1

Para Peneliti Ungkap, Ocehan Bayi Kelelawar Sangat Mirip dengan Anak Manusia

Kabar6-Para peneliti mengungkapkan, ocehan bayi kelelawar sangat mirip dengan ocehan bayi manusia. Kelelawar mengeluarkan suara ritmik dan mengulang-ulang ‘bunyi-bunyian kunci’.

Penemuan itu didapat setelah para peneliti secara sistematis menguping kawanan kelelawar di Costa Rica. Melansir wionews, hal ini ini menunjukkan, sebagaimana pada bayi manusia, ocehan mereka menjadi pondasi untuk komunikasi. “Mereka hanya mengoceh, dari matahari terbit sampai matahari terbenam, melatih suara mereka,” ungkap Dr. Ahana Fernandez, peneliti utama.

Dr. Fernandez yang berbasis di Museum Sejarah Alam di Berlin, mempelajari satu spesies yang sangat vokal, kelelawar bersayap kantung besar, Saccopteryx bilineata.

“Kelelawar-kelelawar ini bernyanyi seperti burung,” ujarnya. “Jadi mereka punya komunikasi vokal yang sangat rumit – repertoar jenis bunyi-bunyian yang berbeda-beda.”

Kekhasan dari ocehan mereka meliputi pengulangan bunyi-bunyian yang digunakan kelelawar dewasa dalam lagu mereka, serta ritme dan repetisi, sangat mirip dengan bunyi ‘da-da-da’ yang diucapkan bayi manusia.

Ocehan pada bayi dan balita adalah latihan yang sangat penting untuk mendapatkan kemampuan tersebut. Dan, para peneliti mengatakan, hal yang sama juga berlaku pada kelelawar.

“Kami tahu berbagai jenis bunyi yang dikeluarkan oleh kelelawar dewasa,” kata Dr. Fernandez. “Dan jenis-jenis yang muncul dalam ocehan bayi sangat mirip dengan bunyi kelelawar dewasa, jadi kita bisa mengenalinya dengan jelas.”

Kelelawar bersayap kantung besar namun sejauh ini merupakan satu-satunya spesies kelelawar yang diketahui melakukan hal ini. Namun dengan lebih dari 1.400 spesies kelelawar di seluruh dunia, Dr. Fernandez ‘berpikir pasti akan ada spesies lain yang bisa mengoceh’.

Meskipun begitu, Dr. Fernandez mengatakan masih banyak yang belum dipahami tentang spesies kelelawar bernyanyi ini. ** Baca juga: Penyelenggara Pemakaman di Afsel Gugat Seorang Pendeta Karena ‘Bangkitkan Manusia dari Kematian’ di Salah Satu Acara Mereka

“Bayi-bayi menyimak satu sama lain ketika mereka mengoceh,” tambah Dr. Fernandez. “Satu bayi mulai mengoceh selama sekitar 15 menit, dan saya bisa melihat dengan jelas bahwa telinga bayi yang lain bergerak. Jadi saya pikir mereka mendengarkan satu sama lain, namun apa pengaruhnya pada latihan mereka, saya tidak tahu.”

Unik, ya.(ilj/bbs)




Jemput Keberuntungan dengan Tradisi Merawat Boneka di Thailand

Kabar6-Rezeki tidak datang sendiri, tapi perlu juga dijemput. Hal itu sepertinya yang membuat penduduk Thailand menjalani sebuah tradisi bernama Takutta Luk Thep atau Luk Thep yang berarti ‘Anak Malaikat’.

Luk diwujudkan dalam bentuk boneka plastik berwajah anak kecil, berusia di bawah tiga tahun. Ukurannya beragam dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki, sebagaimana layaknya manusia.

Penduduk Thailand, melansir MSN, percaya bahwa Luk merupakan boneka yang dirasuki atau dihuni roh-roh pembawa keberuntungan dan kemakmuran di masa depan. Karena itulah, mereka memperlakukan Luk seperti bayi manusia. Luk akan diberi makanan, dipeluk, diberi pakaian yang rapi, hingga dirayakan pula ulang tahunnya. Bahkan, apabila pemilik Luk harus pergi bekerja, boneka-boneka itu akan dititipkan ke penitipan anak.

Luk dipercaya memiliki kekuatan yang mampu menarik hal-hal baik bagi pemiliknya. Bahkan, maskapai Thai Airways mengizinkan pemilik Luk membeli kursi untuk boneka mereka. Para pemilik juga akan mendapat instruksi khusus dari awak kabin, bagaimana cara menjaganya apabila terjadi guncangan atau hal yang tidak diinginkan.

Pramugari akan menawari Luk makanan dan memperlakukannya seperti seorang anak. Sementara itu, orangtua juga akan memberi tahu pramugari apa yang dibutuhkan Luk sepanjang perjalanan.

Diketahui, ada beberapa teori berbeda yang menjelaskan asal-usul Luk Thep. Sebagian ada yang mengasumsikan bahwa Luk adalah versi terbaru Kuman Thong, atau janin yang meninggal sebelum dilahirkan dan disimpan oleh orang tuanya. Kuman Thong diyakini membawa semangat anak yang telah mati tersebut.

Ada pula yang percaya bahwa Luk memperlihatkan tingkat kesuburan wanita yang dianggap rendah dan diwujudkan dalam tradisi pemujaan. Karena biasanya pemilik Luk adalah orang-orang setengah baya. ** Baca juga: Bantu Penderita Kanker, Pemerintah India Pangkas Harga Obat Hingga 87 Persen

Luk dijual dengan harga yang bervariasi tergantung jenis materi yang digunakan. Harganya dibanderol mulai dari sekira Rp4,5 juta per boneka.(ilj/bbs)