1

Pedagang Positif Covid-19 Pasar di Lebak Ditutup

Kabar6.com

Kabar6-Aktivitas di seluruh area pasar di Kabupaten Lebak bakal dihentikan jika ditemukan adanya pedagang yang berjualan terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19 yang baru saja diterbitkan.

Pasal 15 pada bagian yang mengatur kegiatan ekonomi dan perdagangan, disebutkan: aktivitas di seluruh area pasar akan dihentikan sementara jika terdapat pedagang atau organ pendukung yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Penutupan pasar secara sementara dilakukan paling sedikit 2 hari untuk dilakukan proses pembersihan dan disinfeksi.

“Persiapan awal kami lakukan sosialisasi secara masif dengan cara menyebarkan (Perbup) kepada pedagang agar diketahui dan dipahami,” kata Kabid Pasar Disperindag Lebak, Dedi Setiawan, Kamis (23/7/2020).

Tidak hanya pasar, penghentian aktivitas sementara juga berlaku bagi pusat perbelanjaan, restoran/rumah makan/cafe/warung makan, toko, supermaket, swalayan, minimarket jika karyawan pemberi layanan terkonfirmasi positif.

Kepala Disperindag Lebak Dedi Rahmat memgimbau, seluruh pihak pengelola usaha bisa benar-benar memenuhi dan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

**Baca juga: Pemkab Lebak Tunggu Instruksi Kemenkeu soal Bansos Covid-19.

“Mereka wajib mematuhi ketentuan protokol kesehatan yang sudah diatur dalam Perbup tersebut. Karena jika tidak ada sanksi yang diberikan, mulai dari teguran tertulis, penutupan kegiatan usaha sampai denda administratif sebesar Rp25 juta,” terang Dedi.(Nda)




Bisnis Hewan Qurban Lesu, Pedagang di Tigaraksa Belum Laku

Kabar6.com

Kabar6-Pandemi Covid-19 picu penjualan hewan ternak qurban jelang hari raya Idul Adha di Kabupaten Tangerang lesu. Bahkan pedagang terancam mengalami penurunan omzet drastis hingga 50 persen dari tahun sebelumnya.

“Tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, diperkirakan bisa menurun hingga 50 persen,” keluh Muhamad, 55 tahun, di Desa Pasanggrahan, Solear, Kamis (23/7/2020)

Dia mengakui, sejak lapaknya dibuka dua pekan yang lalu, baru terjual lima ekor domba atau kambing. Bila dibandingkan musim 2019 suda bisa mencapai 12 ekor.

“Biasanya langganan saya di perumahan Kirana dan Regensi tiap tahun itu jauh-jauh hari sudah pesan, sampai hari ini H – 7 belum ada kabarnya,” ujarnya

Sementara biaya operasional setiap hari, Muhamad harus merogoh kantong sebesar Rp200-300 ribu untuk membayar penjaga dan biaya pakan ternak.

“Semoga di H-7 ini bisa terjual semua. Kalau pun ada sisa bisa dijual pada bulan Muharram, meskipun dijual tanpa untung dengan harga kembali modal,” ujarnya.

Terpisah, hal yang sama lebih dirasakan Ardani, pedagang domba di Jalan Arya Santika Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa. Ia mengaku selama dua pekan menjajakan hewan dagangannya, belum satu ekor pun terjual.

“Dampak covid-19 ini bukan 50 persen lagi yang saya rasakan, bisa 90 persen yang saya rasa. Selama dua minggu ini belum ada yang kejual,” ungkap Ardani.

Sementara itu dua pedagang lain Manap dan Hapid mengeluhkan hal yang sama, mengaku menurun omset penjualan selama pandemi covid-19

“Hampir satu bulan, saya baru laku 7 ekor dari 30 ekor kambing/domba yang saya siapkan, terasa banget dampak penjualan akibat kondisi saat ini,” ungkap Manap dan Hapid saat ditemui di lapaknya depan perumahan Mustika Tigaraksa

**Baca juga: Hewan Qurban Sehat di Kabupaten Tangerang Dipasang Tanda Ini.

Pantauan di lokasi penjual terlihat sepi pembeli, sementara puluhan hewan kurban sudah dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang

“Sudah diperiksa oleh petugas, ditempel stiker ‘layak dan sehat untuk hewan kurban’ dan dianjurkan untuk menyiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer,” ujar Ardani.(CR)




Pedagang 11 Pasar Tumpah di Sepatan Timur Bakal Direlokasi, Asalkan

Kabar6.com

Kabar6-Pedagang pasar tumpah yang tersebar di Kecamatan Sepatan Timur rencananya akan direlokasi. Di wilayah tersebut ada sebanyak 11 titik pasar tumpah.

