1

Kabar Baik untuk Pecinta Kopi! Simak Hasil Penelitian ini

Kabar6-Bagi pecinta kopi ini kabar baik. Sebuah penelitian menemukan bahwa rutin mengonsumsi kopi ternyata dapat menurunkan risiko kanker prostat pada pria. Prostat sendiri merupakan bagian dari sistem reproduksi dan berfungsi sebagai penghasil semen atau cairan yang dikeluarkan bersama sperma saat ejakulasi.

Pada pria yang rutin minum kopi, risiko kanker prostat disebut menurun hingga 9 persen, jika dibandingkan dengan pria yang tidak minum kopi sama sekali. Sayangnya, belum diketahui pasti apa saja manfaat dan efek dari konsumsi kopi untuk kanker prostat.

Maka dari itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya. Lantas, adakah cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko kanker prostat?

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Kriteria Air yang Aman dan Layak Diminum Salah Satunya Lulus Pengujian Laboratorium

Dilansir dari halodoc, Jumat (1/2/2024), kanker prostat umumnya rentan menyerang pria berusia lebih dari 65 tahun. Gejala khas dari penyakit ini adalah gangguan buang air kecil. Nah, penelitian yang dipublikasikan British Medical Journal menyebutkan bahwa konsumsi kopi secara rutin bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat.

Dalam studi yang berjudul “Higher coffee intake may be linked to lower prostate cancer risk” tersebut dikatakan, pria yang minum kopi memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit ini. Selain itu, setiap cangkir tambahan kopi juga disebut bisa menurunkan risiko kanker prostat sebanyak 1 persen.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pria yang minum kopi paling banyak memiliki risiko 7 persen lebih rendah terkena kanker prostat lokal, dan risiko kanker prostat lanjut dan fatal masing-masing 12-16 persen lebih rendah.

Persentase tersebut menunjukkan jumlah penurunan risiko yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi kopi dalam jumlah kecil. Meski begitu, penelitian lebih mendalam tentu masih dibutuhkan guna benar-benar menguji manfaat dan efektivitasnya.

Terlepas dari khasiat kopi pada kanker prostat, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan guna menurunkan risiko dan mencegah kanker prostat, antara lain:

1. Pola Makan Bergizi Seimbang

Salah satu kunci untuk menjaga kebugaran tubuh dan menghindari penyakit adalah menjalani pola hidup sehat. Salah satunya melalui penerapan pola bergizi seimbang setiap harinya. Kamu juga perlu mengonsumsi makanan rendah lemak dan meningkatkan konsumsi buah serta sayur.

2. Hindari Makanan Tertentu

Nyatanya, ada jenis-jenis makanan yang sebaiknya dihindari agar risiko penyakit menurun. Mencegah kanker prostat bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi susu maupun produk-produk olahannya. Selain itu, batasi juga konsumsi minuman yang mengandung alkohol.

3. Berhenti Merokok

Berhenti merokok bisa memberi banyak manfaat sehat untuk tubuh, termasuk menurunkan risiko kanker prostat.

4. Olahraga dan Menghindari Stres

Biasakan berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit sehari. Selain itu, disarankan juga untuk menghindari stres. Kamu bisa meredakannya dengan melakukan meditasi atau yoga.(red)




Peneliti Finlandia Tewas di Taman Nasional Ujung Kulon

Kabar6-Peneliti yang sedang mengeksplorasi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), asal negara Finlandia meninggal dunia pada Jumat, 02 Juni 2023, sekitar pukul 22.00 wib.

Dia tak sendiri, penelitian itu dilakukannya bersama dua temannya asal Amerika Serikat, serta ditemani tour guide lokal dan pendamping dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

“Dugaan sementara, jantung mendadak. Hasil visum sementara yang dilakukan dokter dan tim INAFIS, tidak ditemukan kekerasan,” ujar Kompol Andi Suandi, Wakapolres Pandeglang, Minggu (04/05/2023).

Peristiwa berawal pada Kamis, 01 Juni 2023, ada satu WNA asal Finlandia bernama Rauno Kalevi Uaisanen (67), serta dua orang asal Amerika Serikat, Roberta Lee borowski dan Alexander Francis Meyer, datang ke Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) untuk mendapatkan informasi hewan mamalia yang ada di hutan lindung tersebut.

Kemudian mereka bertiga ditemani tour guide lokal serta pendamping dari Balai TNUK, berangkat menggunakan speed boat menuju Sungai Cigenter di dalam kawasan Ujung Kulon.

