1

Adakah Efek Buruk dari Pemakaian Korset?

Kabar6-Tidak sedikit wanita yang rela memakai korset demi membentu tubuh lebih langsing dan indah. Korset atau yang lebih dikenal sebagai waist training biasanya digunakan selama berjam-jam dengan menekan otot perut.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi ukuran lingkar pinggang secara permanen bila terus digunakan dalam waktu lama. Meskipun hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa pemakaian korset dalam waktu lama setiap harinya dapat membuat ukuran lingkar pinggang seseorang menjadi lebih kecil.

Menurut seorang ahli, melansir Womenshealthmag, pemakaian korset justru mungkin dapat membahayakan kesehatan tubuh seseorang. Secara medis, para ahli masih belum menemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan korset dalam waktu lama dapat membuat ukuran pinggang Anda menjadi lebih kecil secara permanen.

Hal ini karena saat Anda tidak lagi menggunakan korset, maka bentuk tubuh pun akan kembali seperti semula. Selain itu, penggunaan korset juga dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, membatasi pergerakan, dan bila digunakan terlalu ketat.

Akibatnya, Anda akan mengalami kesulitan bernapas, yang secara teoritis dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rusuk orang tersebut. ** Baca juga: Efektif Cegah Penuaan Dini, 5 Makanan yang Banyak Mengandung Kolagen

Banyak orang mempercayai bahwa karena korset sangat ketat, maka hal ini dapat membuat Anda berkeringat lebih banyak. Namun, bukan berarti hal ini dapat membuat pinggang Anda menjadi lebih kecil, lho.

Jadi, apa sebenarnya yang benar-benar dapat membuat ukuran pinggang Anda menjadi lebih kecil dan menurunkan berat badan Anda? Kuncinya, olahraga secara teratur dan mengonsumsi diet sehat.(ilj/bbs)




Apa Alasan Pakai Masker Kain Terlalu Tebal Tak Dianjurkan?

Kabar6-Menggunakan masker kain sangat dianjurkan untuk mencegah paparan virus Corona COVID-19. Meskipun demikian, masker kain sebaiknya tidak didesain terlalu tebal.

Hal ini, melansir detikhealth, karena menggunakan masker yang didesain terlalu tebal membuat si pemakai tidak nyaman untuk bernapas. Menggunakan bahan elastis yang terlalu menekan hidung pun tidak nyaman digunakan, sehingga seringkali si pemakai menurunkan maskernya sampai mulut, dengan alasan tidak bisa bernapas.

Jadi, disarankan menggunakan desain yang baik agar tidak menutup hidung dan mulut secara ketat, namun mampu melindungi keseluruhannya dengan baik.

Pemakaian masker yang benar perlu diperhatikan karena masker menjadi salah satu pencegahan terpenting yang harus dilakukan agar terhindar dari virus Corona. ** Baca juga: Saat Sedang Diet, Tidak Disarankan Konsumsi 5 Buah Tinggi Kalori Ini

Hal yang harus diingat, memakai masker dengan cara tidak benar bisa menjadi sumber penularan virus Corona.(ilj/bbs)




Pahami Beda Gejala Antara Flu, Alergi, dan COVID-19

Kabar6-Pandemi COVID-19 membuat banyak orang menjadi paranoid. Karena itulah, saat seseorang bersin atau batuk beberapa kali, langsung saja dikaitkan dengan COVID-19. Padahal, bersin maupun batuk juga menjadi tanda-tanda alergi atau flu biasa.

Para profesional kesehatan serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, melansir tempo.co, telah berbagi panduan untuk membedakan tanda-tanda infeksi COVID-19, alergi musiman, dan flu. Gejala COVID-19 adalah demam dengan suhu di atas 38 derajat Celsius dan batuk terus menerus.

COVID-19 merupakan infeksi saluran pernapasan bagian bawah, yang berarti sebagian besar gejala dirasakan di dada dan paru-paru.

Dan tentu saja, gejala ini berbeda dengan flu biasa yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, di mana penderita akan mengalami hidung tersumbat yang sebagian besar tidak dialami penderita virus corona.

Sementara itu, bagi mereka yang alergi, terutama terhadap serbuk sari bunga, biasanya akan mengalami gejala yang meliputi bersin dan batuk, hidung beringus atau tersumbat, mata merah atau berair, sakit kepala, dan kelelahan.

Namun, karena saat ini banyak orang mengisolasi diri di rumah, diprediksi ada penurunan gejala. Memang, kebanyakan orang dengan COVID-19 memiliki gejala ringan dan dapat pulih di rumah tanpa perawatan medis dalam waktu 14 hari. ** Baca juga: Tidak Hanya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, Berjemur Punya 5 Manfaat Lain

Jika penderita memiliki gejala parah yang meliputi kesulitan bernapas, napas cepat atau menghirup lebih dari 30 napas dalam satu menit, dan oksigen rendah dalam darah, disarankan segera hubungi layanan darurat.(ilj/bbs)