1

Pelihara Batu Jadi Tren Baru Anak Muda Korsel untuk Usir Kesepian

Kabar6-Ada tren di kalangan anak muda Korea Selatan (Korsel) yaitu ‘memelihara’ batu. Bukan tanpa alasan, anak muda yang mengalami kelelahan itu sengaja ‘memelihara’ batu karena menemukan kenyamanan dan tidak lagi merasa kesepian dalam hidupnya.

Separuh penduduk Korsel, melansir thestar,diketahui hidup sendirian dan memiliki jam kerja terpanjang di dunia, hingga muncul berbagai upaya untuk mencari cara baru bersantai dalam kehidupan. Cara nyeleneh yang dilakuan tara lain menggelar pemakaman pura-pura dengan berbaring di peti mati, serta menghadiri acara Space-out tahunan, di mana orang-orang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik sebagai orang yang tidak melakukan apa pun.

Tren terbaru adalah dengan melibatkan aktivitas menyimpan batu yang diberi nama, diajak berbicara dan diberi pakaian seolah-olah batu itu adalah makhluk hidup. Beberapa pemilik bahkan menempatkan ‘batu peliharaan’ mereka di tempat tidur dan memijatnya.

Dalam video yang viral di TikTok, sebuah ‘batu peliharaan’ tampak dibungkus dengan handuk, diberi alas bedak dengan lembut, dipasangi alis serta diberi mata dan bibir yang besar.

‘Batu peliharaan’ itu bahkan dijual dengan harga antara sekira Rp120 ribu hingga Rp176 ribu. Menurut salah satu penjualnya, lebih dari 300 unit ‘batu peliharaan’ terjual setiap bulan dan pembelinya rata-rata merupakan wanita berusia 20-an hingga 30-an tahun.(ilj/bbs)




Gara-gara Terobsesi dengan Tayangan Kasus Kejahatan, Wanita Korsel Ini Jadi Pembunuh

Kabar6-Pengadilan di Korea selatan (Korsel) menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Jung Yoo-jung (23) karena menghilangkan nyawa seorang wanita berusia 26 tahun.

Hal yang mencengangkan, Yoo-jung mengaku menghabisi nyawa korban atas dasar rasa penasaran. Melansir aetv, Yoo-jung dideskripsikan sebagai wanita yang terobsesi dengan dokumenter kasus-kasus kejahatan, dan sebelum melakukan aksi keji itu, Yoo-jung menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meneliti sejumlah kasus kejahatan lewat tayangan televisi, buku, dan internet.

Juru bicara polisi mengatakan, Yoo-jung ‘menjadi terobsesi dengan pembunuhan karena program-program TV dan buku-buku’. Pelaku mendapatkan korbannya dari aplikasi tutor online dengan berpura-pura menjadi seorang ibu yang mencarikan tutor untuk anaknya.

Dengan mengenakan seragam sekolah, Yoo-jung mendatangi rumah korbannya, dan sesampainya di sana wanita itu menikam korban lebih dari 100 kali, dan terus menikamnya meskipun korban telah kehilangan nyawa. Polisi menerangkan, Yoo-jung juga memutilasi korban, memasukkan beberapa bagian tubuh ke koper dan berganti pakaian dengan pakaian korban.

Kasus ini diketahui polisi dari sopir taksi yang mengantar Yoo-jung ke kawasan hutan. Di sana, ia membuang koper berisi potongan tubuh korban di tepi sungai, dan membiarkan potongan tubuh lainnya tetap berada dalam rumah.

Selama penyelidikan, Yoo-jung yang mengakui kejahatannya setelah mengubah cerita beberapa kali. Awal Yoo-jung membantah tuduhan tersebut, kemudian mengatakan ia hanya memindahkan tubuh korban, dan kemudian mengatakan ia membunuh korban saat bertengkar.

Meskipun jaksa telah meminta hukuman mati, Yoo-jung memohon hukuman yang lebih ringan, mengklaim bahwa dia menderita halusinasi dan masalah mental lainnya.

“Kejahatan ini direncanakan dan dilakukan dengan hati-hati dan pernyataan terdakwa sering berubah. Oleh karena itu, sulit untuk menerima tuntutannya atas gangguan mental dan fisik,” demikian pernyataan pengadilan.(ilj/bbs)




‘Penolong’ Saat Kelaparan, Ilmuwan Korsel Ciptakan Beras Berisi Otot Sapi dan Sel Lemak

Kabar6-Tim peneliti di Korea Selatan (Korsel), menciptakan jenis pangan hibrida baru berupa beras ‘berdaging’, yang dikatakan dapat menjadi sumber protein terjangkau sekaligus ramah lingkungan.

