1

Bersikap Optimis dalam Keseharian Miliki Sejumlah Manfaat Bagi Kesehatan

Kabar6-Optimis adalah suatu sikap atau pandangan positif yang dimiliki seseorang dengan cara berpikir positif, memberikan pemikiran yang kuat, selalu merasa gembira dengan kondisi yang ada, merasa percaya diri, percaya bahwa selalu ada harapan di dalam hidup. Dan merasa yakin bahwa suatu saat dirinya akan meraih tujuan yang diinginkan.

Memang tidak semua orang memiliki sikap optimis. Sebagian seringkali merasa pesimis saat tengah menghadapi suatu masalah. Namun tahukah Anda, melansir Womanitely, bersikap optimis dalam keseharian memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan? Apa sajakah itu?

Memiliki sikap optimis merupakan salah satu hal penting untuk mencapai kesuksesan dan kemajuan dalam kehidupan. Orang yang optimis biasanya memiliki peluang untuk sukses yang lebih besar karena mereka tidak lari dari masalah yang sedang mereka hadapi dan justru mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Optimis juga membantu Anda berpikir lebih positif. Hal ini dapat membantu Anda mengatasi berbagai rintangan dalam kehidupan Anda. Selain itu, memiliki pikiran yang positif juga dapat membantu Anda mencapai impian sekaligus menjaga mood.

Anda dapat memusatkan perhatian pada berbagai hal penting dalam kehidupan. Semakin lama Anda pun akan terbiasa melihat segala hal dari sudut positif dalam setiap kondisi.

Setiap orang yang optimis tentu mengetahui bahwa kesusahan yang dialami saat ini tidak akan terjadi selamanya. Pikirkanlah mengenai ‘hari ini’ saja, jangan terlalu mengkhawatirkan masa lalu atau masa depan Anda. Suatu kesulitan hanya merupakan sebuah tantangan bagi orang yang berpikiran optimis.

Berdasarkan berbagai penelitian, berpikir optimis dan positif juga dapat membantu menjaga kesehatan Anda. Hal ini karena keduanya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga Anda pun tetap sehat. ** Baca juga: Apa Sih Penyebab Munculnya Bintik-bintik Hitam pada Bokong?

Selain itu, memiliki pikiran yang optimis juga merupakan salah satu cara untuk melawan rasa stress. Terus merasa cemas dan khawatir terhadap berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental Anda.

Orang yang optimis selalu memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu daripada hanya menunggu keajaiban datang. Melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan Anda akan lebih baik daripada hanya menunggu dan menangis.

Apakah Anda pun selalu bersikap optimis setiap hari?(ilj/bbs)




Disebut Mustahil, Mendatang Sejumlah Hal Diklaim Dapat Gantikan Benda dan Manusia

Kabar6-Seiring waktu, teknologi buatan manusia semakin berkembang. Dan sejumlah hal yang dulunya dianggap sebagai imajinasi semata atau mustahil, nyatanya bisa diwujudkan melalui teknologi canggih.

Beberapa di antaranya bahkan sudah masuk dalam proses uji coba, dan diklaim dapat menggantikan benda-benda yang saat ini masih digunakan sehari-hari. Melansir beberapa sumber, ini sejumlah benda yang dimaksud:

1. Mobil Terbang
Pada 1917, seorang peneliti bernama Glenn Curtiss meluncurkan Autoplane yang merupakan desain mobil terbang. Desain tersebut dikembangkan hingga kini. Terrafugia, perusahaan di bidang transportasi berhasil membuat prototype mobil terbang bernama Transition.

Mobil ini dibuat untuk mendatangi wilayah yang sulit dijangkau oleh pesawat terbang komersil seperti ketiadaan landasan atau medan yang sulit dijangkau.

Transition sudah diuji coba pada 2013 dan akan dipasarkan pada 2020 mendatang. Transition dirancang sebagai pesawat ringan yang dapat menampung dua orang. Jangkauan terbangnya 400 mil dan bahan bakarnya adalah bahan bakar mobil biasa.

