1

Tak Kunjung Lepas Landas, Pria di Meksiko Buka Pintu Darurat dan Berjalan di Sayap Pesawat

Kabar6-Seorang penumpang pria yang tak diungkap identitasnya, nekat membuka pintu darurat maskapai AeroMexico, dan berjalan di atas sayap pesawat. Bukannya panik, para penumpang lainnya malah mendukung tindakan pria tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, melansir usatoday, pihak Bandara Internasional Mexico City mengakui bahwa seorang pria telah membuka pintu darurat dan berjalan keluar di sayap pesawat yang sedang diparkir, dan menunggu untuk lepas landas. “Seorang penumpang dalam penerbangan ke Guatemala membuka pintu darurat di pesawat ketika pesawat sedang diam di posisi yang jauh, berdiri di atas sayap dan kemudian masuk kembali ke dalam kabin, tanpa memengaruhi pesawat atau orang lain. Sejalan dengan peraturan keamanan internasional, orang ini menyerahkan diri kepada pihak berwenang,” demikian pernyataan pihak bandara.

Sedikitnya 77 penumpang dalam penerbangan AeroMexico ke Guatemala menandatangani sebuah pernyataan yang ditulis tangan di atas kertas buku catatan, yang foto-fotonya diunggah di media sosial, mendukung tindakan pria tersebut.

“Penundaan dan kurangnya udara menciptakan kondisi yang membahayakan kesehatan para penumpang. Dia menyelamatkan nyawa kami,” menurut pernyataan tersebut.

Sebuah laporan insiden yang diajukan ke otoritas bandara sebagian besar mengonfirmasi pernyataan itu. “Sekira pukul 11.37 pagi, sebuah maskapai penerbangan Meksiko melaporkan adanya gangguan akibat ketidakpuasan penumpang pada penerbangan AM672,” tulis laporan.

“Penerbangan tersebut seharusnya lepas landas pada pukul 08.45 pagi hari Kamis, tetapi karena ada peringatan pemeliharaan pada pesawat, kapten harus kembali ke gerbang untuk pemeliharaan yang diperlukan,” sebut pihak bandara. “Para penumpang tidak senang dan salah satu dari mereka membuka pintu darurat dan melangkah keluar melalui sayap. Peristiwa ini mengharuskan pesawat untuk diganti.”

Otoritas bandara menolak mengungkap identitas pria tersebut, dan mereka juga enggan berkomentar mengenai nasibnya apakah tetap ditahan untuk proses tuntutan hukum atau tidak.(ilj/bbs)




Cegah Burung Tabrak Pesawat, Ilmuwan Belanda Rancang Robot Elang

Kabar6-Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, serangan burung atau bird strikes dapat mengakibatkan kerugian sebesar sekira Rp22,05 triliun tiap tahunnya.

Serangan burung terjadi ketika hewan itu menabrak pesawat yang sedang lepas landas atau hendak mendarat. Berbagai kematian burung dan kerusakan yang dialami pesawat pun dapat terjadi karena tertabrak burung ini.

Untuk mencegah hal ini, tim pengendali satwa liar bandara umumnya menggunakan drone atau burung-burung pemangsa, seperti burung elang untuk mengusir burung-burung liar. ** Baca juga: Peluang Atasi Berbagai Penyakit, Ilmuwan AS Tumbuhkan Sel Otak Manusia dalam Otak Tikus

Tetapi mengembangbiakkan dan melatih burung elang bukanlah perkara mudah dan murah. Melansir Outsider, tim peneliti dari Universitas Groningen Belanda lalu membuat robot burung elang bernama RobotFalcon yang terbuat dari bahan fiberglass dan Polipropilena Diperluas (EPP). Robot ini memiliki rentang sayap selebar 70cm dan memiliki gerakan yang mirip dengan burung elang besar dan kuat.

Robot burung itu dikendalikan pengendali jarak jauh dan dilengkapi dengan kamera di kepalanya untuk memberikan pemandangan terbang. Berdasarkan eksperimen, tim peneliti menemukan robot burung elang ini sangat efektif untuk mengusir burung-burung liar.

Dalam salah satu eksperimen yang dilakukan pada 2019 lalu di sekitar Kota Workum, Belanda, robot burung itu berhasil mencegah burung-burung dari ladang. Burung-burung itu berhasil dicegah dalam waktu lima menit setelah penerbangan RobotFalcon. Bahkan, 50 persen wilayah uji berhasil dibersihkan dari burung-burung liar hanya dalam waktu 70 detik.

Keistimewaan lain yang dimiliki RobotFalcon adalah bobotnya yang ringan, yaitu hanya 0,245 kilogram. RobotFalcon pun berhasil mengusir burung-burung dibanding drone yang hanya berhasil mengusir 80 persen burung-burung.

“Ada kebutuhan untuk metode baru mencegah burung. Dan kami menunjukkan bahwa RobotFalcon dapat memberikan kontribusi besar untuk mengisi ceruk itu,” demikian penjelasan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface.