Biji-bijian berpori tersebut dipenuhi otot sapi dan sel-sel lemak, yang ditanam di laboratorium. Beras pertama-tama dilapisi dengan gelatin ikan agar sel-sel daging menempel, kemudian dibiarkan dalam cawan petri selama 11 hari.

Para peneliti, melansir ksl, mengatakan bahwa makanan tersebut mungkin dapat berfungsi sebagai ‘penolong saat kelaparan, ransum militer, atau bahkan makanan luar angkasa’ di masa depan.Beras hibrida ini tampaknya sedikit lebih keras dan rapuh dibandingkan beras biasa, namun mengandung lebih banyak protein. Menurut tim di Universitas Yonsei, Korsel, makanan ini memiliki delapan persen lebih banyak protein dan tujuh persen lebih banyak lemak.

Jika dibandingkan dengan daging sapi biasa, jejak karbon beras ‘berdaging’ ini jauh lebih kecil, disebabkan metode produksi beras ini menghilangkan kebutuhan yang dikeluarkan oleh peternakan hewan dalam jumlah besar.

“Kami biasanya memperoleh protein yang kami perlukan dari peternakan. Namun sistem produksi peternakan menghabiskan banyak sumber daya dan air serta melepaskan banyak gas rumah kaca. Bayangkan memperoleh semua nutrisi yang kita perlukan dari beras protein hasil kultur sel,” jelas Sohyeon Park, peneliti beras ‘berdaging’.

Ditambahkan, “Beras sudah memiliki tingkat nutrisi yang tinggi, dan menambahkan sel dari ternak dapat meningkatkannya lebih lanjut. Saya tidak menyangka sel-sel tersebut akan tumbuh dengan baik di dalam beras. Sekarang saya melihat banyak kemungkinan untuk makanan hibrida berbasis beras ini.”(ilj/bbs)




Viral di Korsel, Makan ‘Tusuk Gigi’ Goreng

Kabar6-Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan desakan kepada masyarakatnya untuk tidak memakan tusuk gigi goreng dengan bentuk menyerupai kentang goreng.

Ya, sebuah video memakan tusuk gigi goreng sedang viral di Korsel. Tusuk gigi yang dimaksud bukan terbuat dari kayu atau bambu, tetapi kebanyakan terbuat dari tepung kanji atau tepung jagung. “Keamanannya sebagai makanan belum diverifikasi,” demikian unggahan kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan Korsel di platform media sosial X (Twitter).

Sebelumnya, melansir Boredpanda, sejumlah video yang menunjukkan tusuk gigi, sebuah produk sanitasi, digoreng dengan minyak dan dimakan menjadi viral di Korsel. Klip video yang menunjukkan orang-orang mengonsumsi tusuk gigi dengan bumbu seperti keju bubuk tersebut telah mendapatkan ribuan like dan share di media sosial TikTok serta Instagram.

Tusuk gigi itu berwarnai hijau karena diberi pewarna makanan. Sering digunakan sejumlah restoran di Korsel, tusuk gigi ini juga dapat digunakan untuk mengambil makanan kecil.

Acara makan online, disebut Mukbang, yang sering menampilkan orang-orang yang makan dalam jumlah yang berlebihan atau hidangan yang tidak biasa, sangat populer di Kosel. “Ini sangat renyah,” kata seorang pengguna TikTok dalam sebuah video, sambil mengunyah tusuk gigi goreng.

Namun Pemerintah Korsel meminta masyarakatnya untuk benar-benar tidak mengonsumsi perangkat itu. “Tolong jangan memakannya,” tambah Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan Korsel.(ilj/bbs)




Agar Mau Bersosialisasi, Korsel Beri Anak Muda Modal Rp7,6 Juta per Bulan

Kabar6-Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melalui Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga memberikan tunjangan senilai sekira Rp7,6 juta per bulan untuk anak muda yang kesepian agar mau bersosialisasi.

