1

Potensi PAD Kabupaten Lebak Rp2,1 Miliar Hilang Imbas Sejumlah Retribusi Dihapus

Kabar6-Kabupaten Lebak bakal kehilangan dua miliar lebih pendapatan asli daerah (PAD) akibat dihapusnya sejumlah retribusi.

Penghapusan retribusi sehubungan dengan implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hak Keuangan Pemda (HKPD), Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Perda Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Asda II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak Ajis Suhendi mengatakan, berdasarkan pemberlakukan undang-undang tersebut, ada beberapa retribusi yang hilang.

“Retribusi jasa umum seperti pelayanan pengujian kendaraan bermotor dan tera ulang. Kemudian retribusi jasa usaha yakni retribusi terminal, dan retribusi perizinan tertentu yakni izin trayek,” kata Ajis kepada Kabar6.com, Kamis (11/1/2024).

Ajis mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lebak telah memberikan arahan-arahan kepada sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), terutama OPD pengampu yang beberapa item retribusinya ditiadakan.

“Gali potensi, optimalisasi pemungutan pajak dan retribusi melalui pendekatan digitalisasi, dan berikan layanan terbaik kepada wajib pajak dan retribusi,” ujar Ajis.

**Baca Juga: Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Ciputat Timur

Terpisah, Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lebak Deri Derawan menyebut, potensi PAD yang hilang akibat dihapusnya sejumlah retribusi mencapai Rp2.176.079.400.

“Itu berdasarkan target PAD tahun 2023,” kata Deri.

Nilai potensi PAD yang bakal hilang itu bersumber dari retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebesar Rp723.600.000, retribusi KIR sebesa Rp946.800.000, retribusi terminal sebesar Rp396.200.000, retribusi penyedotan kakus Rp32.000.000, dan retribusi tera Rp77.479.400.

“Ada beberapa upaya pengalihan potensi yang saat ini sedang disusun aturan dan mekanismenya. Jadi nanti perlakuan retribusi menjadi pemanfaatan barang milik daerah (BMD) melalui proses sewa alat. Ini masih dalam pembahasan,” pungkas Deri.(Nda)




Kata Supir Angkot Imbas Rekayasa Lalu Lintas di Kampung Utan Tangsel

Kabar6-Uji coba alat pemberi isyarat lalu lintas di koridor Jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai reaksi pro dan kontra. Termasuk di antaranya dari kalangan supir angkutan perkotaan yang setiap hari melintasi ruas jalan populer dengan sebutan Raya Ciputat.

“Satu kita rugikan waktu juga sih,” kata Muhammad Anjan Nugraha, supir angkot S10 jurusan Ciputat – Bintaro kepada kabar6.com, Kamis (29/6/2023).

Ia terangkan, setelah lampu merah di simpang Kampung Utan dioperasikan macet panjang. Sebelum lampu merah menyala agak lancaran, cuma macetnya yang dari arah Gintung.

Kini akses jalan menuju Bintaro menjadi macet panjang. Pria usia 30 tahun ini rekayasa lalu lintas di koridor jalan nasional itu tidak mempengaruhi pendapatannya.

“Enggak ada ruginya sih. Cuman untungnya kita buat ngatur selahnya makin jauh,” terang Anjan.

Terpisah masih di sekitaran kolong flyover, Cipto, supir angkot D01 jurusan Ciputat – Kebayoran menyatakan tidak setuju dengan pemberlakukan lampu merah di simpang Kampung Utan. Ia ingin agar persimpangan jalan ditutup seperti sediakala.

**Baca Juga: Minim Petugas, Arus Lalin di Simpang Kampung Utan Tangsel Semrawut

“Karena bikin macet parah. Kalo udah malam itu jam 8 udah enggak ada yang jaga,” ungkapnya.

Menurutnya, sejak diberlakukannya uji coba kemacetan sampai Terminal Lebak Bulus. Akibatnya dari terminal menuju Kampung Utan waktu tempuh bisa mencapai 1,5 jam.

“Nah menurut saya mending ditutup saja. Seperti sediakala aja,” singkatnya.

Diketahui, Dinas Perhubungan Kota Tangsel bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek sempat melakukan uji coba rekayasa lalu lintas di Jalan Ir Djuanda. Jadwal semula berlaku pada 24-27 Juni 2023.

Ternyata berdasarkan pantauan kabar6.com hingga hari ini pukul 09.51 WIB lampu merah simpang Kampung Utan masih diterapkan. Sementara akses putaran arah atau U-Turn di depan komplek Dosen UI masih ditutup.(yud)




Dishub Lebak Masih Bahas Penyesuaian Tarif Angkot-Angdes Imbas Harga BBM Naik

Kabar6.com

Kabar6-Penyesuaian tarif angkutan kota (Angkot) dan angkutan desa (Angdes) di Kabupaten Lebak imbas naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) masih dibahas oleh Dinas Perhubungan (Dishub).

