Penggerebekan Venesia BSD, Saras: Jangan Cuma Wanita Pekerjanya Diamankan

Kabar6.com

Kabar6-Bakal calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tak setuju jika dalam penggerebekan Venesia Karaoke BSD itu hanya wanita pekerjanya yang diangkut aparat kepolisian. Saras, pasangan yang menggandeng Muhammad sebagai calon Wali Kota Tangsel di Pilkada serentak 2020 ini meminta polisi tegas dalam mengungkap pihak yang terlibat dalam dugaan prostitusi dan tindak perdagangan orang tersebut.

“Saya juga meminta aparat tegas, jangan cuma wanitanya yang diamankan, tapi juga pelanggannya, laki-laki kan. Juga pihak-pihak yang bisa diduga kuat terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang. Cari siapa-siapa saja tokoh kunci dalam perdagangan manusia itu, yang dikenal dengan sebutan germo atau muncikari. Jika ada, tangkap segera,” katanya, Kamis (20/8/2020). ** Baca juga: Penggerebekan Venesia Karaoke BSD, MUI Minta Airin Jangan Kompromi

Saras meminta aparat membongkar kasus dugaan perdagangan orang ini sampai tuntas. Ia berharap kepolisian tidak hanya menjaring para wanita korban perdagangan, tetapi juga menangkap para pelanggan atau penyewa jasa dan pihak-pihak yang diduga kuat terlibat dalam tindak pidana ini. Sebagai orang yang berpengalaman dalam perjuangan melawan human trafficking, Saraswati menyampaikan solusi untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

“Solusinya pemberdayaan perempuan dan ekonomi serta meningkatkan ketahanan keluarga,” ujarnya. ** Baca juga: Cegah Covid 19, Pemprov Banten Godok Pergub Soal Sanksi Pelanggar Masker

Lebih lanjut, Saras menambahkan perempuan harus cerdas, tangguh dan mandiri. Perempuan yang pernah menjadi Kepala Divisi Pemberantasan Perdagangan Manusia di Yayasan Wadah itu mengatakan seharusnya tidak ada toleransi sedikit pun terhadap praktik perdagangan orang. Menurutnya, tidak hanya di Kota Tangsel, tetapi juga di seluruh Indonesia.

“Tidak ada toleransi pada praktik perdagangan orang. Titik,” tegas Saras.(yud)




Penggerebekan Venesia Karaoke BSD, MUI Minta Airin Jangan Kompromi

Kabar6-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) angkat bicara atas fakta masih beroperasi tempat hiburan di masa pandemi Covid 19 dan dugaan praktik prostitusi dan perdagangan orang di Venesia Karaoke and Spa BSD.

Pemerintah daerah setempat diminta segara menutup bisnis maksiat di Jalan Lengkong Gudang, Serpong Sub-District itu.

“Tindak tegas aja,” ungkap Sekretaris MUI Kota Tangsel, KH Abdul Rojak kepada kabar6.com, Kamis (20/8/2020). ** Baca juga: Begini Penampakan Karaoke Venesia BSD Setelah Digerebek Polisi

MUI, kata Rojak sudah seringkali menyarankan kepada Pemkot Tangsel agar menindak industri hiburan yang melanggar aturan sesuai ketentuan berlaku. Apalagi sampai terbukti pengelola hiburan menyediakan pemuas syahwat.

Rojak meminta Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany berani menindak indikasi keterlibatan oknum anak buahnya. “Tegakkan aturan dan jangan kompromi,” tegasnya. ** Baca juga: Sekjen KNPI Kabupaten Tangerang: Generasi Muda Jangan Tunggu Berakhir Covid-19

Diketahui, aparat dari Bareskrim Mabes Polri menggerebek gedung karoke dan spa executive Venesia BSD, Serpong, Tangsel, Rabu (19/8/2020). Polisi mengamankan 13 orang yang terdiri dari empat muncikari laki-laki, tiga muncikari perempuan, tiga kasir, seorang supervisor, manager operasional dan general manager.(yud)




Begini Penampakan Karaoke Venesia BSD Setelah Digerebek Polisi

Kabar6- Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menggerebek Karaoke dan Spa Executive Venesia BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu malam 19/8/2020.

Polisi menyebut penggerebekan ini dilakukan karena tempat hiburan itu beroperasi di masa pandemi Covid-19 dan adanya dugaan praktek prostitusi serta perdagangan orang.

