1

Silicon Valley Indonesia kini Hadir di BSD

Kabar6.com

Kabar6-Pengembang raksasa Sinar Mas Land sedang mengembangkan Digital Hub, proyek besar yang menjadi bagian utama dari pengembangan integrated smart digital city.

Digital Hub dikembangkan di area seluas 25 hektar dengan mengadopsi konsep pengembangan Silicon Valley, Amerika Serikat.

Head of Digital Hub Project, Irawan Harahap mengatakan, kawasan Digital Hub dirancang NBBJ.

“Yakni konsultan arsitektur terkemuka dari Amerika Serikat yang kerap mendesain kantor perusahaan berbasis teknologi, seperti Microsoft, Alibaba, Amazone, dan kantor pusat Samsung di Sillicon Valley-San Jose California,” ujar Irawan. Senin (18/11/2019).

Menurut Irawan Harahap, di tempat ini rencananya akan dibangun 40 sampai 50 gedung perkantoran.

“Tahap pertama dibangun dua gedung, Knowledge Hub 25.000 meter persegi, masing-masing 8 dan 3 lantai untuk perkantoran dan fasilitas. Perusahaan yang ingin berkantor bisa menyewa atau membangun gedung sendiri,” paparnya.

Irawan menjelaskan, Digital Hub dirancang untuk mendukung operasional dan aktivitas perusahaan teknologi digitial mulai dari start up company, technology leaders, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang IT science.

“Termasuk creative technology seperti animasi, game, dan 3D,” ungkapnya.

Lanjut Irawan, perusahaan yang berkantor di sini bisa langsung beroperasi tanpa harus menyiapkan infrastruktur sendiri, karena semua sudah disediakan Sinar Mas Land.

“Kawasan ini didukung jaringan fiber optic berkapasitas besar sehingga dapat melayani kebutuhan internet seluruh tenant. Beberapa sekolah IT sudah beroperasi, antara lain Apple Academy, Techpolitan, Binar Academy, Creative Nest, dan Purwadhika Startup dan Coding,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Irawan menjelaskan, beberapa vocational school itu setiap tahun menghasilkan sekitar 1.000 tenaga terampil di bidang IT.

“Apple Academy yang khusus mencetak developer untuk aplikasi dengan sistem operasi berbasis iOS mencetak 200 talenta yang dididik secara gratis selama satu tahun,” ungkapnya.

Kabar6.com
Digital Hub.(ist)

Irawan melanjutkan, para tenaga terampil tersebut akan mengisi kebutuhan industri 4,0 di kawasan BSD maupun di luar yang jumlahnya cukup besar.

“Indonesia membutuhkan sekitar 600 ribu digital talent per tahun,” bebernya.

Terpisah, Irvan Yasni, CEO Technologi Business Sinar Mas Land menuturkan, pembangunan ini adalah sebagai pendukung generasi milenial yang jumlahnya sangat besar.

**Baca juga: Animator Dunia Ramaikan Festival Beast di ICE BSD.

“Lebih dari 90 persen generasi tersebut terkoneksi dengan internet (i-generation) dan lifestyle-nya berbeda dengan generasi sebelumnya,” imbuhnya.

Irvan melanjutkan, generasi ini ingin bekerja secara kreatif, dapat beraktifitas dari rumah atau kafe, dan mayoritas ingin punya usaha sendiri.

“Fenomena inilah yang mendorong BSD membangun ecosystem digital. Jadi, smart city itu bukan hanya pasang IT dan CCTV, tetapi mencakup beberapa aspek, sosial, ekonomi, dan invironment,” tutupnya.(eka)




Animator Dunia Ramaikan Festival Beast di ICE BSD

Kabar6.com

Kabar6-Sejumlah animator dunia ikut meramaikan Bengkel Animasi Computer Grafis (CG) Festival (BEAST) 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City.

