Pandemi Corona, Pemkot Tangsel Lobi 6 Rumah Sakit Swasta

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berupaya menggandeng rumah sakit swasta agar mau menangani wabah virus corona atau covid-19. Penggalangan kerjasama ditempuh karena perkembangan pasien warga sekitar yang diduga telah terpapar jumlahnya terus bertambah.

“Masih menunggu dari pihak swasta, kalau siap kita akan MoU,” Kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Tulus Muladiyono menjawab pertanyaan kabar6.com, Rabu (18/3/2020).

Ia menerangkan telah melobi enam rumah sakit swasta agar bersedia menjadi rujukan penanganan pandemi virus corona. Yaitu Eka Hospital, Omni Hospital, Premier Bintaro, Pondok Indah Bintaro, Medika BSD dan Medika Bakti Hudaya.

Tulus bilang, hingga kini baru ada dua rumah di Provinsi Banten yang ditunjuk menjadi tempat rujukan pasien corona. Keduanya Di RSUD Tangerang Dan RSDP Serang.

**Baca juga: Terbaru Corona di Tangsel, PDP 11 dan 64 ODP.

“Kalau ada kerja sama itu mau tak mau ada ruang isolasi khusus untuk corona. Tak boleh dipakai untuk penyakit yang lain,” terang Tulus.

Menurutnya, jika ternyata rumah sakit swasta di Kota Tangsel tidak ada yang bersedia dijadikan tempat rujukan penanganan virus corona, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan satuan gugus tugas di Provinsi Banten.(yud)




DPR RI Lobi Kedubes Arab Soal Corona dan Haji

Kabar6.com

Kabar6-Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Yandri Susanto mengaku, akan melakukan lobi-lobi kepada kedutaan besar (kedubes) Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, terkait penutupan sementara calon jemaah, khususnya calon jemaah haji (Calhaj) asal Indonesia agar tetap bisa berangkat, sesuai dengan ketetapan waktu yanf ditentukan sebelumnya.

Presiden RI, Jokowidodo bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI diminta untuk melakukan hal yang sama untuk mencarikan jalan keluarnya agar jemaah Indonesi bisa tetap berangkat ke tanah suci, melalui lobi-lobi antara negara.

Hal itu menyusul terkait merebaknya virus corona yang menyerang kesejumlah negara-negara yang terjangkit, menimbulkan kehati-hatian pihak pemerintahan kerajaan Arab Saudi agar lebih berhati-hati lagi dalam menerima pendatang yang akan masuk.

Selain itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Indonesia agar bisa mendesak kepada pemerintah Kerajan Arab untuk bisa memberikan kepastian mengenai keberangkatan calhaj tahun ini, jangan sampai setelah segala sesuatunya telah dipersiapakan. Namun, akhirnya batal.

Karena menurutnya, berbeda dengan jemaah Umrah yang keberangkatannya bisa ditunda kapanpun, keberangkatan Calhaj telah ditentukan dan tidak bisa ditinda-tunda.

“Berbeda dengan umrah bisa ditunda, jemaah haji gak bisa digeser-geser,” terang Yandri, kepada wwartawan, kemarin.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada kepastian apakah nantinya Calhaj asal Indonesia akan tetap diberangkatkan atau tidak, pemerintah Indonesia masih terus menunggu kepastian sampai kapan pemberlakuan tersebut akan berlaku.

**Baca juga: Reses DPRD Banten: Pemuda Pondok Aren Butuh Bimbingan Budidaya Air Tawar.

Sebelumnya, dirinya juga mengaku telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada Menteri Agama, agar Calhaj asal Indonesia, bisa tetap berangkat, meski harus melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan, mulai pada saat hendak berangkat maupun pada saat baru menginjakan kakinya di tanah suci Makah.

“Kalau tidak berpotensi menularkan corona, seharusnya ya boleh diberangkatkan. Tinggal nanti difilter disini dan di Arab. Jangan disama ratakan semua,” katanya.

Dirinya berharap ancaman corona tidak terlalu mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi yang dapat mengancam keberangkatan para jemaah asal indonesia.(Den)