1

Kesal Dibilang Letoy, Kakek di Pamulang Bunuh Istri Siri

Kabar6.com

Kabar6-Seorang kakek berinisial H, 68 tahun, warga Jalan Flamboyan RT 02 RW 06, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dirasukin rasa kesal. Ia secara sadis membacok wajah bagian kanan istri sirinya hingga tewas.

“Pelaku kesal dibilang letoy sama istrinya,” kata Kapolsek Pamulang, Komisaris Hadi Supriyatna, (Selasa, 10/12/2019).

Ia jelaskan, kepada polisi kakek yang berprofesi sebagai pemulung itu sudah sering dibilang letoy oleh korban bernama Rosmiati. Puncak kekesalan tragis terjadi semalam pukul 23.00 WIB.

Hadi bilang, aksi pembacokan terhadap korban diketahui oleh anaknya, Dena Novianti, 21 tahun. Usai membacok H langsung kabur ke arah lapak pengepul barang bekas.

**Baca juga: Pipa SPAM Pamulang Ditimbun di Drainase?.

Pelaku kemudian melarikan diri ke kediaman anaknya di Rawa Kalong, Kecamatan Pamulang. “Pelaku sudah kami amankan berikut barang bukti sebilah golok,” ujar Hadi.

Atas perbuatan jahatnya, ia lanjutkan, H dijerat melanggar KUH Pidana Pasal 351 tentang Penganiayaan Berat dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun penjara.

“Bisa saja pasal berubah setelah proses penyidikan selesai,” tegas Hadi.(yud)




Tolak Pengesahan RKUHP, Kakek Rais Orasi di KP3B Serang

Kabar6.com

Kabar6-Demonstrasi di depan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang, ratusan mahasiswa bergabung dan Serikat Petani Indonesia (SPI) yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Reforma Agraria (Apra). Selain menuntut pembatalan UU KPK hingga menolak pengesahan RKUHP, mahasiswa dan tani itu menuntut dilakukannya reforma agraria.

Seperti yang diteriakkan oleh Kakek Rais (63), petani asal Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kulitnya yang sudah keriput, rambut beruban dan gigi yang sudah mulai ompong, Kakek Soleh berorasi dengan semangat dibawah terik matahari.

“Kami hanya ingin lahan pertanian sebesar-besarnya untuk kesejahteraan petani. Kami petani tidak pernah membakar, apalagi merusak lahan yang kami tanami. Saya sudah melawan dari 35 tahun yang lalu. Tolong Pak Gubernur bantu kami petani. Kami hanya butuh tanah,” kata Kakek Rais, dalam orasinya dihadapan ratusan mahasiswa, Selasa (24/09/2019).

Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Serang membakar ban bekas, spanduk hingga plastik bekas minuman di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, sebagai bentuk penolakan RKUHP, pembatalan UU KPK yang baru, hingga menuntut Jokowi melakukan reforma agraria yang menyebabkan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan.

**Baca juga: Hari Ini Mahasiswa Petani Kecewa Gubernur Banten Tak Temui Masa Aksi.

Asap hitam mengepul tinggi di antara mahasiswa dari kampus Untirta, UIN SMH Banten, Uniba, dan STKIP Banten itu. Sebelum membakar ban hingga spanduk bekas, mereka memblokade Jalan di depan kampus UIN SMH Banten. Akibatnya arus lalu lintas di alihkan oleh Satlantas Polres Serang Kota.

“Kita menolak RUU KUHP, pengesahan UU KPK, kemudian memperingati hari tani. Kami khawatir investor yang masuk ini merusak lahan pertanian,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi dari Aliansi Mahasiswa Banten (AMB), Soleh, ditemui disela-sela aksinya, Selasa (24/09/2019).(Dhi)




‘Termakan’ Candaan, Kakek Ini Beri Cucunya Alkohol Hingga Temui Ajal

Kabar6-Penyesalan selalu datang terakhir. Rasa bersalah tampaknya akan terus menghantui seorang kakek asal Beijing, Tiongkok. Gara-gara memberi seteguk minuman beralkohol, cucunya yang berusia satu bulan menghembuskan napas terakhir.

Bagaimana kisahnya? Berawal ketika pihak keluarga melakukan acara menyambut kelahiran sang bayi. Tamu yang datang terdiri dari teman dan juga kerabat keluarga. Sang kakek yang tengah menggendong cucunya, melansir Asione, lalu mengajak para tamu untuk bersulang. Nah, saat itu salah satu tamu bercanda kalau sang kakek tidak bisa minum jika cucu yang digendongnya juga tidak ikut minum.