Selain pemberian tunjangan, melansir Businesstoday, kebijakan ini juga menawarkan dukungan pendidikan, pekerjaan kesehatan, bahkan bantuan untuk memperbaiki penampilan fisik bagi anak muda yang merasa kurang percaya diri. Tunjangan untuk anak muda yang kerap dianggap introvert ini diberikan bagi warga Korsel berusia 9-24 tahun, yang terbukti menarik diri dari aktivitas sosial secara ekstrem.

Kebijakan ini dibuat lantaran sekira tiga persen dari orang muda berusia 19-39 tahun di Korsel mengalami kesepian atau terisolasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kesepian bukan persoalan sepele tapi sudah menjadi ancaman kesehatan global yang mendesak. Menurut WHO, dampak kematian akibat kesepian setara dengan merokok 15 batang sehari.

Di Korsel, sebanyak 40 persen anak muda yang terisolasi dan kesepian berasal dari keluarga kurang mampu atau menengah ke bawah. Alasan ekonomi bukanlah faktor tunggal penyebab kesepian di Korsel, karena ada juga faktor kompleks lainnya.

Pemerintah setempat membuat kebijakan yang mendukung kesejahteraan emosional warganya, sehingga anak-anak muda yang sebelumnya tertutup dan penyendiri mengembalikan kehidupan sehari-hari mereka dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat.(ilj/bb




Stroller Hewan Lebih Laku Ketimbang Stroller Bayi Tunjukkan Krisis Populasi di Korsel

Kabar6-Krisis populasi disebut tengah melanda Korea Selatan (Korsel). Selain menurunnya angka kelahiran, untuk pertama kalinya penjualan stroller hewan peliharaan lebih laku ketimbang stroller bayi.

Menurut data Gmarket, operator platform e-commerce di Korsel, melansir Koreaherald, sebanyak 43 persen dari total jumlah kereta dorong bayi yang dijual di platform tersebut selama tiga kuartal pertama tahun 2023 adalah untuk bayi manusia, sedangkan 57 persen sisanya adalah kereta dorong bayi yang dirancang untuk hewan, terutama anjing dan kucing.

Rasio penjualan kereta dorong bayi terhadap total kereta dorong bayi terus menurun dari 67 persen pada 2021, 64 persen pada 2020, dan 43 persen pada 2023. Sementara itu, rasio penjualan kereta dorong hewan peliharaan terus meningkat dari 33 persen pada 2021 menjadi 36 persen pada 2022 dan 57 persen pada 2023.

Angka-angka tersebut mencerminkan beberapa tren yang meningkat, seperti rendahnya jumlah bayi baru lahir di negara ini dan meningkatnya jumlah orang yang hidup dengan hewan peliharaan. Menurut Statistik Korea, tingkat kesuburan total adalah 0,78 pada 2022, terendah di dunia. Angka tersebut diperkirakan akan turun lebih jauh lagi.

Organisasi statistik nasional mengatakan, tingkat kesuburan diperkirakan sebesar 0,72 tahun ini dan turun di bawah 0,7 hingga 0,68 pada tahun 2024 sebelum meningkat lagi. Sementara itu, jumlah rumah tangga yang memelihara hewan peliharaan semakin meningkat.

Data dari Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan menunjukkan bahwa lebih dari enam juta rumah tangga memiliki hewan peliharaan pada tahun lalu, dibandingkan dengan 3,6 juta rumah tangga pada 2012.(ilj/bbs)




Garuda Resmi Jadi Official Airline Ajang Penghargaan Musik Terbesar Korsel

Pesawat Garuda Indonesia. (Instagram @garudaindonesia)

Kabar6-Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia secara berkelanjutan terus mendukung upaya percepatan pemulihan pariwisata nasional, khususnya dalam mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Dukungan tersebut salah satunya dilakukan oleh Garuda Indonesia dengan menjadi official airline dalam penyelenggaraan “Golden Disc Awards ke-38”, sebuah ajang penghargaan musik terbesar di Korea Selatan yang akan diselenggarakan di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu, 6 Januari 2024 mendatang.

Dukungan Garuda Indonesia sebagai official airline tersebut turut bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Korea Selatan, serta sejalan dengan kesuksesan Golden Disc Awards yang sebelumnya telah diselenggarakan di sejumlah negara seperti Jepang, China, Malaysia, dan yang terakhir di Thailand di mana ajang penghargaan musik ini akan menjadi kali pertama di Indonesia.

