1

Pelari Asal Idaho Pecahkan Rekor Dunia, Kenakan 111 Kaos Saat Maraton

Kabar6-David Rush, pria asal Idaho, Amerika Serikat (AS), berhasil memecahkan Rekor Dunia Guinness dengan berlari setengah maraton sambil mengenakan 111 kaos. Rush juga telah memecahkan lebih dari 200 Rekor Dunia Guinness untuk mempromosikan pendidikan STEM.

Pria itu, melansir Timesnownews, mengaku butuh waktu sekira 25 menit bagi tim pendukung untuk mendandaninya dengan 111 kemeja sebelum YMCA Famous Idaho Potato Marathon di Lucky Peak State Park Sandy Point. Rush menyelesaikan setengah maraton dengan waktu dua jam, 47 menit dan 55 detik, berada di bawah batas waktu tiga jam yang ditetapkan oleh Guinness World Records.

Rush memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk banyaknya kaos yang dikenakan selama setengah maraton. Rekor sebelumnya dari 82 kaos dibuat pelari Inggris David Smith pada November 2021 lalu.

Dikatakan Rush, suhu dingin membantu upayanya memecahkan rekor, tetapi dia masih harus berjuang dengan masalah dari lebih dari 40 pon berat tambahan dari kemeja. ** Baca juga: Sembuhkan Penyakit, Pria Asal Thailand yang Mengaku Sebagai Tuhan Perintahkan Para Pengikut Makan Kotorannya

“Lengan saya kehilangan sirkulasi dan setelah beberapa jam tangan saya membengkak menjadi dua kali ukuran, cincin kawin saya biasanya longgar adalah cincin terbatas, dan saya bahkan tidak bisa menyentuh ibu jari saya di tangan saya,” ujar Rush.(ilj/bbs)




Terpaksa BAB Sambil Berlari, Atlet Pria Ini Mendadak Terserang Diare di Tengah Lomba Maraton

Kabar6-Dalam gelaran ‘Shanghai International Half Marathon’ beberapa waktu lalu, seorang atlet berkebangsaan Tiongkok bernama Wu Xiangdong, menjadi sorotan banyak kalangan lantaran mengalami kejadian tak terduga.

Berawal ketika Wu yang berada di tengah rute maraton, melansir SCMP, mendadak terserang diare. Dikatakan Wu, dirinya sudah merasa tidak baik saat berada di kilometer 10. Meskipun demikian, Wu tidak menghiraukan kondisinya dan tetap berlari. Hingga pada kilometer 14, Wu terpaksa buang air besar (BAB) sambil tetap berlari untuk menyelesaikan perlombaan hingga ke garis finish.

Diakui Wu, dirinya sangat malu dengan kejadian yang dialami. Namun ia memilih untuk tidak berhenti mencapai tujuan. Selain itu, di sepanjang rute pun tidak ada toilet. “Bahkan saya tidak tahan baunya,” kata Wu.

Ditambahkan, “Saya terus berlari dan tidak berhenti. Saya ingin mengalahkan pelari dari Afrika sampai finish. Saya sangat lega saat melewati garis. Tampaknya saya punya lebih banyak tenaga setelah ‘mengeluarkan’ semuanya. Tapi jelas saya bisa lebih cepat bila tidak mengalami diare ini.”

Namun Wu tidak tahu pasti apa penyebab diare yang dialami. Tetapi ia curiga dengan makanan atau pakaian basah yang dikenakan. Rupanya sebelum berlari, Wu hanya makan sepotong roti dan minum air putih.

Beruntung dalam di antara para pelari Tiongkok lainnya yang mengikuti perlombaan itu, Wu mendapatkan perolehan posisi paling atas. Meskipun Wu masih kalah unggul dari atlet asal Ethiopia.

“Pada akhirnya saya lega bisa menemukan toilet di akhir. Saya tidak ingin mengingat lomba ini,” ujar Wu. ** Baca juga: Ditahan 10 Hari Gara-gara Beri Nama Anjing Peliharaan dengan Sebutan Ilegal

Mungkin ini yang disebut profesionalisme.(ilj/bbs)




Jaga Stamina Selama Lockdown, Pria Ini Lari Maraton 2.010 Putaran dalam Apartemennya

Kabar6-Bagi Tim Franklin, lockdown saat pandemi COVID-19 bukan berarti hanya berdiam diri di rumah. Pria yang juga pelari jarak jauh di Brisbane, Australia, ini menjaga kebugarannya dengan berlari maraton di apartemen miliknya.

Untuk menyelesaikan jarak 42 kilometer, melansir Dailymail, Franklin butuh waktu enam jam 46 menit dan 2.010 putaran dalam ruang santai serta balkon. “Aku pikir ini adalah yang tersulit yang pernah kulakukan,” ujar Franklin. “2.000 putaran di sirkuit (sepanjang) sekira 21 meter adalah hal yang paling menyiksa yang pernah aku lakukan dalam hidupku secara mental!”