Bahkan mobil ini dapat dimasukkan ke garasi mobil biasa. Dan, untuk mengendarai mobil ini dibutuhkan lisensi pilot minimal 20 jam terbang.

2. Kota di bawah air
Pada awal 1960, proyek Conshelf Jacques Cousteau dan Sealab Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan bahwa kehidupan di bawah laut dapat terwujud. Sayangnya, hingga kini proyek tersebut belum terealisasi dan masih dalam proses perancangan.

3. Mobil tanpa pengemudi
Sejak pertengahan 2000-an, ilmuwan dan insinyur Google telah bekerja untuk mengembangkan kendaraan otonom yang menggunakan perangkat lunak dengan kecerdasan buatan (AI). Selain itu, Google Maps juga ditanam untuk navigasi.

Google mengatakan, satu lusin mobil self-driving ini sudah melalui uji beta. Google masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat dan negara bagian untuk melakukan tes yang lebih luas. Sebenarnya pengujian mobil tanpa pengemudi ini telah disetujui di beberapa negara seperti Nevada, Florida, dan California.

4. Makanan dalam bentuk pil
Awal 1800-an, para peneliti telah membuat rancangan mengenai sebuah makanan sintetis dalam bentuk yang mini seperti dalam bentuk tablet atau kapsul.

Gagasan ini dapat menjadi kenyataan di masa depan nanti. Makanan dalam bentuk pil ini akan diminati oleh masyarakat yang terlalu sibuk hingga tidak sempat makan.

5. Mobil dengan kecerdasan buatan
Perusahaan mobil dari Jerman bernama Volkswagen, bekerjasama dengan Nvidia untuk menciptakan sebuah mobil yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI). Mobil ini dapat membuka pintu secara otomatis dengan face recognition.

Dengan menggunakan data sensor, pengemudi dapat mengemudikan mobil ini dengan aman dan nyaman. Mobil ini juga dilengkapi dengan voice recognition, pemantauan kondisi pengemudi, dan alarm keselamatan bagi pengemudi.

Mobil cerdas ini direncanakan akan masuk tahap produksi pada 2022 mendatang. ** Baca juga: Gawat! NASA Ungkap Tanda Kiamat Bumi

Kecanggihan teknologi memang membantu meringankan sejumlah ‘pekerjaan’ manusia.(ilj/bbs)




Adakah Risiko Tinggal dalam Apartemen Mungil?

Kabar6-Sudah menjadi hal umum di kota-kota besar, apartemen mungil merupakan salah satu solusi terbatasnya lahan tempat tinggal.

Sama halnya dengan kota-kota metropolis dunia, seperti New York, yang mengakalinya dengan membangun micro-unit apartemen dengan luas antara 23-34 meter persegi.

“Micro apartemen seperti ini bisa jadi solusi untuk kaum profesional usia 20-an,” kata Dak Kopec, Director of Design di Boston Architectural College. Namun Kopec juga menjelaskan, micro apartemen bisa jadi sangat tidak menyehatkan bagi pekerja dengan usia lebih dari 20 tahun.

“Namun bisa jadi sangat tidak menyehatkan bagi pekerja dengan usia lebih dari itu, terutama 30-an dan 40-an, yang mengalami faktor stres jika dihadapkan dengan tempat tinggal yang mungil,” kata pria yang juga penulis buku ‘Environmental Psychology for Design’ tersebut.

Berdasarkan penelitian Dak Kopec, melansir Kompas, stres yang disebabkan oleh tempat tinggal mungil bahkan bisa meningkatkan kemungkinan adanya kekerasan dalam rumah tangga. Ya, apartemen yang hadir di kota-kota besar terkadang berukuran sangat mungil, sehingga tidak bisa mengakomodir barang-barang utama seperti tempat tidur, meja, dan sofa dalam satu ruangan.