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lebak, Vidia, mengatakan, pembahasan penyesuaian tarif angkot-angdes masih dilakukan. Dua kendaraan tersebut menggunakan BBM jenis Pertalite dan Solar.

“Lagi dirapatkan secara maraton, masih intensif dibahas,” kata Vidia kepada Kabar6.com, Selasa (13/9/2022).

Namun Vidia belum bisa menyampaikan berapa besaran kenaikan tarif pada dua jenis angkutan umum tersebut. Hanya kata Vidia, penghitungan akan mengacu pada aturan yang tertuang dalam Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Tunggu aja ya kalau udah selesai baru bisa kami rilis, tapi yang jelas penghitungannya kita komperhensif dan mengacu pada komponen-komponen dasar kenaikan tarif,” jelas Vidia.

Setelah rampung dibahas, penyesuaian tarif angkot-angdes akan ditetapkan melalui Peraturan Bupati (Perbup) tentang Tarif Angkutan Orang.

“Sekarang kami sedang merinci karena ini kan teknis ya karena di sana ada komponen-komponen yang harus dihitung,” katanya.

**Baca juga:Dukung Pemprov Tangani Jalan Lingkungan, Apdesi Lebak: Bila Perlu Anggaran Tambah Dua Kali Lipat

Diketahui harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi naik. Kenaikan tersebut diumumkan oleh pemerintah pada 3 September 2022 lalu. Harga baru itu yakni Pertalite dari Rp7.650 naik menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 naik menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.(Nda)




Imbas Napi Kabur, Kakanwil Banten dan Kalapas Kelas 1 Tangerang Dicopot

Kabar6.com

Kabar6-Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mencopot dua pejabat, imbas kaburnya narapidana kasus narkotika berinisial A pada Rabu 8 Desember lalu di Lapas Kelas 1 Tangerang.

Dua pejabat tersebut ialah Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Banten, Agus Toyib, dan Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Kantor Wilayah Banten yang juga menjabat Kepala Lapas Kelas 1 Tangerang, Nirhono Jatmokoadi.

“Iya Betul,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Ditjen PAS Kemenkumham, Rika Aprianty saat dikonfirmasi, Rabu (15/12/2021).

Berdasarkan informasi dihimpun, Rotasi dan mutasi jabatan itu berdasarkan Surat Keputusan Menkumham nomor:M.HH-46.KP.03.03 tanggal 14 Desember 2021.

Dalam SK tersebut, Kakanwil Banten Agus Toyib digantikan oleh Tejo Harwanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Kakanwil Kalimantan Selatan.

**Baca juga: Pasca Cucian Mobil Disebut Tempat Narapidana Kabur dari Lapas Ditutup

Sementara Kadiv PAS Kanwil Banten Nirhono Jatmokoadi digantikan oleh Masjuno, yang sebelumnya menjabat sebagai Kadiv PAS Kanwil Papua Barat.

Adapun posisi Kalapas Kelas 1 Tangerang yang sebelumnya kosong akan diisi oleh Asep Sutandar, yang sebelumnya menjabat sebagai Kalapas Kelas 1 Madiun. Sementara pejabat yang diganti untuk sementara ditempatkan di Ditjen Pemasyarakatan. (Oke)




Terminal Mandala Lebak Sepi Imbas Virus Corona

Kabar6.com

Kabar6-Aktivitas di Terminal Tipe A (TTA) Mandala Kabupaten Lebak terpantau sepi penumpang, Senin (30/3/2020). Sepinya penumpang di terminal tersebut diyakini imbas dari virus Corona di Indonesia.

Pantauan di beberapa bus antar kota antar provinsi (AKAP), kursi penumpang masih sangat lengang, hanya ada satu dan dua penumpang yang duduk menunggu bus berangkat.

“Mulai dari pekan lalu memang mulai terlihat terjadi penurunan, tetapi secara signifikan penurunan jumlah penumpang terjadi pada beberapa hari ini,” kata Staf Pengatur Lalu Lintas TTA Mandala, Dadang Indardi kepada wartawan.

Jika pada akhir pekan Sabtu-Minggu dalam kondisi normal jumlah penumpang datang dan berangkat bisa mencapai 500 orang, kemarin rata-rata penumpang berangkat dan datang hanya sekitar 100 orang.

“Ya, penurunannya sangat drastis. Tetapi untuk jumlah armada masih normal lah,” ujarnya.

**Baca juga: Lebak Sebar 800 Rapid Test Covid-19 ke Empat Rumah Sakit.

Abunawan salah seorang sopir Bus Primajasa rute Rangkasbitung-Tanjung Priok mengelukan, sepinya penumpang yang mulai terjadi dalam beberapa hari terakhir.

