1

Studi Ungkap, Orang yang Mandi Lama Cenderung Tak Bahagia

Kabar6-Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk mandi? Apakah Anda termasuk orang yang betah menghabiskan waktu dalam kamar mandi, atau justru sebaliknya hanya seperlunya saja?

Studi oleh para peneliti di Yale University menunjukkan, orang yang suka berlama-lama di kamar mandi cenderung tidak bahagia dengan hidupnya. Melansir Grid, penelitian menunjukkan bahwa semakin lama dan sering kita mandi, semakin besar kemungkinan kita adalah orang-orang yang kesepian dan tak bahagia. “Semakin kesepian seseorang, semakin sering mereka mandi..,” jelas John Bargh, PhD., salah seorang peneliti.

Bargh menyimpulkan, orang-orang yang gemar berlama-lama bebersih, menggunakan waktu di kamar mandi untuk melamun. Mereka cenderung untuk memikirkan masalah atau sekadar membiarkan pikiran mengembara. Masalahnya, terlalu banyak merenung dan melamun justru mengindikasikan ketidakbahagiaan.

Psikolog dari Harvard University bernama Matthew Killingsworth dan Daniel Gilbert, mengatakan bahwa mental mempengaruhi kebahagiaan seseorang. “Mereka menemukan bukti bahwa sebagian besar pikiran kita tidak sejalan dengan apa yang kita lakukan.”

Hal ini diperkuat oleh artikel yang diterbitkan di Scientific America. Ketika kita banyak berpikir atau melamun tanpa mengimplementasikannya di dunia nyata, hal itu akan membuat kita merasa semakin depresi dan kecewa.

Alam lamunan menjadi tempat untuk melarikan diri dari kenyataan. Sementara masalah dan situasi tak menyenangkan yang harus dihadapi tetap tak terselesaikan.

Namun hal seperti ini tak dialami oleh mereka yang mandi dalam waktu singkat. Umumnya, orang-orang seperti ini memiliki pikiran yang fokus dan terarah.

Bagi mereka, rutinitas mandi seharusnya dilakukan secara efisien. Mereka tak merasakan dorongan untuk berlama-lama dan melamun karena pada dasarnya mereka puas dengan hubungan sosial yang dimiliki. ** Baca juga: Ketahui Penyakit yang Sering Terjadi Saat Kemarau

Anda termasuk orang yang mana? (ilj/bbs)




Stres Juga Miliki Manfaat, Lho

Kabar6-Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stres adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.

Menurut Kathleen Gunthert, profesor psikologi dari American University, stres terjadi ketika seseorang merasakan ketidakseimbangan pada tantangan dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasinya.

Para peneliti, melansir nationalgeographic, telah mengidentifikasi dua jenis stres, yaitu distres yang mengacu kepada stres negatif seperti putus cinta, serta eustress yang mengarah ke stres positif misalnya ketika memulai pekerjaan baru. Jadi menurut para ahli, stres sebenarnya memiliki manfaat. Studi yang dipublikasikan pada Psychoneuroendocrinology mengungkapkan, stres ringan dan mudah ditangani seperti eustress dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif yang terkait dengan penuaan dan penyakit. Apa saja manfaat stres?

1. Tingkatkan motivasi
Jika stres tinggi dapat membuat Anda lelah dan menurunkan semangat, maka stres ringan justru bisa memotivasi hidup. Misalnya, stres karena deadline dapat membantu seseorang lebih fokus dan termotivasi menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena diburu waktu.

2. Bangun ketahanan diri & mendorong pertumbuhan
Stres juga memaksa seseorang untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, itu bisa menambah kemampuan dan membangun kepercayaan diri yang penting di masa depan.

“Dengan peningkatan ketahanan dan kepercayaan diri, seseorang cenderung merasa lebih aman dan mampu mengendalikan situasi mereka,” jelas Peter Vitaliano, profesor ilmu psikiatri dan perilaku di School of Medicine University of Washington.

Allison Berwald, pekerja sosial bersertifikat di New York, mengatakan bahwa menggunakan stres untuk menghadapi ketakutan dan tantangan, dapat membantu Anda mengatasi masalah dibanding menghindarinya. Jika berhasil menghadapi satu ketakutan, maka Anda lebih ahli menanganinya jika itu muncul lagi.

3. Memperkuat ikatan
Salah satu manfaat stres yang tidak diduga adalah bahwa ia dapat membantu membangun hubungan intrapersonal yang menjadi kunci kesehatan secara keseluruhan. Hubungan sosial merupakan salah satu faktor protektif melawan masalah fisik dan mental,” kata Gunthert. Ketika seseorang merasa dicintai dan dipahami oleh orang lain, ia tidak merasa terisolasi dan sendiri.

Kelompok pendukung misalnya, merupakan tempat terbaik bagi orang-orang yang ingin berbagi cerita tentang stres yang mereka alami. Menurut Vitaliano, dengan saling membuka diri, orang-orang akan merasa lebih baik karena merasa terhubung dengan penderitaan orang lain dan sama-sama menguatkan. ** Baca juga: Mengapa Detoksifikasi Tubuh Penting?

Bagaimana dengan Anda? (ilj/bbs)