**Baca Juga: Tilang Manual Kembali Diterapkan, Satlantas Polres Lebak Sebut Kepatuhan Berkendara Meningkat

“Melakukan eksplorasi menyusuri sungai dan beristirahat di Resort Pulau Handeleum,” ujar AKP Silton, Kasatreskrim Polres Pandeglang, Minggu (04/05/2023).

Pengamatan dan penelitian dilanjutkan pada Jumat dini hari, 02 Juni 2023, mulai pukul 04.00 wib. Mereka menyusuri Sungai Cigenter dan kembali ke tempat istirahat sekitar pukul 10.21 wib.

Observasi dilanjutkan mulai pukul 14.29 wib hingga 22.05 wib. Saat turun dari perahu, Rauno Kalevi Uaisanen, merasa pusing dan duduk di tanah. Tim kemudian memberikan pertolongan pertama hingga WN Finlandia itu merasa enakan. Kemudian Rauno dibawa ke camp untuk beristirahat.

“Kemudian tiba-tiba Rauno tersebut kejang dan tidak sadarkan diri, sehingga pendamping melakukan tindakan namun akhirnya korban tidak tertolong dan meninggal dunia,” terangnya.

Tour guide lokal, pendamping dari Balai TNUK, polri dan masyarakat mengevakuasi jenazah ke RSUD Berkah Pandeglang, kemudian berkomunikasi dengan pihak imigrasi dan kedutaan besar Finlandia di Indonesia, untuk penanganan selanjutnya.(Dhi)




DPRD Dorong Pemprov Banten Lakukan Penelitian Bencana Longsor dan Banjir di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Ketua DPRD Banten, Andra Soni, mendorong Pemprov Banten untuk segera melakukan penelitian lebih lanjut penyebab banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, seperti yang dilakukan oleh Kementrian LHK dan PVMBG. Menurut Andra, selama ini masyarakat selalu disajikan penyebab bencana banjir bandang dan tanah longsor disebabkan oleh pertambangan tanpa ijin (Peti). Namun Pemprov Banten belum menyajikan data berdasarkan penelitian.

“Saat ini kita disajikan bahwa penyeban utama daripada banjir bandang dan longsor ini adalah karena banyaknya Peti di sana, tapi belum ada hasil penelitian dari lembaga resmi yang menyampaikan secara ilmiah melalui penelitian dan kajian terkait penyebab kejadian longsor dan banjir bandang ini,” kata Ketua DPRD Banten, Andra Soni, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu (25/01/2020).

Menurut Andra, penelitian itu penting bagi Pemprov Banten untuk mengetahui penyebab pasti banjir bandang dan tanah longsor. Hasil kajian itupun nantinya bisa digunakan untuk penanganan dan pencegahan bencana alam maupun pelestarian alam. Selain itu, kajian akademik pun bisa digunakan untuk tahap rehabilitasi dan rekinstruksi korban banjir berikut daerah terdampaknya.

**Baca juga: Pemprov Banten Belum Pastikan Pemicu Banjir dan Longsor di Lebak.

“InsaAllah saya akan mendorong Komisi 5 untuk melakukan rakor lanjutan dengan Pemprov (Banten) terkait lanjutan dari penanganan bencana ini. Kami sangat mengaharapkan pemerintah segera melakukan penelitian khususnya mencari tahu penyebab utama dan penyebab lain. Apakah ini ada karena faktor alam semata atau ada faktor kelalaian manusia dan seterusnya. Sehingga hasil kajian tersebut akan menjdi dasar pemerintah dalam upaya rehabilitasi dan membangun kembali kawasan tersebut,” jelas politisi Gerindra ini.(Dhi)




Sebanyak 36 Ribu Foto Mr.P Dikumpulkan untuk Kebutuhan Penelitian

Kabar6-Hal yang dilakukan Alicia Walker ini memang terbilang tak biasa. Asisten profesor sosiologi di Missouri State University, Amerika Serikat, itu menggumpulkan sebanyak 36 ribu foto Mr.P demi sebuah penelitian.

Disebutkan, penelitian tersebut untuk melihat dampak dari ukuran Mr.P pada harga diri mereka. Selain itu, melansir insidehighered, penelitian juga bertujuan untuk melihat bagaimana ukuran Mr.P mempengaruhi aspek lain dari kehidupan pria seperti interaksi sosial, aktivitas seksual, citra diri, dan kesehatan mental mereka.