“Hari Senin biasa bawa sekitar 45 tapi ini paling cuma beberapa orang. Kalau begini terus pusing kami karena otomatis ngaruh ke pendapatan, gimana anak dan istri di rumah. Saya harap pemerintah bisa segera mencari solusi agar kondisi kembali normal,” tuturnya.(Nda)




Imbas Perbaikan Jalan Amblas, Seorang Ibu Penumpang Ojol Tewas

Kabar6.com

Kabar6-Seorang ibu penumpang ojek online (Ojol) tewas ditengah kemaceta total yang diakibatkan karena perbaikan jalan amblas di Jalan Daan Mogot KM22, Kota Tangerang, Senin (13/1/2020).

Seorang ibu yang belum diketahui identitasnya tersebut meregang nyawa setelah terlindas sebuah truk pengangkut barang.

Kasat Lantas Polres Metro Tangerang, AKBP Agung Pitoyo mengatakan, kejadian terjadi karena pengendara motor bersenggolan dengan pemotor lain.

“Kemudian karena bersenggolan, korban jatuh ke sebelah kanan dan melintas tronton lalu korban terlindas. Kalau pengemudi jatuh ke kiri,” kata Agung di lokasi kejadian, Senin (13/1/2020).

**Baca juga: 20 Ribu Pelanggan di Tangerang Terdampak Pipa Bocor.

Menurit Agung, korban langsung tewas ditempat sementara pengemudi yang merupakan ojek online selamat.

Hingga kini, korban yang belum diketahui identitasnya tersebut suda dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang. “Keluarga korban juga masih dicoba untuk dihubungi,” tutup Agung.(Vee)




Ratusan Hektar Lahan Persawahan di Lebak Rusak Imbas Banjir Bandang dan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak juga menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan rusak.

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak mencatat, lahan persawahan yang rusak maupun puso imbas bencana di awal tahun seluas 527 hektar.

“Masih data sementara,” kata Kepala Distanbun Lebak, Dede Supriatna, kepada Kabar6.com, Sabtu (4/1/2020).

Lahan persawahan yang rusak berada di Kecamatan Sajira dan Cipanas, tersebar di 15 desa.

Terkait kerusakan dan kerugian akibat banjir bandang, Distanbun Lebak akan membuat posko.

“Posko sebagai info data kerusakan dampak banjir pada sektor pertanian,” ujarnya.**Baca juga: Kunjungi Posko Pengungsi Banjir Bandang, Begini Janji Kapolda Banten.

Selain lahan persawahan, catatan Distanbun Lebak, banyak alat mesin pertanian (Alsintan) yang juga terdampak. Seperti, rumah pompa, traktor, alkon, pompa tenaga surya, penggilingan padi, lantai jemur dan lain-lain.

“Masih terus kami data,” kata Dede.(Nda)




Imbas Demo, Stasiun Rawa Buntu Hanya Layani Perjalanan Kebayoran-Rangkas Bitung

Kabar6.com

Kabar6-Stasiun Rawa Buntu untuk sementara hanya melayani kereta pulang-pergi dari Stasiun Rangkas Bitung ke Stasiun Kebayoran dikarenakan saat ini situasi ke Stasiun Palmerah sedang tidak kondusif, jadi untuk keberangkatan ke Stasiun Tanah Abang ditutup sementara.

Kepala Stasiun Rawa Buntu, Iskandar mengatakan, perjalanan di Stasiun Rawa Buntu hanya melayani dari Stasiun Rangkas Bitung hingga Stasiun Kebayoran.

“Iya perjalanan kereta hanya sampai Kebayoran kembali ke Rangkas Bitung,” ujarnya kepada Kabar6.com melalui aplikasi pesan singkat. Senin (30/9/2019).

**Baca juga: Demo di Jakarta, Perjalanan Commuter Line Terganggu.

Iskandar melanjutkan, banyak pengunjung yang ngadu dan protes ke pihaknya. “Demo ini sangat mengganggu rangkaian kereta,” ungkapnya.

Terpantau oleh Kabar6.com di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan saat ini tidak terjadi penumpukan penumpang. “Untuk penumpukan tidak ada bang,” pungkas Iskandar.(eka)




Imbas Perbup 47 Tahun 2018, Geliat Ekonomi di Jalur Legok-Parung Lumpuh

Kabar6.com

Kabar6-Imbas dari pemberlakuan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2018, geliat ekonomi di jalur Legok- Parung Panjang lumpuh.

Sudah puluhan pedagang disepanjang Jalan Legok-Parung menutup usahanya karena tidak pemasukan yang didapat. Dari penjual nasi goreng, penjual gorengan hingga warung kopi di jalur Legok-Parung gulung tikar.

Sainul, warga Malangnengah Pagedangan yang menggelar usaha gorengannya di Kampung Cirarab Legok, sudah hampir genap sebulan dirinya harus menutup usaha gorengannya.

