1

Agar Dapat Berkat dari Tuhan, di India Ada Tradisi Ekstrem Ramai-ramai Lompat ke Tumpukan Duri

Kabar6-Di India ada tradisi turun temuun yang disebut banyak orang ekstrem. Dalam video unggahan akun @alone_boy_mylari_02 tampak seorang pria melompat dari atap bangunan ke tumpukan ranting hijau berduri dengan disaksikan banyak orang.

Menurut salah satu netizen yang berbahasa Hindi, melansir Newsflare, aksi tersebut merupakan bagian dari adat dalam rangkaian perayaan festival Hindu, Hanuman Jayanti. Ia mengatakan bahwa orang-orang tersebut melompat ke duri. “Jika semua orang meminta bahasa Hindi, maka saya akan memberitahu Anda bahwa desa ini berada di Tamil Nadu. Ini adat di sini bahwa pada Hanuman Jayanti, orang-orang ini melompat di duri. Orang yang lebih sering melompat mendapat berkat Tuhan,” tulis akun @paraskumar_paras9045.

Sementara akun @girish____ menerangkan, “Pesta duri hanuman, Kartikotsav yang diadakan di desa Lebagire (KARNATAKA). Setiap tahun selama bulan Karthikamasa, ada upacara terbang duri. Tradisi ini telah dipraktikkan sejak dahulu kala dan berlanjut bahkan sampai hari ini. Mereka percaya bahwa tidak ada yang terjadi pada siapa pun di desa dengan melompat di atas duri, karena mereka percaya pada Tuhan.”

Video yang telah ditonton sebanyak 32,8 juta kali ini sontak menuai beragam komentar dari warganet dan bertanya terkait aksi tersebut. “Apa yang terjadi ini saudara, seseorang bisa memberitahu saya dalam bahasa Hindi?” tulis @x_vi******

“Saya benar-benar menyesal atas ketidaktahuan dan takhayul,” komentar @kar*******.(ilj/bbs)




Viral, Warga Sebuah Distrik di India Bersihkan Tangki Air Usai Diminum Kasta Dalit

Kabar6-Usai diminum oleh seorang wanita dari kasta Dalit, beberapa warga desa di Distrik Chamarajanagar, Negara Bagian Karnataka, India, menguras air minum dari dalam tangki.

Menurut keterangan pejabat setempat, melansir Hindustantimes, wanita Dalit dari daerah luar itu datang ke Desa Heggatora dan meminum air dari tangki yang disiapkan untuk masyarakat dari kasta lebih tinggi. Kemudian, warga menguras air yang tersisa di dalam tangki dan membersihkannya menggunakan kencing sapi.

Setelah insiden itu viral di media sosial, pejabat departemen kesejahteraan dan petugas pajak bergegas ke TKP dan melakukan penyelidikan. ** Baca juga: Jejak Kaki Misterius Berusia 300 Ribu Tahun di Spanyol Bikin Peneliti Penasaran

“Pada Jumat, ada pesta pernikahan komunitas Dalit di desa tersebut. Wanita itu datang dari HD Kote untuk menghadiri pesta pernikahan. Dia minum air dari tangki umum dan segera masuk ke dalam bus. Tak lama kemudian, warga desa mencaci maki wanita tersebut dan memutuskan membersihkan tangki itu,” jelas seorang warga desa.

Akuntan dan pegawai pendapatan daerah di desa itu melakukan inspeksi ke TKP dan membenarkan insiden tersebut. Pejabat tersebut lalu mengajukan laporan ke tehsildar atau pegawai pajak.

Selanjutnya, pegawai pajak IE Basavaraju dan pejabat departemen kesejahteraan mendatangi TKP dan melakukan rapat dengan warga desa. Pejabat tersebut mengatakan kepada warga desa, tangki itu milik umum dan siapa pun boleh minum dari tangki tersebut. Pegawai pajak itu juga mengajak 20 pemuda Dalit ke tangki air minum umum di desa itu dan menyuruh mereka minum dari tangki tersebut.

“Petugas departemen kesejahteraan berusaha menemukan wanita tersebut untuk meminta pernyataannya dan mengajukan laporan. Para tetua di komunitas Dalit telah mengajukan laporan di kantor polisi Chamarajanagara, ungkap Basavaraju.

“Para saksi mata mengonfirmasi pembersihan (tangki) sudah dilakukan. Segera setelah kami menemukan wanita tersebut, kami akan menyuruhnya melapor ke polisi dan tindakan tegas akan diambil terhadap yang bersalah,” ujar Basavaraju.

