1

Rumah Warga Ambruk akibat Cuaca Ekstrem di Lebak

Kabar6-Cuaca ekstrem melanda wilayah selatan Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (13/3/2024). Dilaporkan akibat hujan deras disertai angin kencang, satu rumah warga ambruk.

Rumah tersebut milik Emed, warga di Kampung Cihuni, Desa Pagelaran , Kecamatan Malingping.

Cuaca ekstrem juga menyebabkan sebuah tiang listrik di Desa Gunungwangun, Kecamatan Cibeber roboh dan menimpa salah satu rumah warga.

**Baca Juga:Jalan Sunan Kalijaga Rangkasbitung Kembali Dibuat Satu Arah

“Rumah ambruk di Malingping sedang dimonitor oleh relawan, lokasinya di Desa Pagelaran,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama kepada wartawan.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan PT PLN terkait robohnya tiang listrik di Desa Gunungwangun.

“Relawan sedang dihubungi karena kemungkinan kondisinya di sana susah sinyal. Kami coba monitor via PLN juga,” ujarnya.

Febby mengimbau masyarakat selalu waspada jika kembali turun hujan lebat karena berpotensi banjir. Masyarakat juga diharapkan tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi angin kencang disertai petir.

“Kami juga minta masyarakat yang berpotensi longsor di wilayahnya agar mencari tempat aman jika terjadi hujan deras,” pesan Febby.(Nda)

 




Tiongkok Jadikan Tempat Perlindungan Bom Sebagai ‘Pendingin’ Saat Cuaca Panas Ekstrem

Kabar6-Suhu panas ekstrem yang terjadi di seluruh kota Tiongkok mulai merenggut nyawa, hingga membuat pihak terkait membuka tempat perlindungan serangan udara sebagai ‘pendingin’ bagi penduduk dari panas yang menyengat.

Tiongkok utara, melansir Outlookindia, mengalami serangkaian hari dengan suhu tertinggi, ditambah dengan kekeringan. Menurut Pusat Iklim Nasional, awal pekan ini, Beijing melaporkan lebih dari sembilan hari berturut-turut dengan suhu melebihi 35 derajat Celcius. Ini adalah rekor yang tidak terlihat sejak 1961.

Kota-kota termasuk Hangzhou di pantai timur Tiongkok, Wuhan di tengah negara itu, dan Shijiazhuang di Provinsi Hebei yang bertetangga dengan Beijing selama seminggu terakhir mengumumkan membuka tempat perlindungan serangan udara mereka untuk penduduk yang ingin menghindari panas.

Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan kesehatan dan, di Ibu Kota serta di tempat lain, menangguhkan pekerjaan di luar ruangan. Sejauh ini, dua kematian yang disebabkan oleh panas terik dilaporkan terjadi di Beijing. ** Baca juga: Cacat Genetik, Anak-anak dari Keluarga di AS yang Kawin Sedarah Berkomunikasi dengan Cara Menggonggong

Otoritas kesehatan di Shaoxing, kota tetangga Hangzhou, mengatakan mereka telah mencatat kematian yang disebabkan oleh panas, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Kota-kota seperti Chongqing, sebuah kota metropolitan barat daya yang terkenal dengan musim panasnya yang terik, telah bertahun-tahun menggunakan terowongan serangan udara sebagai pusat pendinginan publik.

Banyak kota di Tiongkok mulai membangun tempat perlindungan serangan udara selama invasi Jepang yang dimulai pada 1937. Kampanye pembangunan dilanjutkan pada akhir 1950-an, ketika hubungan Tiongkok dengan Uni Soviet memburuk, dan Beijing khawatir akan serangan nuklir.

Tempat penampungan sekarang sering dilengkapi dengan area tempat duduk dan menawarkan akses ke air, minuman, obat serangan panas, dan dalam beberapa kasus fasilitas seperti Wi-Fi, perangkat TV, serta peralatan tenis meja.(ilj/bbs)




Otak Manusia Bisa Berubah Akibat Kondisi Ekstrem di Kutub Selatan

Kabar6-Mendengar nama Antartika di Kutub Selatan, Anda pasti sudah membayangkan udara yang sangat dingin. Nah, selain bisa membuat tubuh seperti beku, kondisi ekstrem karena suhu yang ekstra dingin ini, ternyata dapat mengubah organ terpenting manusia, salah satunya otak.

