1

Ribuan Rumah di Lebak Diterjang Banjir dan Longsor, BPBD: Bantuan Logistik Siap

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 1.880 rumah di 15 kecamatan di Kabupaten Lebak dilaporkan terendam banjir akibat luapan sungai. Sementara itu, tercatat ada 50 rumah di 5 kecamatan yang terdampak longsor.

Pantauan Kabar6.com, Senin (7/12/2020), di sejumlah wilayah, genangan banjir masih merendam rumah warga. Namun, di wilayah lain warga sudah mulai membersihkan rumah seiring dengan banjir yang sudah surut.

Di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terpantau, bantuan logistik sudah mulai didistribusikan ke sejumlah wilayah seperti Rangkasbitung, Banjarsari, Kalanganyar, Cirinten, dan Wanasalam.

“Bantuan logistik siap, beberapa ke wilayah terdampak sudah didistribusikan setelah validasi data. Ada 3,6 ton beras, termasuk cadangan beras pemerintah (CBP),” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama kepada Kabar6.com.

Petugas BPBD di lapangan juga melakukan kaji cepat apakah di titik-titik lokasi banjir dibutuhkan posko pengungsian dan dapur umum.

**Baca juga: Gerbang Pasar Pelangi Dibongkar di Sepatan, Pengelola Akan Tempuh Jalur Hukum

“Seperti di wilayah Bondol Kecamatan Cimarga, ada dapur umum di sana kemudian kami suplai bahan makanan untuk kebutuhan di sana,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan dari pos pantau, Sungai Ciujung-Ciberang berstatus bahaya dengan ketinggian muka air 682 centimeter dan debit air 1258m³/detik. Warga yang tinggal di bantaran sungai diimbau untuk mengungsi.(Nda)




Diterjang Angin Kencang, 6 Rumah di Cikulur Lebak Rata dengan Tanah

Kabar6.com

Kabar6-Enam rumah semi permanen di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, roboh hingga rata dengan tanah setelah diterjang hujan lebat disertai angin kencang.

Camat Cikulur Iyan Fitriana, mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang yang merobohkan rumah warga terjadi pada Jum’at (17/4/2020) malam.

“Sekira pukul 20.30 WIB. Ada 6 rumah kondisinya rusak berat rata dengan tanah dan 1 rumah rusak sedang,” kata Iyan saat dihubungi Kabar6.com, Sabtu (18/4).

Tujuh rumah yang rusak itu berada di Desa Muncangkopong, Desa Curugpanjang, Desa Tamanjaya dan Cigoong Utara. Enam keluarga yang rumahnya rata dengan tanah sementara terpaksa mengungsi di rumah tetangga.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya sempat tertimpa atap rumah tetapi terganjal oleh motor pemilik rumah,” ucap Iyan.

Semoga kata dia, dalam waktu dekat bantuan stimulan dari Pemkab Lebak akan diberikan untuk membantu warga membangun kembali tempat tinggal mereka.

Dia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan lebat disertai angin kencang terjadi serta mengajak warga bergotong royong membantu warga yang tertimpa bencana.

“Aktif bergotong royong membantu saudara kita yang terkena musibah dan mewaspadai cuaca ekstrem,” katanya.

**Baca juga: BLT Terdampak Corona, Ini Tahapan yang Harus Dilakukan Desa di Lebak.

Kasi Linjamsos Dinas Sosial Lebak Endin Toharudin, menuturkan, bantuan berupa kebutuhan logistik sudah disalurkan kepada korban.

“Bantuan dari Dinsos dan BPBD sudah disalurkan langsung kepada warga berupa beras, mi instan, peralatan memasak, selimut dan lain-lain. Sementara ini, laporan yang masuk terkait rumah roboh baru dari Cikulur,” katanya.(Nda)




Diterjang Banjir, Penduduk di Lebak Swadaya Bangun Jembatan

Kabar6.com

Kabar6-Banjir bandang dan longsor yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Lebak, pada 1 Januari 2020 lalu, menyebabkan banyak perkampungan penduduk terisolir. Akses jalan terputus akibat jembatan yang menjadi sarana penyeberangan satu-satunya roboh.