Menteri yang bertanggung jawab di distrik Chamarajanagara, V Somanna, mengatakan tidak akan mentolerir diskriminasi semacam itu dan menginstruksikan petugas untuk mengambil tindakan tegas.(ilj/bbs)




Demi Ritual Ilmu Hitam, Oknum Dokter di Davanagere Tega Bunuh Istri dengan Suntik Overdosis

Kabar6-Seorang dokter di Davanagere, Karnataka, India, bernama Channakeshappa (45), tega menghabisi nyawa istrinya, Shilpa, dengan cara menyuntikkan dosis berlebih (overdosis) ke tubuh korban.

Bukan karena balas dendam atau cemburu, melansir Hindustantimes, motif pembunuhan tersebut semata-mata untuk ritual ilmu hitam. Dr Channakeshappa yang membuka praktik dokter di Rameshwara, Nyamathi, mengatakan bahwa Shilpa meninggal dunia akibat tekanan darah rendah. Ia memberi Shilpa suntikan Dexamethasone, dan sang istri menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit.

Namun orangtua Shilpa menangkap ada kejanggalan di balik kematian ini. Mereka lantas melaporkan sang menantu ke polisi atas tuduhan pembunuhan. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, dr. Channakeshappa mampu berdalih tak bersalah dan terhindar dari penangkapan.

Meski demikian, polisi tetap melanjutkan penyelidikan. ** Baca juga: Kebakaran di Paraguay, Pemilik Supermarket Kunci Pintu Agar Pembeli yang Belum Bayar Tak Bisa Keluar

Petugas kemudian mendapati bukti bahwa dr. Channakeshappa berlatih ilmu hitam beberapa tahun terakhir, termasuk mengunjungi beberapa paranormal pada 2020 lala. Di satu kesempatan, seorang paranormal menyarankan untuk mengorbankan istri. Anehnya, dr. Channakeshappa menyetujui lalu membunuh istrinya dengan cara disuntik overdosis. Bukan hanya itu, pelaku juga menguasai hartanya.

Setelah Laboratorium Ilmu Forensik (FSL) memastikan kematian Shilpa akibat overdosis, polisi menahan dr. Channakeshappa, dan mendakwanya dengan pembunuhan.(ilj/bbs)




Jadi Rebutan, Pria India Ini Akhirnya Gunakan Lemparan Koin untuk Tentukan Calon Istri

Kabar6-Kisah cinta Ali (27) dalam upaya mencari calon istri sungguh nyeleneh. Pria asal Sakleshpur Taluk di distrik Hassan, Karnataka, India, ini diperebutkan oleh dua orang wanita sekaligus yang sama-sama menuntut agar dijadikan istrinya.

Bagaimana kisahnya? Melansir news18, berawal ketika Ali bertemu dan berkenalan dengan seorang gadis bernama Nena (bukan nama sebenarnya) berusia 20 tahun dari desa sebelah, hingga hubungan pun berlanjut.

Sebelumnya, enam bulan yang lalu, Ali sudah berkenalan dan merajut cinta dengan Rani (bukan nama sebenarnya). Artinya, Ali kini memiliki dua kekasih yaitu Rani dan Nena.

Masalah menjadi runyam ketika seorang saudara Ali melihat pria itu berboncengan dengan salah satu dari gadis tersebut. Kepada sang ayah, Ali mengakui bahwa ia jatuh cinta dan ingin menikahi kekasihnya. Namun, pihak keluarga menentang dan hendak menjodohkan Ali dengan wanita pilihan mereka. ** Baca juga: Doyan Nasi, Buaya Vegetarian Bernama Babiya Tinggal di Kuil India

Rupanya, peristiwa itu terdengar oleh Rani, hingga keluarga wanita itu menggeruduk rumah Ali dan mengatakan bahwa pria itu sudah berpacaran dengan Rani. Sementara itu, Nena pun tak mau kalah. Wanita itu juga membawa serta keluarganya untuk mendatangi rumah Ali dan menginginkan hal yang sama.

Keruan saja Ali bingung menghadapi keruwetan cinta ini. Setelah memutar otak, Ali memutuskan memilih calon istri dengan cara menggunakan lemparan koin. Cara ini dinilai adil karena hasil lemparan koin sangatlah acak. Nantinya, lemparan koin tersebut akan memutuskan gadis mana yang akan menikah dengan Ali.

Ternyata dewi fortuna berpihak kepada Rani yang memenangkan lemparan koin tersebut. Diketahui, Rani pernah mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri apabila ia tidak dinikahkan dengan Ali.

