1

Mempelai Wanita di India yang Positif COVID-19 Melangsungkan Pernikahan dengan Memakai APD

Kabar6-Sepasang pengantin di Madhya Prades, India, terpaksa memakai alat pelindung diri (APD) saat upacara pernikahan berlangsung. Usut punya usut, rupanya hal itu dilakukan karena mempelai wanita dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Identitas mempelai wanita itu sendiri dirahasiakan. Kedua mempelai tadi, melansir Indianexpress, terlihat melangsungkan upacara pernikahan tradisional dengan memakai APD, untuk menghindari penularan COVID-19 kepada para tamu undangan. Pendeta yang menikahkan mereka pun mengenakan APD saat memandu janji suci.

Menurut keterangan, mempelai wanita seharusnya menjalani karantina setelah dia dan salah satu anggota keluarga positif terinfeksi COVID-19. ** Baca juga: Pesan Pembunuhan Zodiac Killer Asal San Francisco Berhasil Dipecahkan Setelah Lebih 50 Tahun Berlalu

“Kami sudah berkonsultasi dengan keluarga dan mereka sepakat melangsungkan pernikahan di lokasi karantina,” kata Rajendra Meena, pejabat Dinas Kesehatan Rajasthan.

Video pernikahan menggunakan APD ini beredar luas di media sosial. Usai melangsungkan pernikahan, keduanya langsung menjalani isolasi di lokasi karantina.(ilj/bbs)




Hilangkan Jejak Kejahatan, Korban Pembunuhan di India Diakui Sebagai Jenazah Pasien COVID-19

Kabar6-Ada saja akal licik yang dilakukan komplotan penjahat ini untuk menyamarkan perbuatan sadis mereka, dengan harapan dapat lolos dari jeratan hukum. Bagaimana kisahnya?

Sebanyak lima anggota gangster di India, melansir worldofbuzz, menyamar sebagai garda depan untuk menyembunyikan mayat seorang pria yang telah mereka bunuh, dengan bermaksud menghilangkan jejak kejahatan. Ya, mereka membuang mayat tersebut sebagai korban COVID-19.

Diketahui, korban memiliki utang sekira Rp779 juta kepada geng tersebut dan diundang ke sebuah pesta oleh geng tersebut. Informasi lebih lanjut tentang kematian korban tidak tersedia, tetapi polisi mengatakan bahwa pria itu mati lemas. ** Baca juga: Pura-pura Mengakui Sebagai Anaknya, Komplotan Penjahat di Malaysia Rampok Seorang Pengemis

Kelima anggota komplotan itu kemudian mengenakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan memasukkan jenazah ke kantong mayat agar tidak tertangkap. Mereka kemudian mendaftarkan orang yang meninggal dunia itu dengan nama palsu dan mengkremasi jasadnya di sebuah fasilitas, kota utara Agra.

“Agar tidak ketahuan mereka memakai alat APD dan menggunakan kantong jenazah untuk berkemas dan mengangkut jenazah ke tempat kremasi,” terang Muniraj G, kepala polisi setempat. “Kelima terdakwa telah mengakui kejahatan mereka.”

Berdasarkan informasi dari seorang informan, salah satu pria dari komplotan gangster tadi telah ditangkap.(ilj/bbs)




Kasihan, Wanita Malaysia yang Positif COVID-19 Terpaksa Melahirkan Seorang Diri dalam Ruang Isolasi

Kabar6-Malang benar nasib seorang wanita di Johor, Malaysia, ini. Bagaimana tidak, wanita yang saat itu tengah dalam kondisi hamil sekaligus positif COVID-19 ini, terpaksa melahirkan seorang diri dalam ruang isolasi karena tak ada yang membantunya.

Dinas Kesehatan Negara Bagian Johor (JKNJ) tengah menyelidiki kasus tersebut setelah kisahnya menjadi viral di Facebook. Menurut laporan, melansir Worldofbuzz, wanita berumur 36 tahun yang tak disebutkan namanya itu terpaksa melahirkan sendiri setelah permintaan tolongnya ke staf rumah sakit diabaikan.