Salah satu kampung yang terisolir akibat putusnya sarana penyeberangan yakni Kampung Muhara, di Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebakgedong. Pascabanjir, hanya sebuah jembatan darurat seadanya yang dibangun secara swadaya oleh warga sekitar.

Kini kondisi Kampung Muhara tak lagi terisolir. LAZ Harfa bersama Baitul Maal Muamalat (BMM) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI) membangun sebuah jembatan gantung sepanjang hampir 100 meter yang diresmikan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Rabu (5/2/2020).

“Adanya gerakan-gerakan sosial dari lembaga-lembaga sosial seperti ini sangat membantu masyarakat. Kami sangat berterima kasih kepada LAZ Harfa, BMM dan VRI yang mewujudkan harapan kami, mendampingi masyarakat untuk bangkit,” kata Iti.

Pembangunan jembatan memakan waktu kurang lebih 1 minggu dibantu masyarakat secara bergotong royong dari pagi hingga malam hari.

**Baca juga: Terungkap, Ini Identitas Perampok Duit Pengusaha Karet di Lebak.

“Kami bersama BMM berkomitmen selama 1 tahun ke depan akan mendampingi para penyintas. Insya Allah ini menjadi manfaat, berkah untuk kita semua,” kata Direktur Utama LAZ Harfa, Indah Prihanande.

“Kultur gotong royong di desa ini sangat kental sekali. Masyarakatnya luar biasa, sehingga kami tidak ragu untuk membantu masyarakat di sini bersama LAZ Harfa, karena kami juga sudah mendampingi selama 2 tahun,” ujar Galih Pujonegoro mewakili BMM menambahkan.(Nda)




Rumah Bilik Bambu Milik Janda di Mauk Roboh Diterjang Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Mastura, seorang janda beranak tiga harus menerima kenyataan pahit. Bangunan milik warga Kampung Cinamprak RT 11 RW 03, Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, itu roboh arus banjir menerjang rumahnya.

“Sudah beberapa hari banjir jadi rumah saya yang terbuat dari bilik roboh,” katanya, Rabu, (5/2/2020).

Sementara itu, Ketua RT 11 Bamuk membenarkan bahwa salah satu rumah warganya yang berstatus janda roboh. Ia memastikan terjangan air banjir akibat dari meluapnya Sungai Cinamprak.

“Suaminya sudah lama meninggal, pekerjaan sehari-harinya serabutan. ” ujarnya.**Baca juga: Jembatan Cihuni Tutup, Pengendara Mobil Dipaksa Putar Arah.

Bamuk menambahkan, sudah beberapa hari dilanda banjir, warga belum menerima bantuan dari pemerintah desa setempat. Ia berharap aparatur daerah bisa segera membantu warga korban banjir.

“Yang dibutuhkan warga saat ini bantuan sembako, air bersih dan obat-obatan dikhawatirkan ada yang sakit,” pungkasnya. (Vee)




Tiga Rumah Rusak Diterjang Longsor di Cicarucup Girang

Kabar6.com

Kabar6-Tanah longsor di Kampung Cicarucup Girang, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak.

“Kejadian longsong tebing tanah terjadi pada hari Senin, 9 Desember sekira pukul 16.00 WIB,” kata Ketua Tagana Lebak, Iwan Hermawan, Selasa (10/12/2019).

Dilaporkan, terdapat tiga rumah dengan kondisi rusak berat dan ringan akibat diterjang material longsor.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kerugian diperkirakan mencapai Rp50 juta. Untuk sementara, keluarga yang kondisi rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah saudaranya,” ungkap Iwan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mengeluarkan inbauan agar masyarakat yang tinggal di perbukitan untuk mewaspadai longsor.

**Baca juga: Pemkab Lebak Sosialisasikan SOP Standar Pelayanan dan Sistem OSS.

“Hasil rapat Badan Geologi, semua diminta waspada, terutama warga yang tinggal di bantaran sungai dan perbukitan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi.

Daerah yang rawan terjadi banjir bandang dan longsor di antaranya Cibeber, Banjarsari, Sajira, Muncang, Lebakgedong, Sobang, Leuwidamar, dan Cimarga.