Ruwetnya cinta.(ilj/bbs)




Wilayah Direndam Banjir, Seekor Buaya ‘Bertengger’ di Atap Rumah Penduduk

Kabar6-Seekor buaya berukuran jumbo tampak bertengger di atap rumah warga saat banjir merendam wilayah Raybag taluk, Belagum, India.

Dalam unggahan video di media sosial Twitter tertulis, “Seekor buaya berjemur di atas rumah di Raybag taluk yang terkena banjir di Belagum #Karnataka”.

Wilayah tersebut diketahui memiliki dampak paling parah dari bencana banjir di Karnataka. Tak heran jika banjir dahsyat itu menyeret seekor buaya hingga ke atap rumah warga. ** Baca juga: Tanpa Pengaman, Pria Ini Panjat Gedung Pencakar Langit Setinggi 116 Meter di Spanyol

Video viral yang berdurasi 15 detik tadi, melansir Gulfnews, memperlihatkan buaya yang sangat besar tengah berjemur dengan mulut terbuka. Banjir yang melanda wilayah Karnataka, Kerala, dan Maharastra ini menelan korban jiwa sebanyak 147 orang. Angka tersebut dinyatakan oleh pihak berwenang, sementara tim penyelamat masih terus berupaya mengevakuasi para korban.

Hujan yang sangat deras dan tanah longsor memaksa ratusan orang mengungsi di kamp bantuan. Pihak berwenang pun sempat khawatir operasi penyelamatan akan diterpa badai dan curah hujan yang masih deras.

Banjir di Karnataka tidak hanya menyeret seekor buaya raksasa, tetapi juga merendam beberapa bangunan situs warisan dunia kota Kuno Hampi. Menurut Kepala Menteri Karnataka bernama B.S. Yediyurappa, sekira 60 orang di Karnataka tewas dan hampir 227 ribu orang tinggal di kamp bantuan.

Tak hanya ketiga wilayah itu, negara bagian lain seperti Gujarat, Assam, dan Bihar juga mengalami kerusakan yang cukup parah karena banjir.(ilj/bbs)




Viral, Seekor Buaya Sedang ‘Istirahat’ di Atap Rumah Penduduk di India

Kabat6-Penduduk sebuah desa di India sontak menjadi panik setelah menemukan seekor buaya yang berada di atas sebuah rumah. Mereka pun melemparkan batu ke arah reptil sepanjang 10 kaki atau tiga meter tersebut.

Peristiwa ini, melansir indianexpress, ternyata sebagai akibat dari meluapnya sungai Krishna yang ada di kota Raibag, Karnataka, India. Rupanya, buaya itu ikut tersapu oleh air deras dari sungai Krishna, hingga akhirnya ‘terdampar’ di atap rumah warga yang teredam penuh oleh banjir.

“Buaya tersebut terlihat beristirahat di atap rumah warga bernama Ajut Sutara setelah air surut setinggi satu kaki ketika hujan mereda,” kata Hallapa Pujari, salah satu pejabat negara bagian.

Warga setempat mengakui, buaya itu telah berlindung selama berjam-jam di atap rumah yang terletak sekira satu kilometer dari tepi sungai. Ketika warga berkerumun bersama tim penyelamat dan membuat suara yang cukup berisik di sekitarnya, buaya ini langsung menyelinap pergi.

Diketahui, banjir yang melanda 17 distrik di Karnataka, India telah merenggut 48 nyawa dan 16 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sebanyak 2.217 desa telah terdampak banjir dan membuat 40 ribu rumah di antaranya ikut rusak. Banjir di Karnataka yang menelan banyak korban membuat Angkatan Laut India juga ikut turun tangan ke lokasi bencana.

Sementara itu, peristiwa buaya di atas atap ternyata ditanggapi dengan kocak oleh sejumlah netizen. “Tak hanya di Afrika, India juga memiliki kehidupan binatang buas yang cukup menggelikan,” tulis @FreeIndiaa.

“Alam mengajarkan pada kita bahwa akhirnya mereka yang bisa ‘duduk di atas’ dan manusia tak perlu sombong,” komentar @RaviKaran. ** Baca juga: Lama Ditinggalkan, Mobil Ini Jadi Sarang Tawon Raksasa

Buaya juga butuh waktu bersantai.(ilj/bbs)




Seorang Petani Cat Anjingnya Mirip Harimau untuk Usir Monyet dari Kebun

Kabar6-Kesal lantaran kebun miliknya rusak akibat ‘diacak-acak’ kawanan monyet, seorang petani asal Karnataka, India, bernama Srikanth Gowda menemukan ide unik sekaligus nyeleneh untuk menakut-nakuti hewan tersebut.