Kabar6.com menyambangi tempat hiburan malam dengan tarif selangit itu Kamis siang ini, 20/8/2020. Meski masih terlihat sepi karena hari masih siang, jauh dari jam operasional Karaoke yang ramai pada malam hari, namun aktivitas di Venesia masih terlihat normal. Masih terlihat banyak orang yang keluar masuk dalam gedung yang termasuk hotel, tempat karaoke dan spa itu.

Salah seorang satpam, Venesia BSD Karaoke Executive, Yudi ditemui di lokasi mengatakan Venesia Karaoke saat ini sedang libur karena tanggal merah tahun baru Islam.”Sekarangl libur, soalnya tanggal merah,” kata Yudi.

Yudi mengakui mendengar jika tempatnya bekerja itu digerebek polisi tadi malam. Dia juga bilang jika Venesia tetap buka. “Ramainya kalau malam,” katanya.

Ketika Kabar6.com menanyakan pengelola dan pihak Venesia untuk konfirmasi, petugas keamanan itu mengatakan semua tidak ada di tempat karena sedang libur.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan penggerebekan di Karoke Executive Venesia BSD dilakukan oleh unit 1 VC Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri dan Unit 4 Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO).

“Dugaan terkait tindak pidana perdagangan orang bermoduskan eksploitasi seksual,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kabar6.com, Kamis 20/8/2020. ** Baca juga: Dugaan Prostitusi di Karaoke Venesia BSD Pengamat Sebut Aparat di Tangsel Bermain

Dalam pengerebekan itu polisi mengamankan 13 orang yang terdiri dari empat mucikari laki-laki, tiga mucikari perempuan, tiga kasir, seorang supervisor, manager operasional dan general manager. (Eka)




Dugaan Prostitusi di Karaoke Venesia BSD Pengamat Sebut Aparat di Tangsel Bermain

Kabar6.com

Kabar6-Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisaksi, Trubus Rahardiansyah menyatakan penggerebekan Karaoke dan Spa Executive Venesia BSD olah Mabes Polri, bukti pengawasan tidak hanya lemah tapi diduga ada aparat yang bermain dalam beroperasinya bisnis prostitusi di Venesia.

“Ada dugaan permainan dan kerja sama antara oknum Satpol PP dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan.”Saya kira bermain di situ. Itu pasti ada yang melindungi atau setor ke sana,” jelasnya, Kamis (19/8/2020).

Menurutnya, kalau tak ada yang melindungi, tidak mungkin Venesia Karaoke di BSD berani beroperasi. Dugan main mata tidak hanya dengan Satpol PP, tapi juga Polsek dan Polres setempat.

“Bisa saja. Kenapa Bareskrim sampai turun, artinya kan itu hal yang istimewa. Harusnya kan cukup ditangani polsek atau polres. Nggak mungkin itu sampai bareskrim turun, pasti ada sesuatu yang salah,” jelas Trubus.

Persoalannya, ujar Trubus, bukan pada pekerja seks komersial yang ditangkap. Hal itu menjadi titik masuk betapa lemahnya penegakan pengawasan. Kedua, sekarang ini orang dengan mudahnya diperdagangkan dan masih marak.

“Menurut saya itu memang ada pembiaran di sana. Sampai berbulan-bulan itu ada pembiaran. Tidak mungkin pemkot tidak tahu,” ungkap Trubus.

“Dalam konteks pandemi, di sanalah harus ditertibkan karena rawan terjadi penularan Covid-19. Penegakkan hukum benar-benar dilakukan,” tambahnya. ** Baca juga: Pemkot Tangsel Ancam Tutup Karoeke dan Spa Venesia BSD, Ini Alasannya

Kabid Penegakan Peraturan dan Perundang-undangan Satpol PP Kota Tangsel, Sapta Mulyana membantah tudingan itu.

Dia mengaku sudah pernah mendatangi lokasi Karaoke Venesia BSD. “Wong kita masuk ke situ juga nggak ada kegiatan. Kalau semisal tiga bulan sudah berjalan ya keterlaluan juga. Kita tahunya kan di situ hotel, aktivitas hotel yang berjalan,” kilah Mulyana.

Menurutnya, belum ada tiga bulan terakhir petugas Satpol PP Kota Tangsel datang untuk melakukan sosialisasi larangan operasional terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Covid-19.(yud)




Pemkot Tangsel Ancam Tutup Karoeke dan Spa Venesia BSD, Ini Alasannya

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengancam mencabut ijin operasional hingga menutup Karaoke dan Spa Executive Venesia BSD.