“Yang berjualan tidak hanya dari Sepatan Timur, ada dari Pakuhaji, ada dari Sepatan Ingduk, dan ada juga dari Padang,” kata pelaksana tugas Camat Sepatan Timur, Aan Ansori kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, pedagang pasar tumpah yang akan direlokasi salah satunya di Desa Tanah Merah. Mereka dipindahkan ke Pasar Pelangi atau Pasar Tradisional Sepatan.

Menurut Aan, pihaknya siap merelokasi pasar tumpah ke Pasar Pelangi. Pedagang juga siap, asalkan pengelolaan di Pasar Pelangi tertata dengan baik dan rapih.

“Para pedagang juga sudah siaap, asalkan dikelola dengan baik. Dan mereka juga meminta agar pasar tumpah yang ada di Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan Induk ditertibkan, agar adil,” jelasnya.

Menurut Aan, pasar Tradisional Sepatan atau Pasar Pelangi, perlu ada perbaikan dari segi pengelolaan.

” Adanya pasar tumpah lagi kan efek dari pengelolaan Pasar Pelangi yang kurang baik. Jadi, ” katanya.

**Baca juga: Polresta Tangerang Gandeng Tokoh Agama Sosialisasikan Protokol Kesehatan di Tigaraksa.

Sementara itu, Camat Sepatan Induk Dadang Sudrajat mengatakan, untuk merelokasi pasar tumpah ke Pasar Pelangi, perlu ada pembahasan secara bersama-sama, antara pedagang, kecamatan, Satpol PP, dan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

” Harus duduk bersama dengan pemerintah daerah, terkait penataan dan pengelolaan, agar bisa berjalan dengan lancar,” tambahnya. (Vee)




Pedagang Pasar Tradisional Pelangi Sepatan Keluhkan Pasar Tumpah

Kabar6.com

Kabar6 – Para pedagang di Pasar Tradisional Pelangi Sepatan keluhkan adanya Pasar tumpah di Desa Sarakan Kecamatan Sepatan dan Desa Tanah Merah, Kecamatan Sepatan Timur. Para pedagang mengeluh karena, khawatir akan mengurangi para pembeli.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Tradisional Pelangi, Muhammad Adilah mengatakan, adanya pasar tumpah membuat pengunjung pasar Tradisional Pelangi berkurang. Dia khawatir, pengunjung lebih memilih pasar tumpah di banding belanja ke pasar trasisional. Pasalnya, warga tidak perlu berhenti lama untuk belanja di pasar tumpah.

“Dengan adanya pasar tumpah otomatis warga yang belanja di pasar tradisional akan berkurang. Rugi lah, kita sudah bayar sewa, sementara mereka tidak. Lagian terkadang warga suka memilih pasar tumpah karna simpel,”  kata Adilah kepada wartawan, Selasa (9/6/2020).

Senada, Wahyu yang merupakan seorang pedagang daging juga mengatakan, agar ada penindakan terhadap pasar tumpah yang sudah meresahkan para pedagang di pasar Tradisional Pelangi.

“Sebaiknya ditindak, dan dipindahkan ke pasar tradisional. Tempat kan sudah disediakan, buat apa ada tempat kalo tidak ditenpati, ” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Pelangi Sepatan Muhammad Jembar mengatakan, Pasar Tumpah yang ada di Desa Sarakan Kecamatan Sepatan telah membuat resah para pedagang yang belum terselesaikan relokasi nya. Menurut Jembar, tertundanya relokasi karena adanya hambatan tanah yang dijadikan pasar Tumpah dan masih adanya para pedagang yang nakal.

“Ini semua tugas Satpol PP kabupaten Tangerang karena ada juga di Desa Tanah Merah yang dijadikan Pasar Tumpah oleh para pedagang nakal dan adanya pungli yang melindungi di area Pasar Tumpah di Jalan Raya Pakuhaji dan Pasar Tumpah di Desa Tanah Merah Kecamatan Sepatan Timur yang dilakukan oleh oknum sehingga pedagang di Pasar Tumpah itu merasa terlindungi,” ungkapnya.

Jembar berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat bertindak tegas dan menertibkan Pasar Tumpah di Dua wilayah Kecamatan tersebut.