Ini berarti tinggal di apartemen mungil bisa jadi menambah pekerjaan rutin Anda. Mulai dari melipat tempat tidur, atau memasukkan meja makan ke dinding seperti semula.

Mulanya Anda mungkin tidak merasa hal ini bermasalah. Semakin lama, menurut Kopec, kebiasaan-kebiasaan baru ini bisa jadi memberatkan. Melipat tempat tidur dan meja setiap hari, pada satu waktu, akan menjadi rutinitas yang memberatkan karena tingkat stres yang tinggi pada pekerjaan.

Susan Saegert, Professor of Environmental Psychology di CUNY Graduate Center, mengatakan bahwa tinggal di apartemen mungil bisa jadi gangguan untuk penghuni lainnya. Terutama jika Anda merupakan bagian dari keluarga dengan satu anak, yang tinggal dalam apartemen seluas 27 meter persegi.

“Saya belajar tentang perkembangan anak-anak di apartemen yang padat dan rumah susun. Mayoritas dari mereka memiliki kesulitan dalam konsentrasi dan belajar,” kata Susan, yang juga merupakan Director of Housing Environments Research Group.

Permasalahan utama pada keluarga yang tinggal di apartemen terletak pada minimnya privasi. Padahal, ada satu nilai penting yang harus diaplikasikan dalam sebuah keluarga. Nilai tersebut adalah mengomunikasikan tujuan di masa depan, yang para ilmuwan sebut sebagai identity claims.

“Ketika hidup di apartemen mungil, kita terpaksa untuk memikirkan hal-hal fungsional seperti apakah ada ruang kosong untuk menyimpan kulkas. Padahal sebuah apartemen juga harus memenuhi kebutuhan psikologis, seperti ekspresi diri dan relaksasi. Hal itulah yang sulit didapatkan di apartemen mungil,” jelas Profesor Psikologi di University of Texas, Samuel Gosling. ** Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Sangat Takut pada Badut?

Kota metropolis seperti New York telah berkutat dengan pro-kontra apartemen mungil selama berpuluh tahun lamanya. Namun permasalahan baru selalu muncul, seperti sharing apartemen dengan orang lain secara ilegal, dan munculnya zonasi apartemen yang menghasilkan lingkungan kurang memadai untuk hidup nyaman.(ilj/bbs)




Tidak Perlu Repot, Pengusaha Muda Ini Buat Robot untuk Mudahkan Parkir Mobil

Kabar6-Bagi sebagian orang, memarkirkan mobil mungkin cukup merepotkan, bahkan untuk masyarakat yang tinggal kota-kota besar dianggap membuang waktu. Kondisi inilah yang mendorong Marco Wu (33), pengusaha muda asal Tiongkok membuat sebuah robot yang dapat membantu memarkirkan mobil.

Marco yang juga memimpin perusahaan Yeefung Automation Technology di Shenzhen, sebagaimana dilansir Shanghaiist, telah mengembangkan Geta, yaitu robot valet otomatis selama beberapa tahun terakhir. Selain mempermudah memarkir mobil, juga untuk menambah ruang parkir yang dapat digunakan.

Geta menggunakan motor yang kuat untuk mengambil mobil dan membuatnya meluncur di bawahnya. Kemudian mobil tersebut dibawa ke area parkir yang kosong.

Dengan ketepatan memarkirkan mobil, ruang yang digunakan untuk memarkir satu mobil akan lebih sedikit, sehingga area parkir dapat menampung lebih banyak mobil. “Robot ini bisa kemana-mana dan akan mereformasi parkir di masa depan,” kata Wu. ** Baca juga: Museum Paling Aneh di AS, Old Car City Miliki 400 Mobil Bekas

Robot datar berwarna dominan ungu ini dibuat dengan biaya sekira US$150 ribu. Robot yang benar-benar membantu.(ilj/bbs)