Ilmuwan menemukan, tinggal selama belasan bulan di Kutub Selatan bisa mengubah ukuran dan kemampuan otak manusia. Para peneliti, melansir Livescience, mempelajari otak sembilan orang (lima pria dan empat wanita) sebelum dan setelah menghabiskan 14 bulan bekerja di stasiun penelitian Jerman Neumayer III di Antartika.

Hasilnya, scan MRI yang diambil setelah ekspedisi menunjukkan bahwa terdapat perubahan otak manusia setelah mengunjungi Antartika. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal ‘The New England Journal of Medicine’.

Disebutkan, sembilan anggota kru telah kehilangan sejumlah besar volume dalam dentate gyrus. Itu adalah bagian dari hippocampus otak yang terkait dengan pemikiran spasial (berkenaan dengan ruang atau tempat) dan memori.

Mereka juga mendeteksi lebih sedikit volume di beberapa bagian korteks prefrontal, wilayah otak yang terlibat dalam kepribadian, pengambilan keputusan, dan perilaku sosial.

Perubahan otak tampaknya juga memiliki efek terkait dengan kemampuan kognitif objek penelitian. Tes menunjukkan, peserta yang kekurangan memori spasial cenderung mengabaikan informasi ketika berfokus pada tugas.

Diketahui, kehidupan di Antartika termasuk sangat keras bagi makhluk sosial seperti manusia. Peneliti yang tinggal di sana untuk sementara harus terbiasa dengan periode kegelapan yang hampir 24 jam menemani mereka.

Tak hanya harus menghadapi suhu serendah -50 (minus 50) derajat Celcius, mereka juga mungkin mengalami demam kabin kronis. Kehidupan sehari-hari di dalam stasiun penelitian dicirikan oleh kemonotonan dan isolasi sosial yang berkepanjangan.

Perubahan otak ini juga berhubungan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh ilmuwan sebelumnya, yang mengungkapkan bahwa isolasi sosial berkepanjangan dapat memiliki efek mendalam pada perilaku dan struktur otak. ** Baca juga: Fenomena Unik, Air Danau Lohar di India Mendadak Berubah Warna Jadi Pink

Ilmuwan dari Universitas Pennsylvania meyakini, kondisi ekstrem di Antartika serta isolasi sosial yang dialami oleh manusia yang tinggal di sana membuat kondisi otak mereka berubah secara signifikan.(ilj/bbs)




Saat Sakit Ada 2 Minuman yang Direkomendasikan

Kabar6-Perubahan cuaca yang ekstrem biasanya menjadi celah datangnya penyakit, baik flu atau batuk. Akibatnya, aktivitas harian menjadi terganggu, sehingga banyak pekerjaan yang harus tertunda.

Seorang ahli diet dan gizi bernama Tracy Lockwood Beckerman RD, melansir Republika, mengungkapkan bahwa banyak orang memandang rendah peran makanan dan minuman di sekitar saat terserang flu. Padahal, bila sudah terkena penyakit, makanan dan minuman sehat bisa bantu menyembuhkan dalam waktu singkat.

“Jika kita sering pergi ke toilet atau demam, ini menjadi tanda kita kehilangan banyak cairan,” kata Beckerman.

Dijelaskan, saat tubuh merasa kurang sehat, air kelapa menjadi minuman yang direkomendasikan. Pasalnya, air kelapa memiliki kandungan elektrolit lebih banyak daripada air biasa. “Anggap saja ini sebagai pedialyte alami,” ujar Beckerman.

Selain air kelapa, Beckerman juga merekomendasikan minum teh hangat saat tubuh kurang sehat. Selain menghangatkan tubuh, teh hangat juga bisa membuat perasaan menjadi lebih nyaman saat sakit. “Teh hangat juga berguna melonggarkan hidung yang tersumbat,” katanya lagi.

Jenis teh hangat yang direkomendasikan Beckerman adalah teh hijau. Selain menghangatkan, teh hijau juga bisa mengembalikan sistem kekebalan tubuh. Namun, jenis teh apa pun boleh dikonsumsi saat sakit. ** Baca juga: 5 Buah-buah yang Bantu Turunkan Kadar Kolesterol Jahat

Lebih baik lagi bila teh hangat juga dicampur madu yang dikenal sebagai antibakteri. Cara pencegahan yang mudah, bukan? (ilj/bbs)