Melalui perannya sebagai official airline Golden Disc Award ke-38 nanti, Garuda Indonesia akan mendukung kelancaran acara tersebut khususnya melalui pengoperasian penerbangan tambahan rute Jakarta – Seoul yang akan dioperasikan pada tanggal 7 Januari 2024 dalam menunjang animo publik maupun kebutuhan aksesibilitas yang akan hadir pada agenda tersebut.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa penyelenggaraan Golden Disc Awards 2024 ini menjadi langkah strategis untuk Garuda Indonesia dalam menyelaraskan komitmen Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan pariwisata nasional sekaligus menjadi representasi semangat Perusahaan dalam menghadirkan konektivitas udara yang menghubungkan destinasi-destinasi utama para pengguna jasa baik dalam negeri maupun internasional.

“Dengan mengedepankan layanan penerbangan yang menghadirkan keramahtamahan khas Indonesia mulai dari pre-flight, in-flight hingga post-flight, kiranya dukungan Garuda Indonesia terhadap Gloden Disc Award ini tidak hanya akan dapat memberikan pengalaman penerbangan yang seamless bagi penumpang, namun juga dapat menjadi momentum tersendiri bagi puncak pemulihan sektor pariwisata Indonesia dalam memperkenalkan Indonesia di mata global khususnya bagi penggemar musik Korea Selatan untuk menikmati berbagai pilihan destinasi unggulan di Indonesia melalui layanan penerbangan yang aman dan nyaman,” papar Irfan, Selasa (2/1/2024).

**Baca Juga: Catat, Mulai 2024 Layanan Uji KIR Gratis

Adapun saat ini Garuda Indonesia melayani penerbangan langsung dari dan menuju Korea melalui dua kota terbesar di Indonesia yaitu Jakarta dan Bali sebanyak 8 kali setiap minggunya. Lebih lanjut, sejalan dengan aktivitas pariwisata global yang semakin tumbuh, Garuda Indonesia nantinya juga secara bertahap berencana akan meningkatkan meningkatkan frekuensi penerbangan di rute-rute yang menjadi preferensi masyarakat salah satunya rute Seoul – Denpasar pp dari 2 kali seminggu menjadi empat kali seminggu mulai bulan Desember 2023 untuk memenuhi peningkatan permintaan perjalanan dari Seoul menuju Denpasar.

Jadwal penerbangan Seoul – Denpasar nantinya akan dilayani dengan GA 871 dan diberangkatkan dari Incheon International Airport pada pukul 11:35 LT dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar pada pukul 17:45 LT. Sementara itu penerbangan Denpasar – Seoul akan dilayani dengan GA 870 dan diberangkatkan dari Denpasar pada pukul 01:30 LT dan tiba di Seoul pada pukul 09:15 LT.

“Hadirnya Garuda Indonesia sebagai official airline pada gelaran musik terbesar di Korea Selatan ini merupakan wujud komitmen berkelanjutan kami untuk terus berpartisipasi aktif dalam mendukung berbagai gelaran kegiatan khususnya berskala internasional yang dilaksanakan di Indonesia. Komitmen tersebut yang kami optimalkan dengan menyediakan aksesibilitas layanan penerbangan yang seamless bagi para wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia,” tutup Irfan.(Red)




Sejumlah Siswa di Korsel Tuntut Ganti Rugi Karena Ujian Berakhir 90 Detik Lebih Awal

Kabar6-Karena seorang guru mengakhiri ujian Suneung bahasa Korea tahap pertama 90 detik lebih awal dari yang seharusnya, sejumlah siswa di Seoul, Korea Selatan (Korsel), menggugat pemerintah.

Suneung adalah ujian masuk perguruan tinggi di Korsel yang terkenal begitu panjang dan sulit, implikasinya benar-benar mengubah hidup. Hasil dari Suneung tidak hanya menentukan penempatan siswa di perguruan tinggi, namun juga pilihan karier dan hubungan percintaan mereka ke depannya.

Karena itulah, semua orang mulai dari siswa dan keluarga hingga pemerintah Korsel menanggapi Suneung dengan sangat serius. Selama ujian delapan jam, Korsel menutup wilayahnya dan menunda pembukaan pasar saham untuk membantu siswa berkonsentrasi. Jadi ketika seorang guru mengakhiri ujiannya 90 detik lebih awal, hal tersebut merupakan masalah besar dengan konsekuensi hukum yang serius.