“Saya sebagai ketua paguyuban Pasar Tradisional Pelangi Sepatan sekaligus ketua Koperasi Tunas Pondok Jaya meminta agar Satpol PP kabupaten Tangerang proaktif karena ini merupakan ranah Satpol PP,” ujarnya.

**Baca juga: Puspiptek : Proyek GIPTI Seluruhnya Didanai Sinar Mas Land Rp 40 Miliar.

Dia juga meminta Satpol PP Kabupaten Tangerang untuk menindaklanjuti surat permohonan penertiban yang dilayangkan pihaknya sejak 2 bulan lalu.

“Kami minta, surat yang kami layangkan 2 bulan lalu yang terkendala covid 19 untuk segera ditindaklanjuti terkait permohonan penertiban. Bila dibiarkan maka akan terjadi gejolak sosial dan kecemburuan sosial para pedagang yang sudah mau ditempatkan,” pungkasnya. (Vee)




Kapolresta Tangerang Minta Pedagang Pasang Pembatas Transparan

Kabar6.com

Kabar6 – Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indradi meminta agar para pemilik toko atau pusat perbelanjaan untuk memasang pembatas transparan di bagian pembayaran atau kasir. Hal itu, disampaikan saat meninjau Posko Relawan Lawan Covid-19 Desa Selapajang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

“Pemilik toko harus menjaga dirinya derngan menggunakan masker, sarung tangan, serta kacamata dan pelindung muka juga, usahakan dipasang partisi transparan sehingga transaksi ada jarak,” kata Ade, Jumat (5/6/2020).

Lanjut Ade, partisi itu berguna untuk menjaga jarak dan penghalang, sehingga saat transaksi, penjual dan pembeli sama-sama terlindungi. Bahan untuk partisi transparan bisa dari plastik ataupun fiberglass.

Ade meminta, gugus tugas atau relawan bersama unsur Muspika berikut babinsa dan bhabinkamtibmas aktif melakukan sosialisasi dan edukasi terkait new normal. Kata Ade, sosialiasi dan edukasi yang masif dan intens diharapkan dapat mendorong pemilik tempat usaha atau tempat keramaian bisa melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

**Baca juga: Pemkab Tangerang Berlakukan SIKM, Ini Cara Mengurusnya.

Menurut Ade, protokol kesehatan ketat yang dimaksud itu, diantaranya tersedianya media imbauan agar menggunakan masker dan menjaga jarak. Selain itu, ujar Ade, pemilik tempat usaha juga harus menyediakan alat pengukur suhu badan dan menyediakan sarana cuci tangan.

“Partisi transparan ini sanagat berguna untuk menjaga kesehatan pembeli dan penjual. Untuk setiap pemilik toko atau lokasi keramaian dianjurkan untuk memiliki alat oengukur suhu, serta menyediakan tempat cuci tangan, untuk persiapan menuju New Normal, ” katanya. (Vee)




Kapolresta Tangerang: Pedagang Harus Pakai Sarung Tangan dan Masker

Kabar6.com

Kabar6-Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi memeriksa pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Pasar Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Rabu (27/5/2020).

Saat pemeriksaan ia berpesan kepada para pedagang agar tetap menjaga jarak, menggunakan masker, dan sarung tangan.

“Untuk para pedagang, selain menggunakan masker dan menjaga jarak, juga disarankan menggunakan sarung tangan karena pedagang bertransaksi dengan banyak orang,” katanya.

Ade mengatakan, pasar merupakan salah satu tempat yang setiap hari didatangi masyarakat. Oleh karena itulah pasar menjadi perhatian.

Gugus Tugas Covid-19 juga sudah berkoordinasi dengan pengurus pasar. Kepada pengurus pasar, lanjut Ade, Gugus Tugas meminta agar pengurus pasar menyiapkan personel khusus untuk mengecek suhu tubuh pengunjung dan pedagang pasar serta menyediakan tempat cuci tangan lebih banyak.

“Kami juga meminta agar pengelola pasar meningkatkan edukasi kepada pengunjung dan pedagang pasar terkait pencegahan penyebaran penyakit Covid-19,” ujarnya.

Menurut Ade, apabila protokol dilaksanakan secara bersama-sama dan masif, maka new normal atau kenormalan baru dapat diterapkan. Namun, kata Ade, harus terbentuk pola pikir baru yang benar-benar mengedepankan aspek kesehatan.

