1

Ternyata Orang Kaya, Stasiun Kereta di Tiongkok Peringatkan Penumpang Tak Beri Uang ke Pengemis Tua

Kabar6-Dalam imbauan yang beredar di media sosial Tiongkok, stasiun kereta di Hangzhou mengeluarkan peringatan kepada para penumpangnya agar tak memberikan uang kepada seorang pengemis wanita tua.

Dalam peringatan tersebut, melansir SCMP, pengemis wanita tua itu diketahui merupakan orang kaya dan mempunyai rumah berlantai lima. “Wanita tua yang meminta uang kepada Anda merupakan orang kaya. Jangan percaya dengan apa yang diceritakannya,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

Pengemis wanita tua itu sendiri sempat berteriak kepada orang yang merekamnya bahwa dia bermaksud menjual map. “Namun mereka tak mengizinkan. Saya hanya butuh uang,” ujarnya. ** Baca juga: Dengan Tangan Kosong, Seorang Wanita India Nekat Duel Lawan Harimau Demi Selamatkan Bayinya

Melalui pengeras suara, Stasiun Hangzhou Timur menyatakan kepada para penumpang agar jangan tertipu. Kepada media setempat, seorang pria mengonfirmasi bahwa benar pengemis tersebut adalah ibunya, dan mempunyai beberapa rekening bank di dekat rumah mereka.

Selain itu, pria yang tak disebutkan identitasnya itu menuturkan, keluarganya mempunyai anak, dan mendapat penghasilan tambahan sebesar Rp109,3 juta. Penghasilan itu didapat setiap tahun dari orang yang menyewa lantai pertama rumah mereka.

Meski begitu, sang ibu tetap pergi ke stasiun. Kepada pria tadi, wanita berusia 79 tahun tersebut mengatakan dia berniat untuk menabung agar bisa menyewa pengasuh di masa tuanya. Selain itu, dengan alasan tidak ingin terus berada di rumah, sang ibu bersikeras datang ke stasiun setiap pukul 10.00 waktu setempat.

Karena itu, dia mengaku terkejut ketika mengetahui sang ibu ternyata mengemis di stasiun. Pria tersebut berencana untuk membawa ibunya ke kampung halaman mereka di Shengzhou. Namun, di kota yang berjarak sekira 1,5 jam dari Hangzhou itu, anaknya merasa khawatir jika tidak ada yang bersedia merawat.

Lebih lanjut, pengumuman tersebut menuai reaksi beragam dari netizen di Weibo. Sebagian menyatakan pengumuman itu sangat menggelikan. Namun, warganet lain menyebut wanita tersebut tidak tahu malu karena mengemis dan tidak mensyukuri kehidupan mapan yang telah didapatnya.(ilj/bbs)




Fakta Unik, Penyebaran COVID-19 di Australia Lebih Banyak Dialami Kalangan Berduit

Kabar6-Penyebaran COVID-19 di Australia menunjukkan sebuah fakta unik. Ya, di Negeri Kangguru itu COVID-19 ternyata lebih banyak dialami oleh kalangan berduit atau orang-orang kaya.

Zona merah wabah COVID-19 di Australia, melansir Dailymail, terletak di beberapa kompleks orang kaya saja, sebuah kondisi yang sangat mengejutkan berbagai pihak. Disebutkan, orang-orang kaya lebih dominan dalam hal penyebaran dan penularan COVID-19. Hasil sebuah penelusuran mengungkapkan adanya laporan bahwa kebiasaan hidup orang-orang berduit di Australia diduga menjadi pemicunya.

Diketahui, hingga Jumat (27/3/2020) lalu tercatat 93 dari 520 kasus Victoria yang dikonfirmasi berada di daerah elite Stonnington dan Semenanjung Mornington. Pinggiran kota Toorak dan Yarra Selatan yang subur berada di Stonnington. Sedangkan tempat lain di Victoria seperti di Portsea dan Sorrento, lalu Semenanjung Mornington.

Kebiasaan hidup yang dimaksud adalah orang-orang kaya Australia melakukan liburan dan perjalanan mewah dengan kapal pesiar. Virus itu diduga menyebar di lingkungan orang kaya setelah dibawa kembali dari perjalanan ski di Aspen. Ya, penduduk Toorak-Portsea memang gemar bermain ski di Aspen Colorado.

Otoritas kesehatan Victoria memantau kluster perjalanan orang-orang yang melakukan ski di Colorado, diyakini berasal dari satu kelompok. Dipercayai bahwa salah satu dari kelompok itu telah berkeliling dunia, sebelum mengunjungi Aspen dan menyebarkan virus. Puluhan infeksi diyakini berasal dari satu kelompok

Di antara mereka yang terisolasi setelah mengunjungi Aspen adalah ketua Flexigroup Andre Abercrombie yang telah pulih setelah dites negatif. Mantan bendahara Partai Liberal negara bagian yang dianggap sebagai orang terkaya ke-187 di Australia juga terinfeksi COVID-19.

