1

3 Pemimpin Negara yang Kabarnya Akrab dengan Hal-hal Berbau Klenik

Kabar6-Terdapat sejumlah hal yang harus dimilik seorang pemimpin negara dalam mengambil keputusan atau kebijakan. Tidak hanya memiliki jiwa kepemimpinan dan keberanian, seorang pemimpin juga harus bijaksana sehingga mampu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bernegara.

Ternyata selain beberapa hal tadi, melansir keepome, ada beberapa pemimpin negara yang kabarnya akrab dengan hal-hal berbau klenik sehingga membuat kursi kepemimpinannya tidak tergoyahkan meskipun negara dalam kondisi kacau balau. Siapa saja pemimpin negara yang dimaksud:

1. Francois Duvalier, Haiti
Francois Duvalier alias Papa Doc disebut sangat lekat dengan hal-hal berbau klenik. Berawal ketika Duvalier muda bertemu dengan dukun voodoo kenamaan Haiti bernama Baron Samedi. Duvalier yang tahu akan nama besar Samedi kemudian mendaulat dukun voodoo tersebut sebagai rekanan untuk mengawali kariernya di bidang politik.

Pada 1940-an, Haiti masih dikuasai oleh kelompok kulit putih. Kemudian pria kelahiran 1907 tersebut menjadikan hal ini sebagai kekuatan politiknya. Dengan lantang, Duvalier menentang kebijakan atau pemisahan tempat berdasarkan ras sebagaimana yang terjadi di Afrika Selatan. Hal itu membuat ia berhasil menarik hati rakyat Haiti.

Duvalier kemudian mempelajari voodoo selama bertahun-tahun dan sangat paham akan kekuatannya untuk menarik hati para kepala mayoritas masyarakat Haiti.

Ia pun lantas mengenakan pakaian dan topi serta hitam, sama seperti yang dikenakan oleh Samedi sebagai salah satu bentuk perhatiannya. Selain itu, ia juga meniru volume dan suara serak khas Samedi ketika berpidato sembari bergestur kaku layaknya zombi.

Selama masa kepresidennya, Duvalier kerap mengundang pendeta voodoo ke istana untuk melakukan berbagai ritual. Ia kadang tidur di makam pahlawan kemerdekaan Haiti, Jean-Jacques Dessalines untuk berkomunikasi dengan arwahnya. Bahkan, kepala musuh politik yang sudah dipenggal pun pernah dikirim ke istana agar ia bisa mengobrol dengan rohnya.

2. Yoweri Museveni, Uganda
Presiden seumur hidup Uganda yang telah berkuasa sejak 1986, Yoweri Museveni, mengaku pernah melakukan praktik sihir selama memimpin pemberontakan pada 1980-an. Pada saat itu, dukun yang mendukungnya menyembelih seekor ayam.

Sebagai pemimpin kelompok perlawanan, Museveni harus melompati ayam yang telah disembelih tersebut sebanyak tiga kali. Berkat hal itu, ia pun berhasil menduduki kursi pemimpin tertinggi Uganda hingga saat ini.

3. Komando Jenderal Than Shwe, Myanmar
Dalam sebuah laporan yang termuat di Sunday Times sekira satu dekade silam, junta atau pemimpin militer di Myanmar yang tengah berkuasa penuh kerap mengeluarkan kebijakan nasional berbau klenik.

Setiap junta militer di negara tersebut memiliki ahli nujum untuk memprediksi masa depan. Bahkan, ketika ibukota negara ingin dipindahkan dari Yangon ke Mandalay, Komando Jenderal Than Shwe yang pada saat itu berkuasa memutuskan hal tersebut berdasarkan pendapat dari ahli nujumnya.

Ahli nujum tersebut berkata, kalau ibu kota tidak segera dipindahkan, maka rakyat Myanmar akan mendapatkan musibah besar. Pemindahannya sendiri harus tepat pada 6 November 2005 pukul 07.37 waktu setempat.