Bukan memasang perangkap atau menjaga kebunnya setiap saat, melansir Dailymail, Srikanth mengecat anjing peliharaannya dengan motif kuning dan hitam seperti harimau demi mengusir monyet-monyet yang kerap merusak kebun. Apa yang dilakukan Srikanth keruan saja viral di media sosial.

Disebutkan, untuk mendapatkan motif belang-belang ala harimau ini, Srikanth menggunakan cat rambut yang aman bagi hewan peliharaannya.

Pengecatan itu dilakukan sendiri, dan Srikanth mengaku mendapatkan ide ini setelah berkunjung ke Bhatkal, sebelah utara wilayah Kannada, India, empat tahun silam.

Ketika itu, Srikanth melihat seorang petani menggunakan boneka macan untuk menakut-nakuti monyet yang sering menyerang kebun warga. Awalnya, Srikanth merasa hal tersebut sangat konyol. Tapi setelah lahannya sering diserang monyet, dia pun tergoda untuk mencobanya ide unik tadi.

Tidak percuma, setelah mengecat anjingnya dengan warna khas harimau dan membiarkannya berkeliaran di area kebun, monyet-monyet tersebut tidak berani lagi mendekat dan merusak kebun milik Srikanth lagi.

Menurut Srikanth, efek cat rambut pada anjingnya tidak bertahan lama, hanya sekira satu bulan saja. Ide unik ini ternyata diikuti oleh petani lainnya yang bernasib sama seperti dirinya. ** Baca juga: Mewah, Bagian Bawah Jalan Tol di LA Disulap Jadi ‘Hotel’ Oleh Seorang Gelandangan

Srikanth memang petani yang panjang akal.(ilj/bbs)




Pasutri Asal India Ini Dirajam Hingga Tewas Karena Beda Kasta

Kabar6-Tiap orang memiliki kriteria berbeda dalam memilih pasangan hidup. Namun karena perbedaan ini juga, pasangan suami istri (pasutri) asal India yang tidak disebutkan namanya ini dirajam alias dilempari batu hingga tewas oleh para kerabat dari pihak wanita.

Bukan tanpa sebab, melansir indiatimes, rupanya mereka tidak bisa menerima pernikahan pasangan tersebut karena beda kasta. Diketahui, pasutri yang masing-masing berusia 29 tahun itu telah menikah tiga tahun lalu dan memiliki dua anak. Mereka berasal dari desa yang sama di Karnataka, India. Keduanya, pindah ke Bengaluru dan kota-kota lain, karena pernikahan mereka ditentang pihak keluarga.

Nah, pada bulan lalu pasutri ini kembali ke desa asal untuk bertemu anggota keluarga. Siapa sangka, kepulangan mereka seperti mengantar nyawa, karena kerabat dari kedua pihak pasangan itu mengumpulkan massa dan menjalankan eksekusi rajam.

Polisi setempat mengatakan, kerabat yang mengatur eksekusi rajam itu telah melarikan diri. “Mereka (korban) terlihat oleh penduduk desa pada hari Rabu, yang memberi tahu saudara perempuan wanita itu, setelah itu dia mengumpulkan massa yang menyerang pasangan itu dan membunuh mereka dengan batu,” kata Guru Shanth, perwira polisi setempat.

Disebutkan, “Tiga dari tersangka utama telah diidentifikasi, termasuk saudara lelaki dan paman perempuan itu.”

Insiden itu adalah yang terbaru dari serangkaian ‘honour killings’ (pembunuhan demi kehormatan) yang merajalela di kantong-kantong pedesaan negara itu.

Biasanya dilakukan oleh kerabat dekat atau tetua desa untuk melindungi apa yang mereka lihat sebagai reputasi keluarga dalam sistem kasta yang kaku.

Sementara itu, statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, 1.000 dari 5.000 pembunuhan semacam itu secara global terjadi setiap tahun di India.

Mahkamah Agung India memutuskan pada 2011 bahwa mereka yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan semacam itu harus menghadapi hukuman mati. ** Baca juga: Ercan Steakhouse, Restoran yang Panggang Satu Ekor Unta Utuh dalam Tungku Pengasapan

Status sosial bagi sebagian orang terkadang menjadi harga mati.(ilj/bbs)