Pengusaha Sophie Carnegie dan koleganya Michael Backwell juga berada di satu grup kelompok ski di Aspen. Kemudian, salah satu peserta ski di Aspen menularkan virus itu setelah menghadiri pesta ulang tahun ke-50 tokoh properti Glen Wright yang juga dihadiri orang-orang kaya.

Pesta mewah yang diadakan di restoran Sails di Noosa menjadi kluster penyebaran COVID-19. Setidaknya, ada 30 orang kaya dalam pesta itu terinfeksi COVID-19. ** Baca juga: Kementerian Perumahan Paris Pesan Kamar Hotel untuk Tunawisma Selama Lockdown

Sementara, Departemen Kesehatan NSW menunjukkan lebih dari 20 penerbangan internasional dalam satu bulan orang-orang yang terinfeksi kebanyakan dari kelas pertama. Kelas ini seringkali diisi kalangan berduit.(ilj/bbs)




Golden Loaf, Roti Asal Spanyol Khusus untuk Orang Kaya yang Dijual Seharga Rp21 Juta

Kabar6-Seorang pembuat roti asal Spanyol bernama Juan Manuel Moreno tampaknya tak main-main dalam ‘memanjakan’ kalangan berada untuk urusan perut. Ya, Moreno, menciptakan roti golden loaf yang dijual seharga sekira Rp21 juta.

Roti ini, dikatakan Moreno, memang sengaja dibuat khusus untuk orang-orang kaya, karena bahan-bahan yang digunakan sangat mahal. Golden loaf, melansir mirror.co.uk, merupakan roti seberat 400 gram yang bertabur emas dan perak, masing-masing sebesar satu gram. Berdasarkan World Record Academy, roti milik Moreno ini telah tercatat sebagai The World’s Most Expensive Bread.

Roti yang ditujukan untuk pencinta roti berdompet tebal ini bisa dibeli kapan saja di toko kue milik Moreno bernama Pan Piña. Lokasinya berada di Plazoleta 10, Algatocin, Provinsi Malaga, Spanyol. Toko tersebut buka setiap Senin-Sabtu pukul 07.30 hingga 14.30 waktu setempat.

Golden loaf diproduksi secara rutin, karena sudah punya pelanggan tetap, antara lain berasal dari Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Uni Emirat Arab. ** Baca juga: Peneliti Ciptakan Teknik untuk Tiru Suara Mumi Mesir Berusia 3.000 Tahun

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)




Ini Daftar Negara dengan Orang-orang yang Masuk Kategori Sangat Kaya

Kabar6-Menurut Ultra Wealth Report, jumlah individu yang bisa dikatakan kaya raya adalah mereka yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp445 miliar. Jumlah orang super kaya ini pun tumbuh sebesar 13 persen dari menjadi 255.810 orang dibanding 2016 lalu yang pertubuhannya hanya sebesar 3,5 persen.

Pada 2022, jumlah orang super kaya ini di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai 360.390. Melansir Kompas,

Berikut adalah daftar negara yang menjadi pusat individu dengan jumlah kekayaan bersih yang masuk dalam kategori kaya raya versi Wealth X:

1. Amerika Serikat
Amerika Serikat sejauh ini memiliki jumlah terbesar dari individu dengan kekayaan lebih dari US$30 juta. Hampir 79.600 orang di negara ini masuk dalam kategori orang superkaya dengan jumlah kekayaan kumulatif sebesar US$9,8 triliun.

New York, Los Angeles, Chicago, San Francisco, dan Washington D.C. merupakan setengah dari daftar 10 kota di dunia yang memiliki jumlah orang kaya terbanyak. Meskipun, diperkirakan pertumbuhan jumlah orang kaya di Amerika Serikat akan melambat dalam lima tahun ke depan.

2. Jepang
Populasi orang super kaya di Jepang sebanyak 17.900 per tahun 2017. Angka tersebut melonjak 11 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, total kekayaan orang-orang ini berjumlah US$1,6 triliun. Adapun dalam daftar 10 kota dengan jumlah penduduk super kaya terbanyak, Tokyo berada di urutan ketiga, sementara Osaka di urutan ke sepuluh.

3. Tiongkok
Jumlah orang super kaya yang tinggal di Tiongkok melonjak lebih dari 14 persen pada 2017, menjadi 16.875 orang. Secara kolektif, jumlah kekayaan orang-orang ini mencapai US$2,4 triliun.

Wilayah Asia-Pasifik kemungkinan akan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam jumlah orang super kayanya yang diperkirakan akan meningkat lebih dari delapan persen setiap tahunnya, dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Tiongkok diperkirakan akan memimpin pertumbuhan di antara negara-negara di kawasan itu.

4. Jerman
Pertumbuhan jumlah orang super kaya di Jerman pada 2017 mencapai 12,3 persen. Secara keseluruhan, jumlah orang super kaya di Jerman mencapai 15 ribu individu dengan kekayaan kolektif berjumlah US$1,8 triliun.

