1

Marak di Inggris, Operasi Keperawanan pada Wanita Muda

Kabar6-Banyak dokter di Inggris yang disebut dapat menghasilkan uang berlimpah dari operasi mengembalikan keperawanan pada wanita muda atau revirginisasi. Ya, operasi keperawanan kini tengah marak di negara yang dijuluki The Black Country itu

Rupanya, melansir CNN Indonesia, industri rahasia revirginisasi ini tengah berkembang di Inggris seiring dengan tekanan dari keluarga kepada calon pengantin wanita untuk membuktikan kalau mereka masih perawan. Laporan ini mengklaim, setidaknya ada 22 klinik swasta yang menawarkan operasi perbaikan selaput dara atau mengembalikan keperawanan yang dalam dunia medis disebut sebagai hymenoplasty.

Sekali operasi membutuhkan biaya hingga Rp53 juta. Operasi dilakukan dengan prosedur selama satu jam dan menggunakan anestesi lokal. Mohammad Massod, direktur di London clinic MAS Gynaecology mengungkapkan, permintaan untuk operasi ini meningkat empat kali lipat dari enam tahun lalu.

Dilaporkan, seorang gadis di sekolah Arab Saudi yang berada di London dilaporkan menghabiskan 1.500 pounsterling untuk menjalani operasi tersebut. Hal ini dilakukan beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke-18 karena perjodohan yang dilakukan orangtuanya.

“Saya punya pacar rahasia dan kami bahagia. Saya tahu kalau orangtua saya tak akan pernah membiarkan kami menikah,” jelas gadis yang tidak diungkap identitasnya itu. ** Baca juga: Mantap! Seorang Pelayan di Sebuah Resto AS Dapat Tip Rp26 Juta

Dikatakan, sang kakak akan marah jika keluarganya tahu kalau dia sudah tak perawan lagi. Selain itu ada tekanan sebuah ekspektasi dari calon mertuanya yang mengharapkan untuk melihat ada bercak darah di seprai di malam pertama pernikahan anak dan menantunya itu.

Usai melakukan operasi itu, dia mengaku lega ketika ‘berdarah’ di malam pertama pernikahannya. “Beberapa wanita berada dalam situasi ketika mereka tidak berdarah di malam pertama maka ada stigma kalau pernikahan mereka tidak akan berhasil,” kata Masood.

“Kebahagiaan dan kesejahteraan perkawinan mereka tergantung pada keperawanan dan tidak membawa nama buruk untuk keluarga,” tambahnya.(ilj/bbs)




Oops…4 dari 10 Wanita Tidak Siap Saat Lepas Keperawanan

Kabar6-Bagi banyak wanita, keperawanan menjadi sesuatu yang sepatutnya dijaga hingga nanti menikah. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang kehilangan keperawanan dengan berbagai sebab dan alasan.

Kebiasaan dan gaya hidup orang Barat dituduh sebagai penyebab banyak wanita kehilangan keperawanan di usia remaja. Hasil studi dari Durex’s Face of Global Sex pada 2017, mengungkapkan bahwa orang Amerika melepas keperawanannya pada usia 18, Belanda (18,1 tahun), Inggris (18,3), Prancis (18,5), Italia (18,9), bahkan Finlandia (16,5 tahun), Norwegia (16,5), Swedia (16,2), Denmark (16,1), serta Islandia (15,6).

Menurut studi dari BMJ Sexual & Reproductive Health, melansir womantalk, empat dari 10 wanita merasa saat mereka melepas keperawanan bukan waktu yang tepat. Bahkan, seperempat pria yang disurvei merasakan hal yang sama. Kesimpulan ini didapat setelah para pakar mewawancara 2.845 orang Inggris usia 17-24 tahun. Mereka ditanya apakah kedua pihak sama-sama bersedia melakukannya, apakah masing-masing berpikir bahwa keputusan tersebut adalah keputusannya sendiri atau keputusan pasangannya, apakah mereka menggunakan alat kontrasepsi, dan apakah mereka menganggap saat itu merupakan waktu yang tepat (waktu yang tepat adalah disepakati kedua belah pihak, menggunakan alat kontrasepsi, merupakan keputusan pribadi, dan apakah kedua pihak sudah merasa siap).

Hasilnya, 40 persen perempuan tidak memenuhi empat kriteria tersebut, yang artinya mereka tidak ‘siap’ untuk berhubungan seks untuk pertama kalinya. Sebanyak 10 persen responden tidak menggunakan kontrasepsi ketika berhubungan intim untuk pertama kali, dan 20 persen wanita mengaku melakukan hubungan seks tersebut karena keputusan pasangannya. ** Baca juga: Keramas Pakai Air Hangat Setelah Kehujanan Hindari Pusing?

“Usia kronologis mungkin indikator intercourse pertama yang tidak terlalu sederhana,” jelas para ahli yang terlibat dalam studi tersebut. Itu artinya, usia seseorang tidak menentukan apakah Anda siap berhubungan seks. Ada banyak faktor penting lain yang bisa jadi pertimbangan kapan harus melepas keperawanan.(ilj/bbs)