Kepala JKNJ bernama Aman dalam pernyataan mengungkapkan, dinas akan melakukan penyelidikan lebih rinci atas insiden tersebut, serta mengambil tindakan yang diperlukan. Pasien tersebut diketahui memiliki usia kehamilan 39 minggu.

“Pasien tiba di ruang pemeriksaan pada 23 Juli pukul 05.33 karena mengalami tanda-tanda awal persalinan. Dia kontak dekat dengan suaminya yang positif COVID-19. Pasien diperiksa oleh petugas medis dan dia dalam tahap awal persalinan (pembukaan 3cm) lalu dimasukkan ke ruang isolasi pada pukul 10.18 sambil menunggu hasil tes COVID-19. Pasien lalu ditempatkan di ruang bersalin dengan pintu kamar tertutup karena dinyatakan positif COVID-19 dan ruangannya cukup jauh dari tempat perawat,” jelas Aman.

Petugas medis dan perawat mengenakan APD dan terakhir memeriksanya pukul 16.26. Mereka memutuskan untuk melakukan prosedur operasi cesar karena pasien dinyatakan positif COVID-19. ** Baca juga: Tidak Merasa Hamil, Seorang Wanita di Selandia Baru Terkejut Karena Dirinya Tiba-tiba Melahirkan

Namun wanita itu  melahirkan lebih dulu sebelum tindakan operasi, yakni enam jam dari perkiraan semula. “Pasien melahirkan sendirian dan bayinya ditemukan di tempat tidur,” kata Aman.(ilj/bbs)




Pilkada 2020, Logistik APD Ini Ada di Gudang KPU Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Ketua KPU Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Bambang Dwitoro memastikan telah ada sejumlah logistik Pilkada serentak 2020 telah ada di gudangnya. Sementara kertas suara baru akan mulai dicetak pada 22 November besok.

“Kalau APD Alhamdulillah kita sudah sampai di gudang KPU. Hand sanitizer, disinfektan, kemudian tisue, sarung tangan, ember untuk cuci tangan,” katanya kepada kabar6.com, Senin (9/11/2020).

Menurutnya, alat pelindung diri yang belum seperti thermogun, masker kesehatan dan lain-lain belum.

Ternyata dalam pengadaan juga oleh KPU RI ini pertama kali mengadakan selain formulir-formulir, surat suara selain harus harus hati-hati betul pengadaannya. “arena pengalaman pertama,” terang Bambang.

Menurutnya, untuk mengejar jadwal pencoblosan pada 9 Desember mendatang, jumlah personel tenaga pelipat kertas surat suara ditambah.

**Baca juga: Pencetakan Kertas Suara Pilkada se-Banten 22 November 2020

“Pelipatan itu kita harus mengupayakan tambahan waktu lembur untuk petugas pelipatan. Karena kan memang kenyataannya seperti ini kita harus mencari jalan keluar kan,” ujar Bambang. (yud)




Kadin Lebak dan SRC Bagikan Masker ke Tukang Becak

Kabar6.com

Kabar6- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Paradigma Baru Kabupaten Lebak bersama SRC (Sampoerna Retail Community) membagikan alat pelindung diri (APD) berupa face shield dan masker ke masyarakat di Rangkasbitung, Selasa (11/8/2020).

Bagi-bagi APD dan masker dilakukan saat Perbup No 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) masuk dalam tahap uji coba sebelum nantinya benar-benar diterapkan.

“Sasaran utamanya pedagang, lalu tukang becak dan masyarakat yang rentan terpapar Covid-19 karena berinteraksi dengan banyak orang. Kepedulian kami untuk menjaga mereka dengan memberikan APD dan masker,” kata Ketua Kadin PB Lebak, Hera Komaratullah, Selasa (11/8/2020).

Diharapkan, APD dan masker yang dibagikan dapat mencegah penularan Covid-19 di Lebak.