Franklin mengatakan, aktivitas yang dilakukan ni bertujuan menjaga kakinya ‘tetap ringan’, seiring aturan karantina yang harus dipatuhi untuk membantu cegah penyebaran COVID-19.

Pria itu menggunakan spidol papan tulis dan kulkasnya untuk mencatat berapa putaran yang telah diselesaikan. “Aku punya spidol papan tulis, dan setiap putaran aku mengopernya dari tangan kiri ke tangan kanan. Lalu setiap 10 putaran aku memberi coretan khusus di kulkas.”

Diketahui, Australia melalui Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan penutupan negaranya dalam upaya mereka memerangi COVID-19. ** Baca juga: Polisi India Gunakan ‘Helm COVID-19’ untuk Tertibkan Warga Saat Lockdown

Keputusan melakukan lockdown terjadi setelah Morrison berkonsultasi dengan komite keamanan nasional. Dalam aturan lockdown ini, warga Australia dan keluarganya masih diizinkan pulang. Namun, diminta untuk karantina selama 14 hari.

Warga negara Australia diimbau untuk membatalkan rencana perjalanan domestik. Pantai Bondi dan beberapa tempat berenang populer lainnya ditutup, setelah ada kerumunan orang berjemur yang mengabaikan larangan perkumpulan massa di luar ruangan. Sementara pub, kasino, bioskop, dan tempat ibadah juga akan ditutup hingga enam bulan mendatang.(ilj/bbs)




Studi Ilmiah Ungkap, Nonton Film di Bioskop Dianggap Sebagai Olahraga

Kabar6-Menonton film di bioskop biasanya menjadi salah satu cara untuk melepas penat di akhir pekan, setelah selama lima hari sibuk beraktivitas. Namun sebuah studi ilmiah mengungkapkan, menonton film di bioskop dapat dianggap sebagai bentuk lain dari olahraga.

Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University College London, melansir Womantalk, menunjukkan bahwa menonton film setara dengan latihan kardiovaskular ringan. Menonton adegan emosional dari sebuah film tidak hanya meningkatkan detak jantung, tetapi juga meningkatkan kesehatan otak dan kemampuan Anda untuk berkonsentrasi.

Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa menonton film di bioskop adalah bentuk olahraga yang lebih efektif. Tetapi hal ini lebih disebabkan karena kurangnya gangguan yang ada ketika Anda berada di bioskop, sehingga dapat berinvestasi lebih emosional dalam film.

Dalam detail percobaan, studio fokus pada 51 pembuat film sambil menonton film ‘Aladdin’ langsung di bioskop. Setiap peserta mengenakan sensor yang menunjukkan suhu tubuh, detak jantung, dan respons kulit.

Untuk film berdurasi 45 menit, detak jantung berkisar dari 40-80 persen. Para penonton bioskop juga menyinkronkan detak jantung dan respons emosional kulit selama momen-momen intens film tersebut. Jika Aladdin dianggap sebagai olahraga ringan, maka film ‘Avengers: Endgame’ bisa dianggap sebagai maraton.

Studi ini menunjukkan, film tidak hanya memberikan pengalaman emosional positif tetapi juga manfaat fisik. Saat menonton film, pikiran bekerja keras untuk bergabung dengan titik plot, mengevaluasi karakter, dan memproses emosi ekstrem selama adegan intens.

Selain itu, studi mengungkapkan bahwa emosi dan kesehatan mental terkait dengan kebugaran fisik. Tidak mengherankan bahwa pengalaman emosional ini dianggap memiliki pengalaman fisik yang sama. ** Baca juga: Kebiasaan Mandi yang Justru Tidak Sehat

Menyenangkan, bukan?(ilj/bbs)




3.300 Orang Ikut Serta Lari Maraton di Kota Tangerang

Kabar6-3.300 peserta mengikuti lari maraton dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November yang berlokasi di Jalan Satri Sudirman, Kota Tangerang.

Lari maraton ini dibagi dalam tiga kategori yakni 10 kilometer untuk umum, lima kilo untuk pelajar SMA dan SMP serta 2,8 kilometer untuk tingkatan Sekolah Dasar.

Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah bahwa lari maraton ini untuk memperingati Hari Pahlawan, dimana untuk pesertanya tidak hanya dari kalangan lokal, tapi sudah masuk kalangan internasional.**Baca Juga: Pilkada Kota Tangerang 2018 Minim Calon Independent.

“Ada beberapa orang dari Warga Negara Asing (WNA) mengikuti lari maraton ini,” kata Arief usai melepas peserta lari maraton, Minggu (12/11/2017).

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang, Dedi Suhada menerangkan, lari maraton ini diikuti oleh 3.300 peserta. Event olahraga lari maraton 10 kilometer tersebut digelar untuk memperingati Hari Pahlawan pada 10 November.

“Untuk memperingati Hari Pahlawan, maka kita gelar lari maraton 10 kilometer yang dibuka untuk umum. Dan, kami menyiapkan hadiah secara keseluruhan sebesar Rp53 juta,” imbuh Dedi Suhada.(don)