**Baca juga: Tekan Penyebaran Covid, 18 Objek Wisata di Kabupaten Tangerang Ditutup.

Ade menyebut, tak bisa membatasi jumlah pengunjung pasar atau tempat keramaian lain. Makanya ia mendorong para pengelola keramaian untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.

“Jumlah pengunjung khususnya pasar tidak bisa dikurangi, maka diimbau agar pengelola menerapkan protokol kesehatan dengan mengaturnya agar menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” jelasnya. (Vee)




Pedagang Daging Babi Oplosan Ditangkap di Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Polres Metro Tangerang Kota menangkap dua pedagang daging sapi yang dioplos dengan daging babi di Pasar Bengkok, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Dari tangan dua tersangka AD dan RT disita 500 kilogram daging celeng.

“Modus pelaku ini mencampur daging sapi dengan daging babi, dimana penjualannya di jual dibawah harga rata-rata,” ujar Kapolres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Polisi, Sugeng Haryanto di Mapolrestro Tangerang Kota, Senin (18/5/2020).

Sugeng mengatakan, AD dan RT merupakan pedang di Pasar Bengkok. RT mendapatkan daging tersebut dari Palembang seharga Rp 25 ribu perkilogram.

“Penjualan ini sejak bulan Maret disuplai dari Palembang barang bukti sekitar 500 kg daging celeng dijual di Pasar Bengkok,” katanya.

“Pelaku menjual dengan harga Rp70 ribu rupiah. Keuntungan sebesar Rp40-50 per kilo didapatkan tersangka,” tambahnya.

**Baca juga: Bilik Sicorona di Kota Tangerang Kini Jadi Barang Pajangan.

Para pelaku tersebut ditangkap pada hari Sabtu 16 Mei 2020 sekira pukul 05.30 WIB, saat tim Gabungan Sat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota bersama-sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang saat melakukan operasi pasar dalam rangka menjelang Hari Raya Idul Fitri, pada saat operasi tersebut dilakukan pengecekan cepat didapatkan daging celeng.

Polisi menjerat para pelaku dengan pasal 91A junto pasal 58 ayat 6 UU RI no 41 tahun 2014 tentang perubahan UU RI no 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan, dan atau pasal 62 ayat ayat 1 Jo Pasal 8 ayat ayat 1 UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Ancaman penjara 5 tahun dengan denda 2 miliar. (Oke)




Libur Sekolah Diperpanjang, Pedagang Cilok Korea di Tangsel Merugi

Kabar6.com

Kabar6-Mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid19), membuat sekolah SD, SMP, SMA di Tangerang Selatan meliburkan aktifitas belajar tatap muka dan beralih ke online.

Terhentinya aktifitas tatap muka di sekolah ini, membuat para pedagang di lingkungan sekolah kehilangan mata pencahariannya.

Seperti yang dialami Prasetyo, pedagang Pentol Kuah Cilok Korea yang biasa mangkal di SDN Pakualam 01, Pakualam, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

Semenjak terhentinya tidak ada aktifitas di sekolah, keuntungan dari usaha jualan cilok Korea yang dijalaninya mengalami penurunan.

Walau Prasetyo coba untuk berkeliling perumahan dan perkampungan menggunakan sepeda motor, namun pendapatannya tak sebanyak saat ia berdagang di sekolah.

“Ya biasanya kalau mangkal disekolah itu dapet keuntungan 300 ribu, kalau keliling ya lumayan lah 200 ribu,” ujarnya kepada Kabar6.com. Rabu (1/4/2020).

Prasetyo mengatakan, ditambah jika keliling akan ditambah biaya untuk bensin, menurutnya jika di sekolah itu Rp10.000 bensin bisa bertahan selama 3 hari, jika keliling hanya 1 hari.

**Baca juga: Cegah Covid-19, IKPP Tangerang Terapkan Protokol Kesehatan.

Ditambah, barang pokok membuat pentol dan cilok semakin mahal harga nya. “Terus biasanya kalau keliling banyak sedekah nya ke anak-anak, kan kasian kalau ada 5 anak dan 4 anak jajan, 1 anaknya gak jajan, ya kita kasih lah itung-itung sedekah,” tuturnya.