“Kita tentu berharap Lebak selalu menjadi zona hijau. Untuk itu dibutuhkan kesadaran kita bersama dalam patuh terhadap protokol kesehatan, minimal menggunakan masker saat beraktivitas dan di tempat-tempat umum,” terang Hera.

“Setidaknya bagaimana kita mendorong agar APD seperti face shield dan masker menjadi barang yang sudah harus dibutuhkan oleh masyarakat ketika ke luar rumah,” tambahnya.

**Baca juga: Kabar Duka, Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi Meninggal Dunia.

Data Gugus Tugas Covid-19 Lebak, jumlah kasus positif Covid-19 hingga Senin, 10 Agustus 2020 sebanyak 28 kasus. Diantaranya, 23 orang sembuh, 4 orang masih menjalani isolasi dan 1 meninggal dunia. Sementara kasus kontak erat sebanyak 226 orang yang masih diisolasi.

“Kami terus mengimbau kepada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menggunakan masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun dan jaga jarak. Ini salah satu kunci dalam mencegah penyebaran Covid-19,” kata Kepala Dinkes Lebak Triyatno Supiono.(Nda)




Distribusi APD Covid-19 di Lebak Dapat Sorotan

Kabar6.com

Kabar6-Distribusi alat pelindung diri (APD) penanganan virus Corona atau Covid-19 untuk para tenaga medis di rumah sakit (RS) maupun pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) mendapat sorotan.

Pasalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak rupanya belum mendistribusikan seluruh APD ke fasilitas-fasilitas layanan kesehatan tersebut.

Hal itu diketahui saat Komisi III DPRD Lebak melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinkes.

“Misalkan untuk masker N95, rumah sakit baru menerima 50 pcs dari kebutuhan 3.420 pcs. Waktu kami tanya katanya masih di gudang,” ungkap Wakil Ketua Komisi III DPRD Lebak, Acep Dimyati, Kamis (2/7/2020).

“Kata mereka sudah mendistribusikan sekian, tetapi pas kami kroscek enggak ada, ternyata masih di gudang,” sambungnya.

Dinkes kata Acep, beralasan, belum semua APD terdistribusi ke fasilitas layanan kesehatan karena terjadi miskomunikasi. Maksudnya, APD belum didistribusikan karena belum ada permintaan kebutuhan ke Dinkes.

**Baca juga: Pertamina Diminta Tindak Agen dan Pangkalan Nakal di Lebak.

“Harus dipahami dong, kadang-kadang kan begini, kalau puskesmas banyak minta ke atas kan kadang-kadang mereka takut juga,” ujar politisi PKB ini.

Seharusnya, jika sudah peruntukannya, Dinkes segera distribusikan, tidak perlu menunggu permintaan dari puskesmas dan rumah sakit.

“Ngapain nganggarin miliaran, terus sekarang (APD) ditahan-tahan karena katanya belum ada yang minta. Distribusiin aja, mau dipakai atau enggak itu lain hal,” tandas Acep.(Nda)




Koleksi Lengkap APD di Ace Aeon Mal BSD

Kabar6.com

Kabar6-Beragam perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) dapat Anda temukan di Ace Hardware Aeon Mall di BSD, Kabupaten Tangerang. Apalagi, beragam perlengkapan tersebut didiskon hingga 50 persen.

Store Manager Ace Aeon BSD, Indah Asmarawati mengatakan, Ace Aeon Mal memiliki beragam perlengkapan APD dengan harga terjangkau.

Beberapa produk unggulan Ace Aeon Mal BSD yang laris manis adalah masker. Kata Indah, masker menjadi salah satu APD yang wajib digunakan bagi siapa saja yang akan menjalankan aktivitas di luar rumah di masa kenormalan baru.

Ada beberapa jenis masker yang menjadi unggulan Ace Aeon Mal, diantaranya masker S-Sip KN95 yang dibandrol Rp149.900 dengan spesifikasi 5 pcs per box.