Dalam Beast 2019 tersebut hadir pemilik studio animasi ternama sebagai pembicara Mike Wiluan (CEO Infinite Studios), Aditya Triantoro (CEO The Little Giantz), Irvan Rifai (Brown Bag Films Bali), Johanes Kurnia (Generalist Supervisor ILM di film Star Wars: The Last Jedi), Stephen Putra (Pipeline TD film Gemini Man, Alita: Battle Angel), David Lojaya (Character Designer Dreamworks Animation) dan Ronny Gani (Senior Animator Film Avengers: End Game).

“Tujuh tokoh ini akan berbagi informasi dan pengetahuan dari pengalaman mereka selama berkarir di studio animasi besar di dalam dan luar negeri. Hal ini tentu dapat menambah wawasan untuk para peserta dalam mengembangkan skill mereka,” ujar Project Leader Digital Hub dari Sinar Mas Land, Irawan Harahap melalui keterangan tertulis yang diterima Kabar6.com, Sabtu (16/11/2019).

Irawan mengatakan, event yang berlangsung Sabtu 16 November lalu itu merupakan wadah bertukar informasi dan kolaborasi antar stakeholder dari industri animasi dan CG di Indonesia, mulai dari studio animasi atau games, praktisi, institusi pendidikan, pelajar, mahasiswa dan institusi-institusi pemerintah terkait.

“Sinar Mas Land bangga dapat menjadi tuan rumah untuk acara BEAST 2019 yang mengakomodasi peminat dan pelaku bidang animasi dan CG,” ujar Irawan.

Sinar Mas Land optimis dengan perkembangan kedua bidang ini baik dari segi kreatif maupun teknologi digital yang saat ini juga menjadi fokus, sejalan dengan pembangunan Digital Hub yang sedang berlangsung.

“Saat ini, industri animasi dan CG di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang signifikan, sehingga kedepan bisa menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional,” paparnya.

Irawan menjelaskan, terbukti dari banyaknya studio animasi atau game lokal di Indonesia yang memiliki kapasitas tenaga kerja berkisar antara 100 sampai 300 orang.

“Beberapa studio ini sukses mengerjakan proyek sendiri, sedangkan studio-studio lainnya menyokong produksi film dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.

Kondisi yang produktif ini, Irawan melanjutkan, berbanding terbalik dengan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

“Studio-studio tersebut masih kekurangan dan kesulitan dalam mencari SDM baru yang sesuai dengan standar kualitas perusahaan mereka,” kata Irawan.

Di sisi lain, Irawan menjelaskan, sejumlah animator asal Indonesia telah berhasil merambah dunia animasi Hollywood.

“Salah satunya Mike Wiluan yang saat ini menjabat sebagai CEO dari Infinite Studio,” imbuh Irawan.

Kabar6.com
Beast Festival 2019.(ist)

Irawan menuturkan, Mike telah mengerjakan beberapa film animasi seperti Meraih Mimpi (2008) hingga film-film Internasional seperti Hitman: Agent 47 (2015) dan Crazy Rich Asian.

“Selain beliau, Ronny Gani juga telah sukses mengantar beberapa film animasi kelas dunia ke puncak box office,” bebernya.

Lanjut Irawan, pengalaman Ronny bekerja di bagian visual effects dari Industrial Light & Magic Singapore yang merupakan anak perusahaan Lucas Film (pembuat film seri Star Wars -red) memberinya kesempatan untuk mengerjakan film-film Marvell Studio seperti The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), Ant-man (2015) dan Avengers: Infinity War (2018).

“Melihat perkembangan industri ini, pemerintah mulai berupaya untuk menciptakan program-program yang melahirkan animator kelas dunia,” tuturnya.

Irawan menuturkan, hal ini tentu didukung oleh Sinar Mas Land yang saat ini sedang menggarap kawasan Digital Hub.

“Proyek ini merupakan salah satu pengembangan inovatif dari Sinar Mas Land yang ditujukan bagi pelaku industri teknologi digital, mulai dari institusi pendidikan, komunitas, startup, hingga perusahaan berskala multinasional,” tambahnya.

