1

Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Jerawatan

Kabar6-Selain karena tidak rutin membersihkan wajah, atau malas menggunakan krim perawatan, jerawat sering dihubungkan dengan jatuh cinta. Ya, banyak orang beranggapan bahwa jatuh cinta bisa bikin jerawatan.

Benarkah anggapan tersebut, ataukah hanya sekadar mitos? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Psychoneuroendocrinology’, melansir Klikdokter, menyebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam tubuhnya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres.

Bisa jadi, stres tersebut muncul saat Anda terlalu banyak memikirkan si dia atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk meluluhkan hatinya. Cemburu saat melihat si dia dekat dengan orang lain juga bisa menyebabkan stres, sehingga dapat memicu jerawat.

Ketika dinamika percintaan itu sudah usai dan tergantikan dengan terbalasnya perasaan, kadar hormon yang meningkat adalah dopamin. Hormon tersebut bertanggung jawab atas munculnya rasa bahagia.

Dengan demikian, jatuh cinta dan stres bukanlah penyebab utama timbulnya jerawat. Pasalnya, ada juga orang yang mengalami stres berat tetapi kulitnya tidak ditumbuhi jerawat. Ketimbang menimbulkan jerawat baru, stres itu sendiri lebih mungkin memperparah kondisi jerawat yang sudah ada.

Seorang profesor dari Departemen Dermatologi Universitas Southwestern Texas, Amerika Serikat, bernama Lisa Garner mengatakan bahwa mekanisme pasti bahwa stres dapat memperparah jerawat memang belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa kelenjar sebasea pada kulit orang yang sedang stres memproduksi sebum lebih banyak, sehingga masalah jerawat akan bertambah parah.

Dalam dunia medis, jerawat dikenal dengan istilah acne vulgaris. Jerawat adalah peradangan kulit yang mengenai kelenjar sebum dan folikel rambut akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat dapat muncul di mana saja, sepanjang terdapat kelenjar sebum dan folikel rambut.

Sumbatan pori-pori kulit penyebab jerawat ini dapat disebabkan oleh kotoran, sebum (lemak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak kulit), dan bakteri yang menumpuk. Itu semua dapat menyebabkan reaksi peradangan dan infeksi.

Jerawat umumnya muncul pada sekira usia pubertas (11–12 tahun), yakni saat hormon-hormon seksual mulai aktif bekerja menstimulasi kelenjar minyak. Karena itu, tidak heran kalau jerawat banyak muncul saat usia remaja.

Masa remaja merupakan waktu kebanyakan orang pertama kali jatuh cinta. Itulah mengapa jerawatan kerap dikaitkan dengan fenomena jatuh cinta. ** Baca juga: Berpikir Positif Ternyata Bisa Jadi ‘Racun’ yang Justru Bikin Orang Lari dari Masalah

Jadi, anggapan jatuh cinta bikin jerawatan itu hanya mitos. Jatuh cinta bukanlah faktor utama penyebab jerawat. Faktanya, jatuh cinta yang disertai dengan perasaan stres bisa merangsang peningkatan hormon, yang pada akhirnya menyebabkan jerawat, apalagi jika ditambah dengan banyaknya kotoran yang menumpuk.(ilj/bbs)




Bolehkan Keramas Tiap Hari?

Kabar6-Keramas menjadi salah satu cara tepat untuk membersihkan rambut dan kulit kepala setelah sepanjang hari beraktivitas di luar ruangan. Berapa kali dalam seminggu Anda keramas? Atau Anda termasuk orang yang keramas setiap hari karena selalu beraktivitas di luar ruangan?

Bolehkah keramas dilakukan tiap hari? Dilansir dari beberapa sumber, keramas tiap hari berisiko membuat kulit kepala gatal, terasa kencang, dan menjadi kering akibat hilangnya pelembap rambut, hingga muncul ketombe. Selain itu, keramas setiap hari akan membuat rambut menjadi lebih kering dan kusam, karena minyak alami dari kulit kepala benar-benar sudah hilang dan tidak melapisi rambut sama sekali

Menurut beberapa pakar, idealnya rambut dicuci dua hari sekali. Namun pada beberapa orang, keramas setiap hari diperlukan untuk menjaga kondisi rambutnya. Intinya, kebutuhan keramas setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang tidak memiliki masalah pada rambut dan kulit kepala bila tidak keramas beberapa hari. Sebaliknya, ada juga orang yang rambutnya akan lepek saat tidak keramas setiap hari. Jadi jika ada pertanyaan apakah keramas setiap hari bagus atau tidak? Semua disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Jika ingin menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala, pakar kesehatan menyarankan untuk tidak keramas setiap hari. Seandainya kondisi rambut Anda mengharuskan keramas setiap hari, gunakan sampo dengan bahan kimia yang ringan.

