1

Rekor Dunia, Pria Asal Inggris Punya 667 Tato Nama Sang Putri di Tubuhnya

Kabar6-Mark Owen Evans (49), pria asal Inggris, merebut kembali Rekor Dunia Guinness untuk tato dengan nama yang sama di tubuhnya. Ya, Evans menato nama sang putri, Lucy, di tubuhnya sebanyak 667 kali.

Awalnya, melansir Hindustantimes, Evans mendapatkan rekor untuk tato dengan nama yang sama di tubuh terbanyak pada 2017, yaitu 267 kali pada punggungnya. Namun, Evans kehilangan rekor tersebut pada 2020, ketika seorang warga Amerika, Diedra Vigil, memecahkan rekor tersebut dengan menato namanya sendiri sebanyak 300 kali.

Evans pun bertekad untuk merebut kembali rekor itu, dan tanpa banyak ruang yang tersisa di punggungnya, pria itu memutuskan untuk membuat tato baru di pahanya. Butuh waktu lima setengah jam untuk menyelesaikan 400 tato, dengan 200 tato di setiap kaki.

“Saya tidak sabar untuk mengklaim rekor ini dan mendedikasikannya untuk putri saya,” kata Evans.

Dua seniman tato di Dexterity Ink di Wrexham bekerja selama satu jam untuk menyelesaikan seluruh bagian. Evans mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk memiliki anak lagi dengan istrinya, Katherine, namun jika dia melakukannya, pria itu mengklaim harus melakukan sesuatu yang lebih besar.(ilj/bbs)




Wow, Tiga Bocah di Australia Beli Rumah Seharga Miliaran Hasil Tabungan Uang Saku

Kabar6-Tiga bocah bersaudara asal Melbourne, Australia, bernama Ruby, Gus dan Lucy, membuat heboh publik di Negara Kangguru itu. Bukan karena tersangkut kasus kriminal, rupanya mereka membeli rumah mewah seharga sekira Rp9 miliar.

Hal yang mengejutkan, melansir Nzherald, ketiganya membeli rumah mewah memakai uang sendiri. Ruby yang berusia enam tahun bersama adik laki-lakinya, Gus, dan saudara perempuannya, Lucy, mengumpulkan biaya dari uang saku mereka.

“Nama saya Ruby dan saya berusia enam tahun dan saya akan membeli rumah pertama saya,” kata Ruby. ** Baca juga: Para Bos Mafia yang Dijuluki Terkejam di Dunia

Ayah ketiga bocah tadi, Cam McLellan (47), mengatakan bahwa mereka memiliki rencana sebelum memutuskan untuk membeli rumah mewah tersebut. McLellan berprofesi sebagai ahli investasi properti. Ia memperkirakan nilai properti di kawasan itu akan berlipat ganda dalam satu dekade. Ketiga anaknya menyumbang uang dari hasil tabungan uang saku masing-masing untuk rumah ini.

“Secara finansial mereka masing-masing telah menyumbang Rp28 juta yang telah mereka tabung,” terang McLellan.

Ruby, Gus dan Lucy berhasil menabung uang mereka dengan menyelesaikan tugas-tugas di sekitar rumah. Selain itu, mereka juga membantu sang ayah mengemas salinan buku tentang investasi properti.

Menurut rencana, rumah mewah senilai Rp9 miliar akan dijual kembali pada 2032 mendatang. McLellan bahkan juga telah menghitung tanah per meter rumah itu yang kini sudah mulai naik. “Harga di blok itu sudah naik Rp996 juta, jadi sejauh ini mereka (anak-anak) melakukannya dengan baik,” ungkap McLellan.

Secara tak langsung, McLellan telah membiasakan anak-anaknya untuk mengerti soal investasi dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya mereka bisa membeli rumah tersebut.(ilj/bbs)




Peneliti Temukan Tengkorak Kera Mirip Nenek Moyang Manusia Berumur 3,8 Juta Tahun di Ethiopia

Kabar6-Tengkorak kera mirip nenek moyang manusia berumur 3,8 juta tahun ditemukan oleh peneliti bernama Prof. Yohannes Haile-Selassie. Tengkorak ini ditemukan di tempat bernama Miro Dora, yang berada di Distrik Mille, Afar, Ethiopia.