“Sejauh ini saya mendengar banyak kecemasan dan banyak harga diri yang rendah terkait dengan ukuran mereka,” kata Walker.

Walker berharap, setidaknya 3.600 pria akan mengisi survei online dan mengunggah foto Mr. P mereka sebagai bagian dari penelitian. Para peserta harus berusia 22 tahun atau lebih tua.

“Ini bukan foto porno,” katanya. “Ini adalah foto-foto klinis.” Ditambahkan Walker, foto diperlukan untuk memastikan pria dengan hati-hati mengikuti instruksi ketika mengukur Mr.P mereka yang lembek dan ereksi.

Walker dibantu seorang siswa untuk melakukan penelitian melalui portal online, di rumah sakit dan klub malam. Hanya seminggu setengah sejak penelitian itu dimulai, Walker telah melihat banyak informasi tentang efek negatif yang dirasakan ukuran Mr.P dapat memiliki harga diri.

“Ini serius. Beberapa dari mereka sebenarnya mencoba bunuh diri,” ujar Walker. Dijelaskan, “Ukuran Mr.P secara umum, adalah sumber dari banyak keingintahuan dalam budaya Amerika.”

Sayangnya, penelitian ini harus dibatalkan oleh Walker, karena liputan dari media massa terhadap penelitiannya. Banyak sumber berita meliput kisah karya Alicia Walker, dan dia merasa hal itu telah mengganggu penelitian. “Saya membuat keputusan ini secara sukarela,” kata Walker dalam siaran pers universitas.

“Saya terus percaya bahwa hubungan antara ukuran Mr.P dan harga diri adalah hal penting dari penelitianan ilmiah, tetapi reaksi publik terhadap proyek tersebut mengancam keandalan respon survei,” jelas Walker. ** Baca juga: Bentuknya Unik, Toilet Pria di Paris Ini Seperti Kotak Surat

Lantas, bagaimana nasib ratusan foto Mr.P yang telah diterima Walker? Missouri State meyakinkan, semua foto yang dikirimkan sebelumnya disimpan dalam database riset yang aman dan telah dihancurkan.(ilj/bbs)




Studi Peneliti University of Edinburgh Jadi yang Terlama, Tuntas pada 2514 Mendatang

Kabar6-Studi yang dilakukan peneliti University of Edinburgh tampaknya akan menjadi penelitian terlama sepanjang sejarah. Bagaimana tidak, penelitian yang dimulai sejak 2014 ini baru akan selesai pada 2514 mendatang.

Bagaimana penelitian ini bisa memakan waktu demikian lama? Melansir nationalgeographic, alasannya menurut tim peneliti adalah untuk mencari tahu berapa lama mikroba dapat bertahan hidup. Karena itulah penelitiannya harus terus berlanjut dalam waktu yang lama. Untuk melakukan penelitian ini, ilmuwan menempatkan 400 botol bakteri Bacillus subtilis dalam kondisi kering sehingga membentuk spora. Botol kemudian ditutup rapat dan ditutup dengan timah untuk melindunginya dari radiasi karbon atau sinar kosmik yang dapat menyebabkan kerusakan DNA.

“Apakah mikroba akan bertahan lama ataukah ada sebagian yang akan mati terlebih dahulu. Ini akan menjadi eksperimen ilmiah terlama yang pernah dibuat,” kata Ralf Möller, pemimpin studi dari the German Aerospace Center.

Setiap dua tahun (untuk 24 tahun pertama), satu set botol akan dibuka untuk melihat bagaimana spora itu bekerja. Setelah 24 tahun pertama, pengecekan berkala akan dikurangi frekuensinya menjadi satu kali setiap 25 tahun hingga 2514 nanti.

Saat ini hasilnya menunjukkan bahwa penyimpanan dalam waktu dua tahun ternyata tidak memberikan perbedaan. Diketahui, sampel tidak terpengaruh paparan sinar X, ultraviolet, hidrogen peroksida, dan suhu tinggi.

Tantangan terbesar penelitian ini adalah memastikan ada orang yang terus melakukannya tugas tersebut sesuai jadwal, dari sekarang hingga beratus tahun kemudian. Ilmuwan ilmuwan yang bertanggung jawab atas studi tersebut sudah menyiapkan USB dengan instruksi lengkap untuk para peneliti di generasi selanjutnya. Meskipun demikian, tidak ada yang bisa menjamin apakah cara tersebut bisa berhasil. Bisa jadi, teknologi itu akan rusak dalam beberapa tahun mendatang.