“Pembeli yang paling banyak itu dari kalangan sopir truk, jadi saat pemberlakuan Perbup 47 itu dimulai, semenjak itu jugalah usaha saya mulai menurun dan akhirnya tutup,” ketus Sainul kepada Kabar6.com, Senin (28/1/2019).

Biasanya, usaha semata wayang yang dikelolanya itu dapat meraup keuntungan hingga 200 ribu per hari. Namun semenjak pemberlakuan perbup, jualan hingga pukul 04.00 WIB dinihari-pun gorengannya tak habis, apalagi untung.

“Boro-boro mendapatkan keuntungan bang, nombokin iya. Ketimbang ga jelas, makanya saya tutup usaha gorengan itu,” ungkap Sainul.

Pengusaha tambal ban asal Legok mengeluhkan hal serupa. Sebagai tambal ban dengan pelanggan mayoritas dari kalangan truk, Sueb sang pengelola pusing tujuh keliling. Sejak pemberlakuan Perbup 47, usaha yang digawanginya ‘hidup segan mati tak mau’.

“Waduuh, ga usah bicara untung bro, untuk penglaris aja belum nemu nih udah sore begini,” celoteh Sueb dengan wajah kesal.

Sueb berencana untuk menutup usahanya kalau tidak ada perubahan. “Ketimbang capek ati. Harusnya pemerintah ngajak kita dong sebelum pembentukan perbup. Kalau sudah seperti ini mau gimana lagi. Kan yang sengsara rakyat-rakyat kayak ane begini,” beber Sueb.

Njum, pedagang nasi di jalur Legok-Parung. Semenjak diberlakukannya Perbup 47 Tahun 2018, usaha yang dirintisnya sejak lama itu mengalami penurunan pendapatan drastis.

“Biasanya para sopir selalu makan di warung ini, sejak diberlakukannya Perbup 47, warung saya sepi banget. Tolong dengarkan suara hati kami pak bupati,” cetusnya.

Kampe, pengelola Tagio Variasi di kawasan Legok harus merumahkan tiga karyawannya sejak setengah bulan silam, karena tak sanggup lagi untuk membayarkan upahnya.

Tadinya Tagio Variasi dipenuhi beragam aksesoris truk, saat ini tak menyisakan apapun, hanya beberapa gulungan kaca film yang terlihat berdebu.

Kata Kampe, sejak diberlakukannya Perbup 47, usaha yang dirintisnya itu tak bisa lagi menghitung berapa pemasukan yang didapat.

“Terkadang dua hari saya tidak ada pemasukan. Sementara anak istri di rumahkan butuh makan juga. Penantian dua hari lalu, baru ini saya dapat penglaris,” terang Kampe.

**Baca juga: Ulama Kampung Poncol Lestari: H Agus Pramono Sosok Agamis dan Santun.

Kampe berharap agar Pemerintah Kabupaten Tangerang mengajak warga Legok dan Pagedangan untuk duduk bersama dan mendengarkan keluh kesah mereka dan segera mencarikan solusinya agar mereka tetap dapat berusaha sebagaimana mestinya.

“Tolong dengarkan suara hati kami pak bupati. Jangan biarkan usaha yang sudah kami rintis sekian lama harus hancur percuma. Tolong pak bupati, tolong kami,” papar Kampe memelas. (jic)




Imbas Pohon Tumbang, Jalan Parung Benying Serua Macet

kabar6.com

Kabar6-Imbas pohon tumbang di depan Kantor Kelurahan Serua Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (27/10/2018), membuat arus lalu lintas tersendat.

Para pengendara berinisiatif mencari jalan alternative agar dapat segera sampai ke tempat tujuan tanpa harus macet-macetan.

Salah satunya adalah Jalan Parung Benying Serua, yang menjadi alternative para pengendara. Namun, bukan malah lancar, jalan dengan ukuran yang tak terlalu lebar itupun menjadi macet.

Baik pengendara dari arah Pamulang ke Serua dan dari arah Sarua ke arah Pemkot dan BSD memenuhi Jalan Parung Benying.

Salahsatu pengendara, Dani mengaku, dirinya dari Jombang menuju Pamulang melewati jalur alternative Perumahan Nusa Indah, namun sudah hampir satu jam dirinya terkena macet.

“Udah hampir satu jam saya terjebak macet di jalan alternative ini,” kata Dani kepada kabar6.com.

**Baca juga: Presiden Jokowi Beli 1 Unit Rumah Kayu Yang Dipamerkan di TEI 2018 BSD.

Senada, Rizki warga BSD yang hendak pulang ke rumahnya di kawasan BSD mengaku, dirinya sudah lebih dari satu jam terjebak macet di jalan alternative ini. (aji)