oleh

Peluang Atasi Berbagai Penyakit, Ilmuwan AS Tumbuhkan Sel Otak Manusia dalam Otak Tikus

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebagai bagian dari upaya ilmuwan untuk mempelajari perkembangan otak manusia dan penyakit yang biasa menjangkiti organ tubuh paling kompleks itu, ilmuwan mentransplantasi sel otak manusia ke dalam otak bayi tikus.

Sel tersebut, melansir cbsnews, berhasil tumbuh dan membentuk koneksi. Selama ini penyakit yang menjangkiti otak manusia masih belum sepenuhnya mampu diungkap para ilmuwan.

“Banyak penyakit seperti autisme dan schizophrenia tampaknya hanya dialami manusia tapi otak manusia selama ini belum bisa sepenuhnya diakses,” kata Dr Sergiu Pasca, penulis senior dari penelitian yang dipublikasi dalam Jurnal Nature.

Pendekatan yang tidak mengharuskan mengeluarkan tisu dari otak manusia ‘cukup berpeluang untuk mengatasi berbagai penyakit ini’. ** Baca juga: Pengantin Wanita di India Batalkan Pernikahan Gara-gara Calon Suami Gagal Hitung Uang Kertas

Penelitian dari ilmuwan ini didasari dari kajian mereka sebelumnya dalam menciptakan otak ‘organoid’, struktur kecil yang menyerupai organ manusia, juga dibuat untuk menggantikan organ seperti hati, ginjal, prostat, atau bagian penting dari organ-organ itu.

Untuk membuat otak secara organoid, ilmuwan dari Universitas Stanford mengubah bentuk sel kulit manusia dan sel induk kemudian menyatukannya untuk membentuk beberapa tipe sel otak.

Sel-sel itu kemudian berlipat ganda jumlahnya untuk membentuk organoid yang menyerupai cerebral cortex, lapisan terluar dari otak manusia yang mempunyai peran penting dalam hal menyimpan ingatan, berpikir, belajar, mengingat, dan emosi.

“Sungguh mengesankan atas apa yang mereka lakukan dalam hal memperlihatkan apa yang bisa diperbuat sel-sel ini di dalam tikus,” kata Dr Flora Voccarino dari Universitas Yale yang sebelumnya menumbuhkan benjolan berisi cereblal cortex yang dibuat dari DNA orang yang punya autisme.

Namun percobaan ini menimbulkan masalah etis terhadap hewan. Misalnya, Dr Pasca mengatakan dia dan timnya menyadari hak hidup dari tikus dan apakah mereka masih bisa bertindak normal dengan adanya orgnaoid di dalam tubuh mereka.

Dr Pasca mengaku tidak yakin percobaan ini bisa dilakukan dengan primata. Kaum pembela etika juga mempertanyakan tentang kemungkinan otak organoid di masa depan akan memiliki perasaan seperti manusia. Hal itu sudah dijawab ilmuwan, yaitu kemungkinannya sangat kecil saat ini.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email