“Masker S-Sip 3-Ply seharga Rp229 ribu dengan spesifikasi 50 pcs per box serta masker Iris seharga Rp299.900 dengan spesifikasi 60 pcs per box. Sedangkan untuk tim medis tersedia Protective Cloth For ICU dengan harga special promo (Value Buy) dari harga Rp499.900 hemat menjadi Rp399.000,” papar Indah.

Sementara untuk perlindungan dari bakteri dan virus, menjaga kebersihan rumah kini lebih mudah dengan koleksi alat pembersih modern, Anda pun bisa membuat cairan disinfektan sendiri dan dapatkan potongan harga hingga 50 persen.

Selain itu, Ace Aeon Mal juga memiliki koleksi lain. Seperti Sterilizing Water Maker buatan Korea yang dibandrol Rp1.9 juta, Botol Semprot kapasitas 40-100 mili liter mulai harga Rp14.900 dan ada promo beli 1 gratis 1, Penghisap Debu Robotic, Penghisap Debu Kering Portabledan Penghisap Debu dengan Sinar UV, Lampu Disinfektan.

Ada juga Hand Sanitizer mulai dari harga Rp64.900, Sabun Cuci Tangan mulai dari Rp29.900, Pelembut Pakaian mulai dari Rp39.900, Diterjen Cair Rp34.900, Cairan Pencuci Piring isi 800 ml Rp29.900, Cairan Pembersih Lantai isi 800 ml Rp29.900, hingga Karbol isi 800 ml Rp29.900.

Dalam kesempatan itu, Indah juga menjelaskan kalau pihaknya juga memiliki thermometer infrared dengan harga terjangkau.

“Ada special price untuk produk Infrared Thermo Meter dengan dua pilihan yakni tipe YT-1C dari harga Rp890 ribu lebih hemat menjadi Rp699 ribu dan tipe YT-2 seharga Rp799 ribu dari harga Rp990 ribu,” jelasnya.

Spesifikasi alat ini yakni dapat digunakan dalam 2 pilihan mode; untuk dewasa dan anak-anak, ketepatan suhu: 0.1 derajat celsius, memiliki 2 satuan suhu: Celsius dan Fahrenheit, menggunakan baterai: 1.5 V (2) AAA, serta kapasitas 10 memori penyimpanan. Serta dilengkapi dua sensor (dual sensor technology) sehingga lebih akurat dan hasil dalam 1 detik.

Untuk kenyamanan dan keamanan saat bertransaksi konsumen bisa memilih sistem pembayaran yang diinginkan antara lain melalui Pembayaran Cashless (kartu debit dan kredit , transfer, virtual account , digital Payment), digital receift , omni channel (shop by WA, ACE Online, Ruparupa, Tokopedia dan Shopee).

**Baca juga: Sambut New Normal, Santika Bintaro Tawarkan Dua Paket Promo.

“Konsumen nggak usah takut, di sini kita juga menerapkan standarisasi kesehatan dan kebersihan yang ditentukan, serta proaktif melakukan protokol kesehatan ketat Covid-19,” ujarnya.

Bagi pengunjung wajib memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk toko, jaga jarak (social distancing), dan cuci tangan. Termasuk para karyawan juga menggunakan Masker, Face Shield, bahkan Sarung Tangan. (fit)




Cegah Penularan Covid-19, Personil Satuan Lalu Lintas Cilegon Dibekali APD

Kabar6.com

Kabar6- Satlantas Polres Cilegon menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) bagi personilnya yang bertugas di lapangan, terutama yang menangani korban laka lantas.

“Personil sudah kita lengkapi dengan APD, seperti masker, sanitizer, dan sarung tangan. Apabila memang diperlukan, baju hasmat juga sudah kita siapkan,” kata Kasatlantas Polres Cilegon, AKP Ali Rahman Sihotang, melalui pesan singkatnya, Senin (15/06/2020).

APD itu wajib di cuci kemudian di sterilkan usai dipakai personilnya, baik menangani korban laka maupun tidak. Usai di cuci, peralatan itu wajib diterilkan menggunakan disinfektan.

