18), pelajar korban tawuran di RS Hermina Serpong. Korban mengalami luka serius.

Wajah kiri korban tertancap pedang saat bentrokan antar dua kelompok pelajar di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, kemarin sore.

“Dan ternyata luka korban parah dan tidak bisa ditangani,” kata Taryono kepada kabar6.com, Rabu (1/8/2018).

Maka kemudian Fauzi langsung dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, pukul 22.30 WIB. Sebab pihak tim medis dari Hermina Serpong tak punya peralatan yang lengkap.

Berdasarkan keterangan tim medis, lanjut Taryoni, senjata tajam yang menancap di bagian muka korban belum bisa dicabut. Ketika dibawa ke RSCM pun sajam masih nancap dan darah terus mengalir.

“Korban dirujuk alasannya di Hermina tidak ada alat memadai untuk mencabut sajam tersebut. Korban masih kritis,” terangnya.

Taryono menambahkan, meski demikian ia menyatakan RS Hermina Serpong telah memberikan penanganan medis secara benar. Selama di rumah sakit Fauzi ditangani oleh dokter Misbach.**Baca Juga: Wajah Tertancap Pedang, Pelajar di Tangsel Kritis.

“Kami berterima kasih kepada pihak RS Hermina yang telah menangani dengan baik,” tambahnya didampingi Sertu Buchori, Koramil Serpong.(yud)




Wajah Tertancap Pedang, Pelajar di Tangsel Kritis

kabar6.com

Kabar6-Seorang pelajar korban tawuran di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih menjalani perawatan intensif. Ahmad Fauzan (18), terkapar setelah muka kirinya tertusuk sebilah pedang.

Adapun senjata tajam itu masih menempel di wajah Fauzan saat korban dilarikan oleh teman-temannya ke rumah sakit. “Masih (kritis),” ungkap Kasat Reskrim Polres Tangsel, Ajun Komisaris Ahmad Alexander Yurikho saat dikonfirmasi kabar6.com, Selasa (31/7/2018).

Korban saat ini menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Hermina Serpong. Fauzan diketahui merupakan pelajar SMK Sasmita Jaya Pamulang.

Kelompok pelajar SMK Sasmita Jaya terlibat tawuran dengan musuh bebuyutannya SMK Bhipuri Cilenggang, Kecamatan Serpong.**Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan, Penjual Bendera Merah Putih Bermunculan.

“Pelaku masih dalam penyelidikan, perkembangan selanjutnya dimonitor dan dilaporkan,” ujar Alexander.(yud)




Tawuran di Taman Tekno, Satu Pelajar Tertusuk Sajam

kabar6.com

Kabar6-Aksi tawuran pelajar di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menimbulkan korban. Satu orang pelajar terkapar bersimbah darah.

Tawuran antar dua kelompok pelajar itu terjadi di ruas Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, tepatnya dekat kawasan pergudangan Taman Tekno 1.

“Satu orang tadi jatuh. Senjata lawannya masih nancep,” kata Hasan, pedagang kepada kabar6.com di dekat lokasi perkara, Selasa (31/7/2018) sore.

Pelajar korban tawuran, terangnya, langsung dibawa oleh rekan-rekannya. Itupun setelah warga bersama pengemudi ojek motor online memaksa rekan korban membawa ke rumah sakit.

“Ke arah sana dibawa naik motor,” ujar Hasan sambil menunjuk ke arah simpang Muncul. Menurutnya, aksi tawuran pelajar di kawasan tersebut sering terjadi.**Baca Juga: Kapolresta Tangerang Didaulat Jadi Pembina Komunitas Gertak.

“Kalau tawuran pada bawa celurit, ganco es, pedang sama gir yang dikasih tali gesper,” tambahnya.(yud)




Tawuran Pelajar, Kapolsek Pakuhaji Bakal Beri Efek Jera

kabar6.com

Kabar6-Kapolsek Pakuhaji, AKP Suyatno mengaku prihatin dengan aksi tawuran antara pelajar yang melibatkan SMA Kecamatan Pakuhaji dan SMA Kecamatan Teluknaga di Desa Kalibaru, Kecmaatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang tersebut.

Untuk mencegah terulangnya aksi tawuran di wilayah hukum Polsek Pakuhaji, Suyatno, menyatakan akan mengintensifkan anggota untuk patroli di daerah rawan tawuran pelajar tersebut, khususnya di jam sekolah.**Baca juga: Dua Kelompok Pelajar Terlibat Tawuran di Pakuhaji.

“Bagi pelajar yang berhasil diamankan, kami akan undang orangtua dan sekolahnya. Sebagai efek jera, pelajar tersebut juga akan kami minta menandatangani pernyataan tidak mengulangi perbuatannya,” jelas Kapolsek.(Ver)

Baca juga: Europixpro Door, Produk Anak Negeri Berkualitas Dunia.