Catatan dalam buku juga belum tentu bisa bertahan mengingat kertas akan segera menguning dan hancur. Dengan kata lain, tidak ada strategi yang sepenuhnya aman untuk 495 tahun ke depan. ** Baca juga: 5 Hal Tersembunyi Tentang Imlek di Tiongkok

Kendala tadi membuat tim peneliti saat ini meminta agar penanggungjawab selanjutnya untuk menyalin instruksi agar tetap relevan secara linguistik dan teknologi setiap 25 tahun.(ilj/bbs)




Mengapa Percobaan Medis Sering Gunakan Tikus?

Kabar6-Selama ini Anda tentu sering mendengar tikus paling banyak dipilih untuk percobaan medis. Bahkan menurut Foundation for Biomedical Research (FBR), 95 persen hewan laboratorium adalah tikus.

Ilmuwan dan peneliti bergantung pada tikus karena beberapa alasan. Salah satunya, seperti melansir beberapa sumber, tikus mudah disimpan dan dipelihara serta bisa beradaptasi baik dengan lingkungan baru. Hewan ini berkembang biak dengan cepat dan berumur pendek (2-3 tahun), sehingga beberapa generasi tikus dapat diamati dalam waktu singkat.

Selain itu, tikus relatif murah dan dapat dibeli dalam jumlah besar dari produsen komersial yang mengembang biakkan pengerat khusus untuk penelitian. Umumnya, tikus patuh dan hewan ini mudah ditangani peneliti, meski ada beberapa jenis sulit ditangani.

Sebagian besar tikus percobaan medis hampir identik secara genetis, kecuali jenis kelamin. Menurut National Human Genome Research Institute, hal ini membantu menyeragamkan hasil percobaan medis. Sebagai syarat minimum, tikus memiliki ras sama.

Alasan lain tikus digunakan sebagai model uji medis adalah genetik mereka, karakteristik biologi dan perilakunya sangat mirip manusia, dan banyak gejala kondisi manusia dapat direplikasi pada tikus.

“Tikus merupakan mamalia yang memiliki banyak proses seperti manusia dan bisa digunakan menjawab pertanyaan banyak penelitian,” kata Jenny Haliski, perwakilan National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Welfare.

Selama dua dekade terakhir, kesamaan itu makin kuat. Kini, ilmuwan dapat mengembangkan ‘tikus transgenik’ yang membawa gen mirip penyebab penyakit manusia. Tikus juga membuat penelitian efisien karena anatomi, fisiologi dan genetikanya dipahami dengan baik oleh peneliti.

Beberapa tikus SCID (severe combined immune deficiency) secara alami terlahir tanpa sistem kekebalan tubuh dan dapat menjadi model penelitian jaringan normal dan ganas manusia. Berikut contoh gangguan manusia di mana tikus digunakan sebagai modelnya.

Hipertensi, diabetes, katarak, obesitas, kejang, masalah pernapasan, ketulian, parkinson, alzheimer, kanker, cystic fibrosis, HIV dan AIDS, penyakit jantung, muscular dystrophy, cedera kabel spinal. ** Baca juga: Begini Lho Asal Usul Kantong Kecil yang Ada pada Celana Jeans

Tikus juga digunakan untuk pengujian obat anti-kecanduan yang berpotensi mengakhiri kecanduan narkoba. “Menggunakan hewan penting untuk pemahaman ilmiah sistem biomedis yang mengarah ke obat, terapi dan penyembuhan yang berguna,” kata Haliski.(ilj/bbs)




Alamak, Demi Penelitian Wanita Ini Kumpulkan Ribuan Foto Mr. P

Kabar6-Ada saja hal unik bahkan cenderung nyeleneh yang dilakukan seseorang demi sebuah tujuan. Hal itu juga yang dilakukan oleh Alicia Walker. Penelitian yang dilakukannya, mengharuskan wanita tersebut mengumpulkan 3.600 foto Mr.P.

Penelitian yang dilakukan Asisten profesor sosiologi di Missouri State University itu, seperti dilansir Menshealth, bertujuan untuk melihat dampak dari ukuran Mr.P terhadap harga diri pria. Selain itu, juga untuk melihat bagaimana ukuran Mr.P mempengaruhi aspek lain dari kehidupan pria seperti interaksi sosial, aktivitas seksual, citra diri, dan kesehatan mental mereka.