“Bahkan sampai kepada pencabutan ijin dan penutupan,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel, Dadang Sofyan kepada kabar6.com, Kamis (20/8/2020).

Pernyataan Sofyan ini menanggapi penggerebekan yang dilakukan Mabes Polri terhadap tempat hiburan malam ekselusif di kawasan BSD itu. ** Baca juga: Polisi Gerebek Karaoke dan Spa Venesia BSD, Satpol PP Tangsel Kecolongan?

Bareskrim Mabes Polri mengerebek tempat hiburan malam Karoke Executive Venesia BSD di Jalan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (19/8/2020) malam.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan penggerebekan di Karoke Executive Venesia BSD dilakukan oleh unit 1 VC Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri dan Unit 4 Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO).“Dugaan terkait tindak pidana perdagangan orang bermoduskan eksploitasi seksual,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kabar6.com, Kamis 20/8/2020.

Dalam pengerebekan itu polisi mengamankan 13 orang yang terdiri dari empat mucikari laki-laki, tiga mucikari perempuan, tiga kasir, seorang supervisor, manager operasional dan general manager.

Argo menjelaskan, penggerebekan terkait TPPO bermoduskan eksploitasi seksual pada masa pandemi Covid19. ** Baca juga: Polisi Tetapkan Lurah Saidun Tersangka, Pemkot Tangsel Bilang ini

Menurut Sofyan, Dinas Pariwisata sebelumnya telah menerbitkan surat edaran agar semua tempat hiburan di Tangsel agar mempedomani aturan ketentuan dan tidak melanggar.
“Bahkan asosiasi usaha karaoke dan panti pijat sudah juga udiensi dengan kami di kantor Dispar,” jelas Dadang.

Menurut Dadang, untuk usaha hiburan, karaoke, massage, wisata tirta pada masa pembatasan sosial skala besar (PSBB) Covid-19 belum diperbolehkan operasional. “Saya sampaikan kepada mereka, kalau tidak patuh maka akan disanksi sesua aturan ketentuan yang berlaku,” tegasnya.

Dadang menambahkan, terkait sanksi pihaknya koordinasikan dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangsel sesuai dengan kewenangannya.(yud/vee)




Benarkah Kecanduan Belanja Online Termasuk Gangguan Mental?

Kabar6-Seiring perkembangan zaman, segala sesuatunya menjadi serba cepat, seperti memesan makanan, minuman, bahkan berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Hanya menuliskan barang-barang apa saja yang diinginkan, dan tinggal duduk manis, barang pun sampai di rumah. Ya, belanja melalui online banyak dilakukan orang, terlebih bagi mereka yang tergolong sibuk, sehingga tidak sempat mampir ke toko atau supermarket.

Di sisi lain, beberapa orang melakukan belanja online dan membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Misalnya, belanja barang promo ataupun cashback menarik

Artinya, mereka belanja bukan berdasarkan kebutuhan. Apakah kecanduan belanja seperti ini termasuk gangguan mental? Sebuah studi dalam jurnal Comprehensive Psychiatry, melansir Dreamers, mencatat dari 122 orang yang mengalami ‘Buying-Shopping Disorder (BSD)’ atau gangguan pembelian-belanja, 34 persen di antaranya memiliki gejala kecanduan belanja online.

Para peneliti studi juga menemukan, mereka yang kecanduan belanja online cenderung menderita depresi dan kecemasan. Menurut penelitian tersebut, BSD ditandai dengan kesenangan yang berlebihan dengan keinginan untuk berbelanja, dan keinginan yang tidak dapat dikontrol untuk memiliki barang-barang yang ingin dibeli.

Para peneliti yang berasal dari Hannover Medical School, Jerman, kemudian mengusulkan agar BSD ditetapkan sebagai kondisi kesehatan mental tersendiri.

Studi tersebut juga menekankan bahwa BSD terjadi sekira lima persen pada orang dewasa di negara-negara berkembang. ** Baca juga: Waspadai 5 Penyakit yang Sering Berjangkit di Sekolah

Diketahui, BSD ditandai dengan berbelanja ketika merasa marah atau frustrasi, tidak memiliki kontrol terhadap kebiasaan berbelanja, memiliki konflik dengan orang-orang terdekat akibat perilaku belanja mereka, merasa bersalah dan malu setelah berbelanja, dan mengalami kecemasan dan euforia saat berbelanja.

Pernahkan Anda mengalami hal seperti itu?(ilj/bbs)