Bahkan, tanggal dan jam kemerdekaan Myanmar pun dipilih berdasarkan rekomendasi dari ahli nujum terkenal seantero negeri, yaitu pada 4 Januari 1948 pukul 04.20 waktu setempat.

Pada saat Jenderal Ne Win naik sebagai penguasa Myanmar pada 1962, ia mengeluarkan kebijakan kontroversial dengan meluncurkan uang kertas senilai 45 dan 90 kyat.

Hal itu dilakukan hanya karena nominalnya yang bisa dibagi habis dan dikalikan sembilan, yang mana merupakan angka keberuntungannya. ** Baca juga: Rekor Dunia, Seorang Remaja AS Dinobatkan Sebagai Pemilik Kaki Wanita Terpanjang di Dunia

Selain itu, Ne Win pun melakukan tindakan berbau klenik lainnya, seperti berjalan mundur tiap kali melewati jembatan pada malam hari dengan tujuan agar terhindar dari nasib buruk.

Percayakah Anda dengan hal-hal berbau klenik?(ilj/bbs)




Pemimpin Voodoo di Haiti Klaim Persiapkan Ramuan Rahasia Obat COVID-19

Kabar6-Tidak hanya sejumlah peneliti saja yang berusaha keras menemukan vaksin COVID-19, para pemimpin kepercayaan Voodoo di Haiti pun mengklaim telah melatih para pemimpin agama mereka untuk meramu obat rahasia COVID-19.

Untuk itu, mereka juga mempersiapkan ruang suci di kuil mereka agar dapat menerima pasien. Di Haiti, melansir BBC Indonesia, penduduk sering mengandalkan pengobatan herbal dan praktik Voodoo yang dijalankan houngan atau pemuka agama pria, serta mambo sebutan untuk pemuka agama wanita.

Pemimpin tertinggi voodoo di Haiti bernama Carl Henri Desmornes (60), mengatakan dalam sebuah wawancara di Port-au-Prince, bahwa dia tahu akan ada banjir pasien di kuil mereka.

“Praktisi voodoo, houngan dan mambo khususnya, memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan penduduk,” kata Desmornes, yang sebelumnya merupakan promotor musik.

Diketahui, COVID-19 telah menyebar di negara termiskin di benua Amerika itu dalam dua minggu terakhir. Jumlah kasus yang dikonfirmasi hampir mencapai 865, sementara laporan ‘demam’ misterius terus bermunculan.

Lebih dari setengah dari 11 juta orang Haiti diyakini mempraktikkan Voodoo, agama yang dibawa dari Afrika Barat berabad-abad yang lalu oleh pria dan wanita yang diperbudak. Agama itu dipraktikkan secara diam-diam di bawah pemerintahan kolonial Prancis.

Sejak kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi di Haiti pada pertengahan Maret lalu, para pemuka agama Voodoo menyajikan teh yang dibuat dari sejumlah bahan, termasuk tanaman moringa, kayu putih, jahe, dan madu untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Wakil pemimpin Voodoo, Euvonie Georges Auguste, mengatakan komunitas itu, yang diilhami oleh Loas (roh), juga telah membuat ramuan untuk gejala COVID-19, yang cara penyajiannya telah mereka ajarkan kepada para pemuka agama secara virtual.

Komunitas itu telah mendedikasikan 1.000 kuil Voodoo yang memiliki Djèvo, yaitu ruang sakral untuk ritual, terpisah dengan ruang ibadah dan untuk mengisolasi pasien.

Auguste mengatakan, memalukan bahwa Presiden Haiti, Jovenel Moise, lebih memperhatikan apa yang diklaim sebagai ramuan ‘penyembuhan’ Madagaskar, daripada cara penyembuhan ala Voodoo Haiti. ** Baca juga: Penelitian di Tiongkok Sebut, Uji Vaksin COVID-19 Mulai Tunjukkan Harapan

“Sikap ini menunjukkan dia adalah korban dari sistem yang masih menanggung bekas perbudakan,” ujar Auguste.(ilj/bbs)