Rupanya, sang kakek yang tidak disebutkan namanya itu, termakan ledekan sehingga mengambil segelas minuman alkohol dan meminumkannya ke bayi tersebut seteguk.

Tak disangka, beberapa saat kemudian, bayi tadi mengalami sesak napas dan dilarikan oleh ibunya ke rumah sakit. Malang, nyawa bayi malang itu tidak bisa diselamatkan.

Sementara sang ibu yang mengetahui kalau bayinya meninggal dunia karena keracunan alkohol, keruan saja melampiaskan amarah ke kakek tadi yang merupakan ayah mertuaya hingga berulangkali. ** Baca juga: Hadiah Apartemen & Tanah untuk Orang yang Temukan Anjing Milik Seorang Pria Asal AS

Bercanda yang kelewatan.(ilj/bbs)




Kakek Asal Kota Tangerang 32 Kali Ikuti Tonting Kodam Jaya

Kabar6.com

Kabar6-Tertarik untuk mengiringi pasukan tentara yang berjalan kaki sembari bernyanyi riang dan gembira, seorang kakek asal Kota Tangerang ikuti Peleton Beranting (Tonting) Yudha Wastu Pramuka Jaya (YWPJ) sejak 1988 silam.

Adalah Herman Sulistyo (63), pria yang diam di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna No.4 RT 002 Rw 01 Kelurahan Sukaasih Kota Tangerang ini, merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi dirinya dapat mengikuti Tonting YWPJ saban tahun.

“Merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya dapat mengikuti Tonting YWPJ ini. Saya bangga melihat TNI kita gagah perkasa membela Ibu Pertiwi, NKRI harga mati,” tegas Herman, Rabu (19/12/2018).

Walau saat ini tak sanggup untuk berjalan jauh, namun pantang semangat surut bagi dirinya untuk tetap mengiringi Tonting YWPJ yang digelar di Rindam Jaya/Jakarta.

“Karena saya sudah tidak kuat berjalan kaki, saya mengiringi Tonting YWPJ dengan bersepeda,” tutur pria berseragam Pramuka itu.

Sementara, Letkol Inf Bangun Siregar sebagai Danyon Mekanis 203/Arya Kemuning dan bermarkas di Jatiuwung Kota Tangerang menjelaskan, dirinya mengaku bangga melihat seorang kakek yang selama 32 tahun (1988-2018) selalu memberikan semangat kepada para TNI.

“Berarti sudah 32 tahun kakek mengiringi Tonting setiap tahun dengan jarak 200 km,” kata Danyon 203/AK Letkol Inf Bangun Siregar.

**Baca juga: Ini Capaian Pembangunan di Kecamatan Serpong Selama 2018.

Terkait Tonting, Letkol Inf Bangun Siregar menjelaskan, Tonting etafe terakhir di iringi Kasdam Jaya Brigjen TNI Haryanto bersama ratusan perwira corps Infanteri Kodam Jaya dari Markas Yonkav-7/Pragosa sampai finish di Rindam Jaya/Jakarta.

“Tonting yang diselenggarakan setiap tahun ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pasukan Corps Infanteri yang saat ini Corps Infanteri telah berulang tahun yang ke 70, semoga pasukan corps infanteri tetap dapat melakasanakan setiap tugas yang diembannya dengan baik,” pungkasnya. (jic)




Bocah 10 Tahun Jadi Kuli Demi Biaya Pengobatan Kakek & Nenek

Kabar6-Bocah perempuan yang satu ini memang sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, di usianya yang baru 10 tahun, bocah asal Tiongkok ini harus bekerja keras demi kakek dan neneknya.

Dan tidak seperti bocah seusianya yang menghabiskan waktu untuk belajar, bermain dan bersenang-senang bersama teman-teman, gadis cilik yang tidak diketahui identitasnya itu justru harus memeras keringat dengan bekerja sebagai kuli.

Foto bocah yang tengah menarik semacam gerobak ini menjadi viral dan mencuri perhatian  para netizen. Dikutip dari Wolipop, sang ayah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tragis. Sementara sang ibu kabur dan lari meninggalkan dirinya demi pria lain. Mau tidak mau, gadis kecil itu pun harus menjaga dan melindungi kakek neneknya, yang keduanya terlalu tua untuk bekerja.

“Tak masalah. Aku membutuhkan uang untuk membiayai pengobatan kakek nenekku,” kata bocah yang bekerja di lokasi konstruksi tersebut. “Ini lebih baik bagiku untuk bekerja di bawah terik sinar matahari daripada membiarkan kakek nenekku jadi sakit,” ujarnya. ** Baca juga: Karaage-kun Black Hole, Ayam Hitam yang Nge-hits di Jepang

Sungguh bocah yang berhati mulia.(ilj/bbs)