Seragam kepolisian yang digunakan pun harus segera di cuci, meski tertutup hazmart. Hal ini untuk mengantisipasi penularan covid-19 ke banyak orang.

“Semua APD dipakai, selesai pelaksanaan cuci tangan. Secara berkala juga dilaksanakan rapid test kepada anggota yang terjun langsung ke lapangan,” jelasnya.

**Baca juga: PSBB Tangerang Raya Diperpanjang, Gubernur Banten : Pengawasan Lebih Ketat.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa dua tenaga kesehatan (nakes) RSUD Serang dinyatakan positif covid-18 usai menangani korban laka lantas pada 28 Mei 2020. Akibatnya, satu nakes dirawat di RSUD Banten dan satu lagi melakukan isolasi mandiri dirumahnya.

Menurut Humas RSUD Serang, drg Anam, korban kecelakaan yang selamat itu sudah mengikuti hasil rapid test kemudian hasilnya reaktif dan sedang menunggu hasil Swab. Dhi




Hadapi Pandemi Covid-19, Andika Hazrumy : Saling Membantu dan Menguatkan

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengajak seluruh elemen masyarakat di Provinsi Banten untuk bersama-sama bangkit dan saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Tentunya ini bisa menjadi motivasi kita semua, untuk saling membantu saling menguatkan dalam kondisi seperti saat ini,” ujar Andika usai menerima bantuan bahan makanan dan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk tenaga medis dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Banten di kediamannya di jalan Bahayangkara, Cipocok Jaya, Rabu (13/5/2020).

Menurut Andika, wabah covid-19 telah mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat, bukan hanya di Banten tetapi di seluruh dunia.

Andika mengapresiasi INTI Banten yang terus berkomitmen membantu Pemprov Banten khususnya dalam penanggulangan covid-19.

**Baca juga: Nenek Rusmini di Serang Tidak Pernah Tersentuh Bansos Pemerintah.

Pemrov Banten, kata Andika, segera mendistribusikan bantuan bahan makanan tersebut kepada masyarakat, sementara itu untuk APD akan segera disebarkan ke sejumlah rumah sakit di Provinsi Banten.

Ketua INTI Banten Rudi mengatakan pihaknya menyerahkan bantuan 1 Ton beras, 100 dus mie instan dan 100 APD berupa baju hazmat dan masker.(Den)




Pandemi Covid-19, Vonis Medis Meski Tanpa Kepastian Tes Swab

Kabar6.com

Kabar6-Pemakaman jenazah secara protokol kesehatan membingungkan ahli waris saat pandemi corona virus desease 2019 (Covid-19). Setiap warga yang meninggal seringkali sudah divonis terpapar meski hasil tes medis Swab belum pasti positif.

“Nyari gampangnya,” kata Basuki, warga Kecamatan Ciputat ditemui kabar6.com di TPU Jombang, Selasa (11/5/2020) kemarin.

Dijelaskan, kerabatnya keseharian berdagang sayuran di rumah. Almarhumah yang dimakamkan secara protokol Covid-19 sempat dirawat di Rumah Sakit Hermina, Kecamatan Ciputat Timur.

Basuki bilang, almarhumah punya riwayat penyakit paru-paru dan diabetes. Sejak masuk hingga menolak dunia dokter menyatakan pasien punya gejala mengarah ke Covid-19.

“Tiga hari dua malam di rumah sakit juga kita enggak boleh ada yang ngebesuk,” jelas Basuki.

**Baca juga: Langgar UU ASN, Bawaslu Tangsel Teruskan Rekomendasi Lurah Cipayung ke KASN.

Menurutnya, ketika mendapat kabar hingga menjemput jenazah yang telah meninggal keluarga dilarang untuk membuka peti jenazah. Padahal belum tentu positif Covid-19.

Apakah keluarga almarhumah tetap berencana dua pekan kedepan mengambil hasil tes Swab. “Ambil aja, buat memastikan positif atau enggak. Biar keluarga juga tenang,” ujar seorang pria keluarga almahumah yang lainnya.(yud)