5. Kanada
Pertumbuhan orang superkaya di Kanada mencapai 14 persen pada 2017 menjadi 10.840 individu. Secara keseluruhan, jumlah kekayaan orang-orang ini mencapai 1,15 triliun dollar AS. Adapun Prancis, Hong Kong, Inggris, Swiss, dan Italia berada di dalam daftar 10 besar negara dengan jumlah orang super kaya terbanyak di dunia. ** Baca juga: Tutupi Areal Tanaman, Sebuah Kota di Yunani Diserbu Laba-laba

Wow…(ilj/bbs)




Demi Bobol Rumah Orang-orang Kaya, Khusus Diterbangkan Kawanan Maling dari Chile ke Inggris

Kabar6-Sebuah geng kriminal, menerbangkan sekelompok perampok dari Chile ke London, khusus untuk membobol rumah-rumah orang kaya di bagian tenggara Inggris. Para perampok menyatroni ratusan rumah, dan berhasil mengumpulkan barang-barang mewah senilai lebih dari Rp18 miliar. Hasil rampokan itu mereka kirim ke luar negeri.

Polisi Metro London, seperti dilansir BBC Indonesia, berhasil menghentikan aksi geng kriminal itu dengan melacak kendaraan-kendaraan yang digunakan dalam beberapa perampokan. Dalam delapan bulan terakhir, mereka telah menangkap 36 pria, sementara 39 orang lainnya ditahan oleh satuan lainnya.

Penyelidikan yang digelar dengan nama Operation Genie, dilakukan menyusul serentetan perampokan di London dan Surrey pada 2017 lalu. Para detektif melacak kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh para tersangka dan mendapati para perampok ini melakukan kejahatan seminggu setelah mereka terbang ke negara tersebut.

Disebutkan, geng kriminal ini mencuri barang-barang di rumah yang sering kosong dan lokasinya terpencil di ujung taman atau lapangan golf. Para perampok naik ke lantai atas melalui bagian atap yang rendah atau menggunakan kursi taman, sehingga lolos dari sensor alarm di lantai dasar, kemudian menggondol barang-barang seperti pakaian-pakaian rancangan desainer, tas, perhiasan dan jam tangan

Sebanyak 16 penjahat dari sekelompok pria yang ditahan di London ini telah dihukum karena aksi kejahatan terkait perampokan, dan delapan orang telah dideportasi. Sementara 12 orang lainnya meninggalkan Inggris setelah dibebaskan. Para tersangka lain ditahan di Hertfordshire, Surrey dan Sussex. ** Baca juga: Wanita Asal Australia Ini Raup Rp859 Juta per Tahun dari Hasil ‘Jual Pelukan’

Pejabat kepolisian yang mengkoordinasi penyelidikan, Tim Court, mengatakan bahwa para penjahat itu ‘datang ke London dengan tujuan melakukan perampokan’.(ilj/bbs)




Uang Bisa Membeli Kebahagiaan?

Kabar6-Jika ada istilah yang mengatakan bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang, penelitian berikut ternyata mengatakan hal yang sebaliknya. Sebuah penelitian mengungkapkan, uang bisa membeli kebahagiaan. Atau paling tidak, uang bisa membeli Anda ekstra waktu luang, dan itu bisa membuat Anda lebih bahagia.

Salah seorang peneliti bernama Profesor Elizabeth Dunn, seperti dilansir Meetdoctor, mengatakan bahwa meski ‘membeli waktu’ dapat membuat Anda keluar dari tekanan kehidupan sehari-hari, sayangnya hanya sedikit orang yang melakukannya, bahkan ketika mereka mampu membelinya.

“Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang bisa mendapatkan manfaat dari jalan-jalan atau liburan karena bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Namun penelitian menunjukkan bahwa seseorang juga harus mempertimbangkan untuk membeli jalan keluar dari pengalaman yang tidak menyenangkan.”

Ditambahkan Dunn, manfaat dari waktu ekstra itu ‘tidak hanya untuk orang kaya’. “Kami pikir efeknya mungkin hanya bertahan untuk orang-orang dengan pendapatan tinggi, tapi yang mengejutkan, kami menemukan efek yang sama di seluruh spektrum pendapatan,” kata Profesor dari British Columbia University di Kanada tersebut.

Para periset tersebut mensurvei lebih dari 6.200 orang di AS, Kanada, Denmark dan Belanda, menanyakan bagaimana perasaan mereka dan berapa banyak yang mereka habiskan untuk ‘membeli waktu.’

“Di antara sampel, ada interaksi yang signifikan antara pembelian waktu dan stres ,” tulis mereka dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Mereka yang tidak mempunyai waktu ternyata memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang bisa ‘membeli’ waktu.

“Bagi responden yang menghabiskan uang untuk mendapatkan waktu luang, efek negatif dari tekanan waktu terhadap kepuasan hidup tidak signifikan,” katanya. ** Baca juga: 6 Camilan Lezat yang Ternyata ‘Musuh’ Jantung

Sebagai bagian dari penelitian ini, para periset juga memberi sejumlah uang kepada 60 orang di Vancouver untuk membeli barang pada akhir pekan dan layanan menghemat waktu pada waktu yang lain.

Mereka menemukan orang lebih bahagia dalam kasus yang terakhir ini. Namun survei tersebut menemukan bahwa banyak orang sepertinya enggan membayar orang untuk mendapatkan waktu luang, bahkan ketika mereka mampu melakukannya.(ilj/bbs)