Lebih lanjut dijelaskan, “Ini (RobotFalcon) membersihkan ladang dari burung corvidae, camar, jalak, dan trulek dengan sukses dan cepat, dengan kawanan yang terhalang untuk menjauh selama berjam-jam. RobotFalcon lebih efektif daripada drone: Keberhasilannya lebih tinggi, dan itu menghalangi kawanan lebih cepat.”

Meski memiliki berbagai kelebihan, namun RobotFalcon hanya dapat dioperasikan pilot terlatih dan hanya memiliki waktu pemakaian selama 15 menit saja. RobotFalcon juga tidak dapat terbang dalam keadaan hujan dan angin kencang.

Burung-burung besar seperti angsa dan bangau juga tidak dapat diusir oleh RobotFalcon. Tim peneliti yakin kalau burung-burung itu sudah terbiasa dengan keberadaan burung elang. Robot burung yang lebih besar juga akan dirakit oleh tim peneliti.

“Hal ini dapat mengindikasikan kurangnya pembiasaan burung atau disebabkan oleh kita menghalangi burung naif baru setiap hari karena pergantian populasi burung. Terlepas dari itu, ini menunjukkan bahwa metode ini tetap efektif selama periode waktu yang lama,” terang Rolf Storms, salah satu peneliti.

Storms menjelaskan kalau bandara-bandara atau lapangan udara harus mempertimbangkan penggunaan RobotFalcon untuk melakukan pencegahan burung-burung liar.

Ini bukan kali pertama robot burung elang digunakan untuk mencegah burung-burung liar. Robot burung elang buatan Clear Flight Solutions dari Belanda bernama CFS Robird sudah mulai digunakan semenjak 2017 oleh bandara internasional Edmonton Kanada untuk mengusir dan mencegah burung-burung liar.(ilj/bbs)




Vakum Terbang Akibat Pandemi, Seorang Pilot Lupa Nyalakan Mesin Kedua Sebelum Lepas Landas

Kabar6-Sebuah pesawat komersial nyaris mengalami kecelakaan setelah sang pilot lupa menyalakan mesin kedua saat akan lepas landas di sebuah bandara Amerika Serikat (AS).

Pilot yang tak diungkap identitasnya itu, melansir Fortune, diketahui baru sembuh dari COVID-19 setelah menjalani istirahat dalam waktu lama. Jadi, ini merupakan penerbangan pertamanya setelah sembuh. Sistem Pelaporan Keselamatan Penerbangan AS (ASRS), database keselamatan yang dilaporkan secara sukarela oleh pilot, kru, dan pengontrol lalu lintas udara ATC, mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi pada Desember 2020 lalu.

Dikatakan, pilot tadi baru pulih dari infeksi COVID-19, sehingga membuatnya kurang fokus saat bertugas. Laporan itu tidak menyebutkan nama, maskapai, atau bandara tempat kejadian.

Insiden lain juga melibatkan pilot yang baru bertugas setelah tujuh bulan istirahat akibat pandemi COVID-19. Pesawat yang dibawanya nyaris mendarat tanpa roda karena lupa dikeluarkan. Pilot itu menyadari kesalahan dan mengeluarkan roda pendaratan saat pesawat berjarak 240 meter dari landasan.

Beberapa pekan sebelumnya, pesawat meninggalkan bandara menuju arah yang salah. Pesawat itu diterbangkan seorang kapten yang juga baru pertama bertugas setelah tak terbang selama enam bulan lebih akibat berkurangnya penerbangan. ** Baca juga: Cerdik, Anak Miliarder Inggris yang Diculik Kirim Kode Rahasia Minta Pertolongan ke Ayahnya

Semua peristiwa itu terjadi di Amerika Serikat. Para pilot mengakui kelalaian mereka dan menyalahkan kurangnya penerbangan selama pandemi COVID-19. Data dari konsultan Oliver Wyaman mengungkapkan, pemangkasan penerbangan besar-besaran oleh maskapai dunia selama pandemi membuat sekira 100 ribu pilot berhenti terbang dalam waktu lama.

Bahkan, ada pilot yang belum terbang kembali selama lebih dari 18 bulan. Nah, dengan membaiknya pandemi COVID-19 di banyak negara, penerbangan berangsur pulih. Kondisi ini memungkinkan para pilot kembali mengudara.(ilj/bbs)




Sebuah Maskapai Tawarkan Penerbangan Lepas Landas dan Mendarat di Bandara yang Sama

Kabar6-Qantas Airways Ltd menawarkan tiket penerbangan tujuh jam untuk melihat pemandangan di Outback dan Great Barrier Reef, Australia, yang terjual dalam 10 menit.

Maskapai ini, melansir en24news, mengikuti tren aneh yang muncul di Asia dengan menawarkan ‘penerbangan di mana-mana’ dengan lepas landas dan mendarat di bandara yang sama. Diketahui, pembatasan perbatasan yang ketat untuk mencegah pandemi virus Corona telah menghasilkan pengurangan sebesar 97,5 persen dalam perjalanan internasional di Asia menurut Asosiasi Maskapai Asia Pasifik (AAPA).