“Sejauh ini saya mendengar banyak kecemasan dan banyak harga diri yang rendah terkait dengan ukuran mereka,” kata Walker. Peneliti ini berharap setidaknya 3.600 pria akan mengisi survei online dan mengunggah foto Mr.P mereka. Para peserta harus berusia 22 tahun atau lebih tua.

“Ini bukan foto porno,” katanya. “Ini adalah foto-foto klinis.” Dikatakan Walker, foto diperlukan untuk memastikan pria dengan hati-hati mengikuti instruksi ketika mengukur Mr.P mereka yang lembek dan ereksi.

Walker dibantu seorang siswa untuk melakukan penelitian melalui portal online, di rumah sakit dan klub malam. Hanya seminggu setengah sejak penelitian itu dimulai, Walker telah melihat banyak informasi tentang efek negatif yang dirasakan ukuran Mr.P dapat memiliki harga diri.

“Ini serius. Beberapa dari mereka sebenarnya mencoba bunuh diri. Ukuran penis secara umum, adalah sumber dari banyak keingintahuan dalam budaya Amerika,” tambahnya.

Sayang, penelitian ini harus dibatalkan oleh Walker secara mendadak, karena liputan dari media massa. Banyak sumber berita meliput kisah karya Alicia Walker dan dia merasa hal itu telah mengganggu penelitian. “Saya membuat keputusan ini secara sukarela,” kata Walker dalam siaran pers universitas.

Ditambahkan, “Saya terus percaya bahwa hubungan antara ukuran penis dan harga diri adalah hal penting dari penelitianan ilmiah, tetapi reaksi publik terhadap proyek tersebut mengancam keandalan respon survei.” ** Baca juga: Tiup Hidung Sendiri, Seorang Wanita Alami Retak Tulang Rongga Mata

Sementara itu dikabarkan, Missouri State meyakinkan bahwa semua foto yang dikirimkan sebelumnya disimpan dalam database riset yang aman dan telah dihancurkan.(ilj/bbs)




5 Penelitian Tentang Seks Paling Aneh yang Pernah Ada

Kabar6-Harus diakui, seks menjadi topik yang paling banyak dibicarakan dan menarik perhatian sebagian besar orang. Karena itu juga, banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan seks. Nah dari banyak penelitian, melansir Times of India, terdapat lima penelitian tentang seks yang disebut paling aneh. Penasaran? Ini dia penelitian yang dimaksud:

1. Seks jadi top isu di internet
Menurut sebuah studi pada 2005 yang diterbitkan oleh Sexual Addiction & Compulsivity, nyaris lebih dari setengah dari semua pembelanjaan yang dilakukan di internet diperkirakan berhubungan dengan seks. Termasuk majalah porno dan produk seks.

2. Seks bebas baik untuk kesehatan
Menurut peneliti dari Cornell University dan NYU, seks bebas dapat menurunkan kecemasan dan depresi, meningkatkan rasa percaya diri.

3. Pria wajib konsumsi labu
The Smell and Taste Treatment and Research Foundation of Chicago telah membuat penemuan yang lucu, bahwa labu sebenarnya dapat meningkatkan aliran darah ke Mr P. Jadi semua pria yang memiliki masalah ereksi, wajib memasukkan labu dalam menu harian mereka.

4. Wanita akan mengkhianati pria yang punya Mr P ukuran besar
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Library Of Science (PLoS) mengungkapkan bahwa semakin panjang Mr P, maka semakin besar istri Anda bisa selingkuh.

Berdasarkan pernyataan para wanita yang berpartisipasi dalam penelitian ini, mereka merasa kesulitan bercinta dengan pria yang memiliki Mr P terlalu besar, karena merasa tidak nyaman dan merasa kesakitan. Jadi wanita merasa lebih senang bila suaminya memiliki ukuran Mr P yang lebih kecil.

5. Jika inginkan seks lebih baik, tidak perlu lakukan pekerjaan rumah tangga
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Sociological Review menunjukkan, pria yang melakukan tugas-tugas feminin seperti membersihkan, melipat pakaian dan membersihkan debu justru melakukan seks lebih jarang dibanding mereka yang malas melakukan pekerjaan rumah tangga. ** Baca juga: ‘Vampir’ Asal India Ditangkap Polisi Karena Minum Darah Sang Suami Hingga Tewas

Wow…(ilj/bbs)