Prasetyo berharap, wabah Corona ini segera usai, biar semua normal kembali dan anak sekolah udah ke sekolah lagi untuk belajar.(eka)




Wabah Corona Mulai Berdampak Pada Pedagang di Pasar Gudang

Kabar6.com

Kabar6 – Penyebaran wabah Virus Corona atau Covid 19 yang hingga kini jumlah penderitanya terus bertambah di Indonesia berdampak pada penurunan omset para pedagang di pasar tradisional seperti, Pasar Gudang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Baron, salah satu pedagang ayam potong di Pasar Gudang mengaku, sejak Virus Corona masuk ke Indonesia omsetnya kian hari kian menyusut. Biasanya, Baron mampu menjual ayam potong 100 kilogram perharinya, namun sejak adanya Virus Corona perharinya hanya terjual puluhan kilogram ayam saja.

“Biasanya bisa satu kuintal. Sejak ada corona perharinya turun turun terus. Malah kadang tidak habis,” kata Baron kepada wartawan, Senin, (16/3/2020).

Baron mengaku, sejak Sabtu, (14/3/2020) lalu hanya mampu menjual ayam potong sebanyak 20 kilogram perharinya.

“Puncaknya Sabtu kemarin. Pasar sepi banget omset pedagang bukan ancur-ancur lagi tapi ancur banget. Mungkin takut kena corona karema ke pasar kali ya,” ujarnya.

Menurut Baron, penurunan omset karena Virus Corona ini sangat merugikan pedagang. Apa lagi, pedagang yang menjual barang-barang mudah busuk dan rusak seperti sayuran, daging, dan ayam.

“Kalau kita kan biasa jual yang masih segar yang dipotong dihari itu juga. Tidak pernah jual ayam yang diinepin di kulkas. Kalau pedagang sayur juga banyak rugi karena pada busuk,” ujarnya.

**Baca juga: Cegah Wabah Corona, Satlantas Polresta Tangerang Lakukan Pengecekan Suhu Badan.

Sementara itu, Ian, salah satu pedagang sayuran mengaku mengalami penurunan omset yang cukup drastis. Pasalnya, harga sayuran sudah mulai naik di pasar induk dan pembeli sepi, sehingga banyak sayuran yang busuk dan akhirnya dibuang.

“Dari sananya (Pasar Induk) aja udah naik. Terus disini (Pasar Gudang) sepi pembeli. Jadi sayuran seperti kol, cabai, tomat, sawi putih pada busuk dan dibuang,” katanya.

Ian berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) segera memberi solusi agar para pedagang tidak terus menerus merugi. “Ya berharap pemerintah bisa kasoh solusi. Kasian pedagabg rugi terus dan semoga Virus Corona ini cepat berakhir,” harapnya. (Vee)




Intimidasi Pedagang Nasi Bebek di Ciputat, Revolver Disimpan dalam Kresek

Kabar6.com

Kabar6-Aparat kepolisian mengamankan DS (37) dan IM (27) di komplek DPR Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Kedua pria itu ditangkap lantaran membawa sepucuk senjata air soft gun jenis revolver saat bersitegang dengan pedagang nasi bebek.

“Senjata tersebut dibungkus kantong kresek warna hitam,” ungkap Kanit Sabhara Polsek Ciputat, Inspektur Satu Ahmad Mulyono saat dikonfirmasi kabar6.com, Kamis (27/2/2020) dinihari.

Ia terangkan, DS menyelipkan air soft gun jenis revolver di balik kaos pada bagian perutnya. Pas senjata berbahaya itu diamankan ternyata lengkap berisi enam butir peluru.

Amul, sapaan akrab Ahmad Mulyono memastikan bahwa keenam butir selonsong peluru dari senjata air soft gun berwarna chroom gagang cokelat yang dipegang DS masih aktif.

“Pedagang nasi bebek merasa diintimidasi,” terangnya. Masyarakat yang mengetahui ulah DS dan IM sok jagoan akhirnya langsung melapor ke polisi.

**Baca juga: Jasad Nazar Bocah Hanyut di Tangsel Dimakamkan Tengah Malam.

Nyali keduanya pun mendadak ciut pas melihat kedatangan polisi ke lapak pedagang nasi bebek di area parkiran Cohyang Reflexi. DS dan IM pasrah digelandang untuk menjalani pemeriksaan. Kasusnya kini ditangani oleh Satreskrim Polsek Ciputat.

“Kalau sebelumnya tanggal 25 infonya pelaku bawa celurit,” terang Amul, perwira menengah yang pernah ungkap kasus peredaran satu ton ganja semasa bertugas di Satreskrim Polsek Pamulang.(yud)