Sementara itu, Pendiri Bengkel Animasi, Ronny Gani menambahkan, sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar.

**Baca juga: Grab Wheels Menjadi Fasilitas Primadona di The Breeze BSD City.

“Namun dari segi kualitas, harus diakui adanya ketertinggalan jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara,” papar Ronny.

Ronny membeberkan, kualitas animator Indonesia yang harus mampu bersaing secara internasional menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dan perkembangan industri animasi Indonesia.

“Hal tersebut memotivasi saya dalam mendirikan Bengkel Animasi yang fokus dalam upaya meningkatkan kualitas animator muda, melalui program-program pelatihan yang intensif dan melibatkan para praktisi dan perusahaan-perusahaan animasi di Indonesia,” ucap Ronny.

“Melalui acara ini, Sinar Mas Land dan Bengkel Animasi secara aktif mengupayakan pertambahan sumber daya manusia di bidang industri animasi serta mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian kreatif terbesar di Asia,” tutupnya.(eka)




Sinar Mas Land Dukung Sineas Film Indonesia

kabar6.com

Kabar6-Sinar Mas Land menggandeng Creative Nest yang menghadirkan acara Movie Industry Talks untuk para sineas film di Indonesia.

Acara kali ini berlokasi di Auditorium GOP9, BSD City, Kabupaten Tangerang, yang akan dihadiri berbagai nama besar dalam industri perfilman Indonesia dengan tema “A Talkshow with Experienced & Talented People from Movie Industry”.

Movie Industry Talks akan membahas proses pembuatan film dan tips dalam mencetak karya film terbaik yang terbagi dalam tiga segmen besar Pre-Production, Production, dan Post-Production.

Project Leader Digital Hub Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan, perfilman Indonesia adalah salah satu potensi yang sangat besar yang dimiliki.

“Terlihat selama beberapa tahun terakhir, perfilman Indonesia telah memberikan banyak prestasi bagi Indonesia baik melalui penghargaan maupun cast film Hollywood yang diperankan oleh aktor Indonesia. Tentu sebagai kota yang berfokus pada pengembangan ekonomi digital, sektor perfilman ini menjadi fokus yang cukup penting di BSD City. Oleh karena itu kami bersama Creative Nest, salah satu perusahaan digital di BSD City mengadakan acara Movie Industry Talks ini. Harapannya banyak pegiat perfilman atau anak-anak muda yang tertarik dalam industri perfilman bisa hadir dan tergerak untuk mencetak karya-karya masterpiece,” jelas Irawan kepada media, Rabu (31/7/2019).

Movie Industry Talks merupakan acara talk show yang mempertemukan sineas film terbaik Indonesia dengan para audiens yang memiliki ketertarikan dalam dunia perfilman.

Dalam hal ini, sineas juga akan berbincang tentang berbagi pengalaman mengenai penulisan skrip, pemilihan angle film, perencanaan finansial dan berbagai topik sebelum dimulainya proses produksi.

Dalam sesi ini akan hadir Ody Mulya Hidayat (Produser Film Dilan 1990), Salman Aristo (Penulis Naskah Laskar Pelangi), dan beberapa nama besar lainnya.

Lalu dalam sesi ‘Production’, topik yang akan dibahas adalah seputar proses produksi film dengan menghadirkan Anggy Umbara (Director Warkop DKI Reborn), Wulan Guritno (Aktris), Rico Marpaung (Art Director, Suzanna) dan beberapa sineas lain.

Yang terakhir adalah sesi ‘Post-Production’ yang membahas tentang editing, coloring, penambahan musik dalam film, dan topik menarik lain.**Baca juga: Antisipasi Demam Gadget, SDN Pakualam 01 Kenalkan Permainan Tradisional ke Anak.

Tak hanya itu, dalam sesi ini juga menghadirkan Aline Jusria (Editor, Kulari ke Pantai), Adi Supriadi (Colorist, The Raid 2), Satrio Budiono (Sound Designer, Keluarga Cemara) dan sineas lain yang berpengalaman dalam post-production.(bam)