Penemuan baru yang dilaporkan dalam jurnal Nature, melansir Smithsonianmag, berpeluang mengubah gagasan bagaimana manusia pertama berevolusi dari nenek moyang yang mirip kera. Ide bahwa manusia pertama antara lain berevolusi dari kera yang diberi nama Lucy, mungkin harus dipertimbangkan ulang.

“Saya bilang ke diri saya sendiri, ‘Ya Tuhan, benarkah yang saya lihat ini?’ Tiba-tiba saya melompat kegirangan ketika tahu inilah yang saya impikan selama ini,” kata Prof. Haile-Selassie.

Dijelaskan, spesimen ini merupakan contoh terbaik dari makhluk mirip kera yang dianggap jadi nenek moyang manusia bernama Australopithecus anamensis. Ia merupakan australopithecine tertua yang pernah hidup sekira 4,2 juta tahun lalu.

Diperkirakan A. anamensis merupakan nenek moyang langsung dari spesies yang diberi nama Australopithecus afarensis. Sedangkan A. afarensis diperhitungkan menjadi nenek moyang langsung kelompok (genus) manusia, yang dikenal dengan sebutan Homo, termasuk di dalamnya manusia yang hidup saat ini.

Penemuan pertama kerangka afarensis pada 1974 menimbulkan sensasi. Ia diberi nama julukan Lucy oleh para ilmuwan, berasal dari lagu The Beatles, Lucy in the Sky With Diamonds, yang diputar di situs penggalian.

Lucy disebut sebagai ‘kera pertama yang berjalan'” dan berhasil menarik perhatian publik. Namun Profesor Fred Spoor dari Natural History Museum, London, mengatakan bahwa anamensis ‘tampaknya akan menjadi ikon dari evolusi manusia’.

Alasannya karena anamensis dan afarensis ternyata pernah hidup berdampingan. Anggapan bahwa anamensis berevolusi secara langsung menjadi afarensis seperti yang diduga sebelumnya, bisa jadi keliru. Kesadaran ini muncul dari interpretasi ulang terhadap fosil potongan tengkorak berusia 3,9 juta tahun.

Potongan ini dianggap anamensis, tapi ternyata, setelah dibandingkan dengan fosil baru ini, potongan itu adalah milik afarensis. Jelas bahwa kedua spesies ini pernah hidup berdampingan selama sekira 100 ribu tahun.

Kemungkinannya, sekelompok kecil anamensis terisolasi dari populasi utama dan kemudian berevolusi menjadi afarensis ketika beradaptasi dengan kondisi setempat.

Kedua spesies berdampingan sebelum sisa-sisa anamensis punah. Penemuan ini penting karena menunjukkan tumpang tindih spesies mirip kera bisa terjadi, membuka kemungkinan berbagai rute evolusi menuju spesies manusia pertama.

Penemuan ini tidak membantah bahwa Lucy menghasilkan genus Homo. Namun ini membuka perdebatan tentang adanya kemungkinan spesies lain yang bisa jadi asal usul manusia.

“Selama ini afarensis dianggap penjelasan terbaik nenek moyang manusia, tapi kini tidak begitu lagi. Kita bisa melihat berbagai spesies yang ada di masa itu dan meneliti, yang mana yang paling mungkin berevolusi jadi manusia pertama,” jelas Prof. Haile-Selassie

Istilah ‘tautan yang hilang’ (missing link) dalam jurnalisme dan wacana populer untuk menggambarkan fosil yang dianggap ‘separuh kera separuh manusia’ sangat tak disukai para ilmuwan.