Cobalah melapisi rambut dengan serum yang bisa menjaga kesehatan rambut dan membuatnya lebih lembut. Dengan memakai serum atau vitamin rambut ini, rambut pun akan mendapatkan nutrisi dan mendapatkan pengganti lapisan minyak alami sehingga tidak akan mudah terkena masalah rambut kering atau kusam.

Ada beberapa hal yang perlu Anda pahami dalam menentukan seberapa sering Anda keramas, antara lain adalah:

1. Jenis kulit rambut
Pilihan untuk keramas setiap hari atau tidak yang utama didasarkan pada jenis kulit rambut yang Anda miliki. Jika kondisi kulit kepala sangat berminyak, Anda disarankan untuk keramas tiap hari tanpa perlu khawatir hal itu bisa merusak rambut.

Namun jika jenis kulit dan rambut Anda adalah normal atau cenderung kering, Anda hanya perlu keramas 1-2 kali dalam seminggu. Jika Anda memiliki kulit kepala berminyak namun tidak berlebihan, Anda bisa keramas setidaknya dua hari sekali.

Hal penting lain yang harus Anda ketahui adalah faktor umur memiliki peran penting dalam mempengaruhi jumlah sebum yang diproduksi. Semakin bertambahnya usia, kulit kepala akan menghasilkan sebum yang lebih sedikit. Kondisi ini membuat Anda tidak perlu keramas setiap hari.

2. Tekstur rambut
Pada rambut yang kasar atau keriting, sebum akan lebih lambat dalam mencapai akar rambut. Bagi Anda yang memiliki rambut keriting atau kasar, keramas setiap hari tidak perlu dilakukan.

Sedangkan, bagi Anda yang memiliki rambut bergelombang, dianjurkan untuk keramas tiga kali seminggu. Sementara bagi Anda yang memiliki rambut lurus, dianjurkan keramas setiap hari.

3. Ketebalan rambut
Orang yang memiliki rambut tipis atau sering berolahraga dianjurkan untuk keramas setiap hari. Mereka dengan rambut tipis lebih rentan untuk memiliki minyak di kulit dan rambut yang berlebih, sehingga membuatnya harus keramas setiap hari. Sedangkan orang dengan tipe rambut tebal, dianjurkan untuk keramas beberapa kali sehari.

4. Penataan rambut
Banyak orang terutama wanita yang mencoba berbagai model dengan mewarnai rambut, meluruskan rambut atau beberapa perubahan-perubahan pada rambutnya. Jika Anda memiliki kebiasaan melakukan ‘permak’ rambut, dianjurkan untuk keramas setiap hari. ** Baca juga: Pilih 9 Jenis Makanan Sumber Vitamin D

Selain perawatan langsung pada rambut yang bisa mempengaruhi kondisinya, apa yang Anda konsumsi juga bisa berpengaruh pada kesehatan rambut. Untuk menjaga kesehatan rambut, dianjurkan mengonsumsi telur, ikan, kacang, daging, kacang-kacangan, kerang, salmon, sarden, keju dan yoghurt.(ilj/bbs)




Stres Bikin Wajah Terlihat Tua

Kabar6-Ada banyak hal yang dapat menyebabkan stres, antara lain masalah di tempat kerja, perselisihan dalam rumah tangga, dan lain sebagainya. Salah satu solusinya adalah mencari akar permasalahan stres agar segera dapat diselesaikan, sehingga tidak berlarut-larut.

Mengapa demikian? Stres yang berkepanjangan, dikutip dari Hellosehat, akan membuat wajah tampak terlihat tua dari usia Anda. Stres biasanya dimulai dari rasa ‘kewalahan’ akibat banyaknya tekanan dari luar dan dalam diri yang telah berlangsung cukup lama, baik secara fisik, mental, dan emosional.

Saat dilanda stres, tubuh Anda ‘membaca’ adanya serangan atau ancaman. Sebagai mekanisme perlindungan diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon stres seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Peningkatan produksi hormon stres ini membuat denyut jantung meningkat, pernapasan lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah Anda naik.

Nah, kulit adalah organ yang paling pertama merasakan segala perubahan dari lingkungan luar, perubahan suhu panas atau dingin, paparan bahan kimia berbahaya, hingga tekanan yang bisa merusak kulit.

Lalu kulit mengerjakan tugasnya ini lewat reseptor rasa sakit yang tertanam di bawah lapisan kulit bernama nosiseptor. Kulit juga berperan untuk merespon berbagai peradangan dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian yang diterbitkan Journal of Inflammation & Allergy Drug Targets mengungkapkan, otak melepaskan hormon pelepas kortikotropin atau CRH. Setelahnya, CRH merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan ACTH dan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres kortisol. ** Baca juga: Flu Juga Bisa Disebabkan Oleh Faktor Genetik?

Salah satu efek hormon kortisol adalah membuat kulit cepat mengendur. Hormon kortisol disinyalir juga memperparah produksi minyak alami (sebum) dan menyebabkan jerawat. Itu yang menyebabkan stres bikin cepat tua.

Jadi jangan biarkan stres Anda berlarut-larut, ya.(ilj/bbs)