Akibatnya, tidak sedikit pelancong yang ‘rindu’ naik pesawat. Berbagai maskapai penerbangan termasuk EVA Airways Corp yang berbasis di Taiwan dan ANA Holdings Inc di Jepang pun mengalami kesulitan memperoleh pendapatan dan mempertahankan lisensi pilot.

Karena itulah, banyak maskapai penerbangan menawarkan penerbangan khusus hanya untuk melihat pemandangan dari dalam pesawat. ** Baca juga: Tidak Merasa Hamil, Wanita yang Menyangka Dirinya Keracunan Makanan Ini Ternyata akan Segera Melahirkan

Pesawat Boeing 787 yang dioperasikan Qantas biasanya digunakan untuk perjalanan internasional jarak jauh. Tapi pesawat itu sekarang akan terbang rendah di atas Uluru, Great Barrier Reef, dan Sydney Harbour sebelum mendarat lagi di Sydney.

“Harga tiket antara US$575 dan US$D2,765 tergantung kelas tempat duduk dan 134 tempat duduk dengan cepat terjual,” demikian penjelasan juru bicara Qantas.

Ditambahkan, “Ini mungkin tiket pesawat dengan penjualan tercepat dalam sejarah Qantas. Orang jelas merindukan perjalanan dan pengalaman terbang. Jika ada permintaan di sana, kami akan melakukan lebih banyak penerbangan melihat pemandangan ini karena kami semua menunggu perbatasan dibuka.”

Apakah Anda pun rindu naik pesawat?(ilj/bbs)




Bellbird Putih Punya Suara Lebih Berisik Ketimbang Pesawat Lepas Landas

Kabar6-Seekor burung kecil jenis Bellbird putih disebut memecah rekor dunia berkat suara panggilan kawin yang sangat nyaring. Bellbird putih ini hidup di hutan hujan pegunungan terpencil Amazon, Brasil Utara.

Nyanyian kawin ini, melansir newsweek, dikatakan peneliti lebih berisik ketimbang suara pesawat yang lepas landas. Kondisi itu terbilang unik, mengingat berat badan Bellbird putih hanya seperempat kilogram atau 8,8 ons. Namun untuk menemukan burung ini, para peneliti harus masuk ke hutan pegunungan.

Mereka lantas merekam nyanyian perkawinan dari dua spesies burung contingas, yakni bellbird putih dan piha, yang sebelumnya memegang rekor sebagai burung dengan panggilan paling keras.

Sewaktu burung piha bernyanyi, suaranya mencapai 116.1 desibel (dB), sedangkan bellbird putih memiliki suara yang lebih tinggi dengan capaian hingga 124.5 dB.

Peneliti juga mempelajari perihal nyanyian yang dikeluarkan oleh kedua hewan ini. Hasilnya, burung piha hanya membawa satu jenis nyanyian, sedangkan bellbird putih membawakan dua jenis nyanyian, yang satu di antaranya lebih sering dikeluarkan.

Ilmuwan pun mengamati kedua burung itu bernyanyi dalam berbagai skenario, termasuk ketika mereka mendekati betina. Tanpa diduga, bellbird putih jantan bernyanyi sangat nyaring ketika mereka bertengger dan berdekatan dengan betina. Padahal, lazimnya hewan akan berteriak keras ketika mereka saling berjauhan.

Para peneliti dalam jurnal Current Biology menjelaskan, setelah cukup lama bernyanyi, si jantan secara dramatis akan memutar tubuhnya untuk menghadap calon pasangannya. Sedangkan si betina akan menjauh saat atau sebelum sang jantan bersuara, kendati dalam jarak yang relatif dekat, sekira empat meter.

“Lagu-lagu itu tampaknya mengagetkan para betina, yang tampaknya kebalikan dari apa yang ingin dilakukan burung jantan,” kata Jeff Podos, rekan penulis studi yang juga seorang pakar perilaku vertebrata dari University of Massachusetts.

Menurut peneliti, tidak ada spesies lain di Bumi yang memiliki suara senyaring bellbird putih, yang meneriakkan nyanyian itu di dekat penerimanya.

Para betina mungkin harus menyesuaikan kebutuhan untuk mendengar lagu-lagu dari burung jantan guna melindungi pendengarannya. ** Baca juga: Sebuah Restoran di Peru Kena Denda Gara-gara Gratiskan Makanan untuk Wanita

Meskipun demikian, Podos mengatakan bahwa masih banyak hal yang belum diketahui tentang bellbird putih ini.

“Masih banyak yang tidak kita ketahui. Seperti bagaimana burung-burung ini bernyanyi begitu keras? Berapa banyak mereka mengubah cara bernyanyi yang tergantung pada konteksnya? Bagaimana lagu burung-burung ini dibandingkan dengan burung lain?” urai Podos.

Ciptaan Yang Maha Kuasa memang selalu mengagumkan.(ilj/bbs)