Ini terutama ada banyak tautan dalam sejarah evolusi manusia, dan kebanyakan memang belum ditemukan. Anamensis merupakan tautan terbaru dalam rangkaian penemuan terakhir, yang memperlihatkan tak ada satu garis tunggal evolusi menuju manusia modern. ** Baca juga: Jadi yang Terbanyak di Dunia, Wanita Ini Koleksi Ribuan Cangkir Kopi

Diketahui, Prof. Haile-Selassie merupakan salah satu dari sedikit ilmuwan Afrika yang meneliti tentang evolusi manusia.(ilj/bbs)




Menyentuh, Seorang Gelandangan Buat Pengumuman untuk Temukan Tikus Peliharaannya yang Dicuri

Kabar6-Seorang gelandangan asal Australia bernama Chris (59) sontak menjadi sorotan publik setelah pantang menyerah menemukan hewan peliharaannya berupa seekor tikus yang diberi nama Lucy.

Disebutkan, Chris kehilangan Lucy saat dia terburu-buru menyeberang jalan di Pitt Street, menuju sebuah toilet umum. Pitt Street merupakan jalan utama kota Sydney. Chris, melansir metro.co.uk, baru mengetahui Lucy hilang setelah keluar dari toilet. Selain mencari Lucy ke lokasi terdekat saat dirinya dan tikus itu terpisah, Chris juga bertanya pada orang-orang yang lewat. Sayang, usahanya tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, Chris menghubungi polisi. Tidak hanya itu, Chris juga membuat pengumuman yang berisi permintaan bantuan agar siapa pun yang membaca informasi itu mau ikut mencari Lucy. “Tikus peliharaan saya hilang dicuri pada Sabtu kemarin,” demikian isi tulisan Chris dalam selebaran kertas.

Dia menuliskan, Lucy adalah seekor tikus berbulu warna hitam dan putih. Chris pun menempelkan sebuah foto Lucy dalam pengumumannya itu dan memberikannya tanda-tangan.

Seorang warga bernama Alyson Pearce, yang tinggal dekat hilangnya Lucy mengunggah foto Chris dan memberikan keterangan betapa dia pun ikut sangat stres melihat Chris tanpa Lucy.

“Hampir setiap hari sejak saya bekerja di kota ini (Sydney), saya selalu melihat Chris dan Lucy duduk menggelandang di tempat yang sama. Chris menyapa orang-orang yang lewat sedangkan Lucy terlihat mengunyah, tidur dan melihat-lihat. Saya selalu tersenyum setiap kali melihat mereka dan ikut gembira. Seorang gelandangan yang begitu mencintai hewan peliharaannya sungguh sebuah sikap yang sangat rendah hati,” tulis Pearce.

Sementara polisi kota Sydney membantu Chris dengan menyebarkan kabar hilangnya Lucy ke media sosial. Polisi meminta warga agar ikut peduli jika melihat seekor tikus dua warna, yakni hitam dan putih serta sedikit warna cokelat.

Polisi pun melacak rekaman CCTV di area hilangnya Lucy. Dari situ, mereka menemukan gambar saat seorang wanita mendekati barang-barang milik Chris saat dia ke WC, dan pergi sambil membawa Lucy.

Dua pekan setelah laporan hilangnya Lucy, Chris akhirnya bisa bertemu hewan kesayangannya itu. Pencarian Lucy membuahkan hasil setelah polisi mencari wanita yang membawa kabur Lucy. Kepada polisi, wanita yang tak dipublikasikan itu mengaku membawa Lucy karena dikira hewan itu telantar.

Rekaman video pertemuan pertama Chris dan tikusnya pertama kali sejak tikus itu hilang dicuri, membuat terharu banyak orang. Lucy terlihat riang gembira merayap dan memanjat bahu Chris lalu memberikannya sebuah kecupan. Chris mengatakan, tikus itu masih mengingatnya. ** Baca juga: Akibat Pemanasan Global Sejumlah Tempat Bersejarah di Dunia Terancam Lenyap

So sweet…(ilj/bbs)