Saat itu, melansir SCMP, bel berbunyi 90 detik lebih awal dari yang seharusnya, dan pengawas mengambil kertas siswa meskipun para siswa memprotes. Namun pihak fakultas mengakui kesalahan tersebut sebelum ujian berikutnya dimulai dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan waktu satu setengah menit pada istirahat makan siang.

Sayangnya, siswa hanya diperbolehkan menandai kolom kosong yang tersisa di kertasnya, tidak boleh mengubah jawaban yang sudah ada. Insiden yang tidak biasa ini dilaporkan sangat traumatis bagi beberapa siswa sehingga mereka tidak dapat lagi berkonsentrasi selama Suneung, beberapa bahkan menyerah sepenuhnya dan meninggalkan fasilitas pengujian.

Kemudian, 39 siswa mengajukan gugatan terhadap pemerintah Korsel, meminta kompensasi sebesar US$15.400 untuk masing-masing siswa, perkiraan biaya satu tahun yang dihabiskan untuk belajar di Suneung berikutnya.

Pengacara siswa tersebut, Kim Woo-suk, mengatakan bahwa otoritas pendidikan belum meminta maaf, dan menambahkan bahwa dia yakin akan sukses, terutama mengingat preseden hukum.(ilj/bbs)




HOUND, Robot Anjing di Korsel Pecahkan Rekor Lari 100 Meter Tercepat

Kabar6-HOUND, robot mirip anjing dari Korea Selatan (Korsel), dijuluki sebagai robot tercepat dengan empat kaki, setelah berhasil melintasi jarak 328 kaki dalam waktu 19,87 detik.

Laboratorium Kontrol dan Desain Robot Dinamis Institut Sains dan Teknologi Lanjutan Korea di Daejeon, melansir Republicworld, mengembangkan robot HOUND dan Guinness World Records mengonfirmasi bahwa robot tersebut memecahkan rekor lari 100 meter tercepat oleh robot berkaki empat. HOUND rata-rata mencapai kecepatan 11,26 mph selama upaya tersebut.

“Dalam simulasi, ia dapat berakselerasi hingga kecepatan yang lebih tinggi, namun kami belum mengujinya di dunia nyata,” kata Young-Ha Shin kepada Guinness World Records.(ilj/bbs)




Akhiri Kebiasaan Kuno, Korsel Larang Konsumsi Daging Anjing

Kabar6-Kepala kebijakan partai yang berkuasa mengungkapkan, Korea Selatan (Korsel) akan melarang makan daging anjing dan mengakhiri kontroversi mengenai kebiasaan kuno tersebut di tengah meningkatnya kesadaran akan hak-hak hewan.

Praktik memakan anjing di Korsel, melansir tbsnews, menuai kritik dari luar negeri karena kekejamannya, namun terdapat juga peningkatan penolakan di dalam negeri, terutama dari generasi muda. “Sudah waktunya untuk mengakhiri konflik sosial dan kontroversi seputar konsumsi daging anjing melalui pemberlakuan undang-undang khusus untuk mengakhirinya,” kata Yu Eui-dong, kepala kebijakan Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa.

Hal itu disampaikan Eui-dong pada pertemuan dengan pejabat pemerintah dan aktivis hak-hak binatang. Pemerintah dan partai yang berkuasa akan mengajukan rancangan undang-undang (RUU) tahun ini untuk menegakkan larangan tersebut. Ditambahkan Eui-dong, dengan dukungan bipartisan yang diharapkan, RUU tersebut harus disahkan oleh parlemen.

Menteri Pertanian Chung Hwang-keun mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa pemerintah akan segera menerapkan larangan tersebut dan memberikan dukungan semaksimal mungkin bagi pelaku industri daging anjing untuk menutup usahanya.

Ibu Negara Kim Keon Hee telah menjadi kritikus vokal terhadap konsumsi daging anjing dan, bersama suaminya, Presiden Yoon Suk Yeol, telah mengadopsi anjing liar.

RUU anti-daging anjing telah gagal di masa lalu karena adanya protes dari pihak-pihak yang terlibat dalam industri ini, dan kekhawatiran terhadap mata pencaharian para petani dan pemilik restoran. Larangan yang diusulkan akan mencakup masa tenggang tiga tahun dan dukungan keuangan bagi dunia usaha untuk beralih dari perdagangan ini.

Makan daging anjing telah menjadi praktik kuno di semenanjung Korea dan dipandang sebagai cara untuk mengatasi panasnya musim panas.(ilj/bbs)