“Kalau hujan lebat lebih dari setengah jam warga sudah harus hati-hati, karena banjir bandang secara tiba-tiba dan membawa material longsor yang bisa merusak rumah,” kata dia mengingatkan.(Nda)




Dahan Pohon Patah Diterjang Hujan Angin, BPBD Lebak Minta Warga Waspadai Ini

Kabar6.com

Kabar6-Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan dahan sebuah pohon di Jalan Ir. H. Djuanda, Kelurahan Muara Ciujung Timur (MCT) Rangkasbitung, patah, Rabu (27/11/2019).

Pantauan di lokasi, dahan pohon yang patah menutupi badan jalan dan nyaris memutus kabel telekomunikasi.

“Angin dengan hujan kencang. Dahan pohon mangga punya saya juga patah,” kata salah seorang warga, Evi Kunaefi.

Kata Evi, dahan pohon tersebut sudah sempat dilakukan pemangkasan. Namun, pemangkasan tidak sampai menyeluruh.**Baca juga: Nongkrong saat Jam Pelajaran, Pelajar di Lebak Terjaring Razia Satpol PP.

“Iya, sama pemda dilarang dihabiskan. Padahal, kalau habis tidak akan begini,” ujar Evi.

Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, hujan lebat disertai petir, banjir bandang, dan gelombang tinggi.

“Bencana hidrometeorologi yang terjadi karena peralihan cuaca. Kami berharap masyarakat meningkatkan budaya waspada,” terang Kaprawi.(Nda)




Rumah dan TPT Rusak Diterjang Longsor di Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6-Rumah milik Jubaedah (52) warga Kampung Kadu Heulet RT/RW 002/001, Desa Sukamanah, Kecamatan Jiput rusak parah setelah diterjang longsor usai wilayah tersebut diguyur hujan lebat, Selasa (26/11/2019).

Bencana longsor juga tidak hanya terjadi di Jiput. Tembok Penahan Tanah (TPT) Jalan Raya Mujul-Picung ambruk.

Salah seorang warga, Firman mengatakan, rumah yang tertimpa longsor itu milik ibunya. Waktu kejadian ungkap dia, terdegar suara seperti pohon mau roboh, ia bersama ibu, isteri dan anaknya langsung lari keluar rumah.

“Waktu sebelum menimpa rumah ibu saya, saya sedang didalam kamar, terdengar suara seperti pohon tumbang. Kami lari ke luar rumah, ternyata tanah di sekolah longsor menimpa rumah kami,” kata Firman.

Akibat kejadian itu jelasnya, tengah membuat rumah milik ibunya mengalami kerusakan yang cukup parah. Karena tembok rumah sampai jembol, retak-retak dan bahkan atapnya ada yang roboh.

“Kerusakannya parah pak, lihat saja kondisinya. Kami khawatir roboh dan ada longsor susulan, maka dari itu kami kosongkan rumahnya dan memilih ngungsi di rumah sodara,” tambahnya.

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pandeglang, Ade Mulyana membenarkan ada musibah longsor di dua yakni Kecamatan Jiput dan Munjul. Tapi, dalam musibah itu tak memakan korban jiwa.

“Iya, saya juga langsung ke lokasi. Sudah saya pastikan tidak ada korban jiwa dan saya juga langsung menghimbau pemilik rumah agar mengungsi dahulu. Karena khawatir rumah yang tertimpa longsor roboh,” katanya.

Sebetulnya jelas Ade, sebelum longsor terjadi tanah dan TPT di SDN 3 Sukamanah itu sudah retak-retak pada musim kemarau.

**Baca juga: Soal Reuni 212, Ini Kata PD Mathla’ul Anwar dan MUI Pandeglang.

“Mungkin ini puncaknya, saat terguyur hujan TPT-nya tak kuat menahan dan longsor. Ketingiannya itu sekitar 10 meter, makanya rumah warga rusak parah dan kerugian ditaksir mencapai Rp10 juta,” ujarnya.

Selain di Jiput, di Munjul juga tambah dia, telah terjadi longsor. Tapi longsor yang terjadi tidak menimpa rumah warga karena lokasinya jauh dari pemukiman.

“Kalau di Munjul itu TPT jalan yang longsor, sama ketinggiannya sekitar 10 meter,” tandasnya.(Aep)