1

Gara-gara Kalap Makan di Restoran ‘All You Can Eat’, Seorang Wanita di California Harus Dilarikan ke UGD

Kabar6-Berhenti makan sebelum kenyang tampaknya tak ada dalam ‘kamus’ Danielle Shapiro (24). Karena itulah wanita asal California, Amerika Serikat (AS), ini bak menemukan ‘surga’ saat makan di sebuah restoran sushi ‘all you can eat’.

Di restoran ‘Sushi 85’ yang berada di Mountain View, California, ini Shapiro membayar sekira Rp717 ribu untuk bisa makan sushi sepuasnya. Momen makan-makan itu pun diunggah dalam akun TikTok miliknya.

Shapiro, melansir Nypost, mengaku sebagai penggemar berat sushi dan bisa memakannya beberapa kali dalam sebulan. Ia pun merencanakan pesta makan sushi itu bersama temannya. “Kami berdua menantikan ‘pengalaman makan sushi sepuasnya,” kata Shapiro.

Bersama temannya, Shapiro makan di restoran tersebut selama dua jam, dengan beberapa kali jeda karena merasa kekenyangan. Shapiro mencoba banyak makanan, mulai dari sup miso, empat gyoza, dan popper jalapeno.

Selanjutnya, ia makan delapan ‘green dragon rolls’, delapan ‘snow rolls’, delapan ‘California rolls’, delapan gulungan ‘wakame rolls’, dan satu porsi edamame. “Segera setelah makan malam kami sangat kenyang, sehingga kami harus duduk di mobil saya selama sekira 30 menit sebelum pulang ke rumah,” ujar Shapiro.

Saat itu, Shapiro merasa perutnya terasa sangat kencang. Ia berpikir itu terjadi karena semua sushi dan nasi yang mungkin memenuhi perutnya. Selesai makan malam, Shapiro memutuskan untuk pulang ke rumah pacarnya dan mencoba tidur. Saat itu, ia masih merasakan sakit perut yang parah, tetapi terus mengabaikannya.

“Saya bukan orang yang sering bangun pagi. Jadi saat saya terbangun sekira pukul 06.00 keesokan harinya, saya tahu ada yang tidak beres,” terangnya. ** Baca juga: Pergi ke Diskotik, Calon Pengantin di Australia Sengaja Ingin Kena COVID-19

Shapiro merasa perut dan dadanya terasa sangat sakit dan sulit untuk bernapas dalam-dalam. Melihat kondisinya, sang pacar dan neneknya melarikan Shapiro ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit.

Setelah melalui sejumlah pemeriksaan di rumah sakit, Shapiro didiagnosis mengalami refluks asam dan langsung diberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya. Usai menjalani perawatan, Shapiro mengatakan butuh beberapa hari sampai dirinya bisa pulih dan normal kembali.

Meski sedikit trauma, ia mengaku tidak akan berhenti mengkonsumsi makanan favoritnya itu. “Saya pasti akan makan sushi lagi! Pengalaman ini tidak merusak kesukaan saya pada sushi atau pengalaman makan sushi sepuasnya. Saya memang belajar agar lain kali perlu mendengarkan tubuh saya dan makan dengan perlahan,” kata Shapiro lagi.(ilj/bbs)




Pembawa Acara Kuliner Dilarang Masuk Restoran ‘All You Can Eat’ Karena Rakus

Kabar6-Seorang pria di Tiongkok yang juga merupakan penyiar acara makan-makan langsung atau live-streamer, dilarang makan prasmanan (all you can eat) oleh pengelola Handadi Seafood BBQ Buffet yang berada di Kota Changsha.

Bukan tanpa alasan, melansir Mothership, larangan itu dikeluarkan pihak pengelola restoran BBQ karena pria bernama Kang dinilai makan terlalu banyak tiap kali mengunjungi restoran. Saat kunjungan pertama Kang ke restoran tersebut, dia memakan 1,5 kg trotter babi. Pada kunjungan yang lain, Kang bahkan menghabiskan hampir empat kilogram udang.

Pemilik restoran yang terkejut mengatakan, Kang mengonsumsi seluruh nampan berisi kaki babi, minum 20-30 botol susu kedelai, dan menggunakan nampan untuk mengambil semua udang. “Setiap kali dia datang ke sini, saya kehilangan beberapa ratus yuan,” keluh pemilik restoran BBQ itu.

Akibat kerugian yang diderita, pemilik restoran memasukkan semua pelaku streaming langsung dan influencer makan ke daftar hitam, termasuk Kang. Kejadian ini pun menjadi viral di platform media sosial Tiongkok, Weibo, bahkan kisah Kang telah menarik lebih dari 360 juta viewers.

Banyak warganet menunjukkan kesedihan mereka dengan menanyakan mengapa restoran memilih model prasmanan atau all you can eat, jika mereka tidak mampu mengantisipasinya. Menurut netizen, tindakan restoran tersebut merupakan pelanggaran kontrak antara konsumen dan restoran.

Sementara itu Kang mengklaim, restoran tersebut ‘diskriminatif’ terhadap orang yang bisa makan banyak. Kang juga menanyakan apakah salah jika dia bisa makan banyak. ** Baca juga: Penumpang di Bandara Honduras Mengamuk Dobrak Pintu Kokpit Hancurkan Alat Kontrol Pesawat

Pemerintah Tiongkok sendiri telah mulai menindak influencer makanan tahun lalu. Langkah itu dilakukan setelah Presiden Xi Jinping mengimbau warganya untuk ‘melawan limbah makanan’.

Tiongkok diketahui memiliki kekhawatiran yang meningkat atas kekurangan makanan, sedangkan influencer makanan, yang melalui video mereka, mendorong orang untuk makan lebih banyak.(ilj/bbs)




Gara-gara Kebanjiran Pengunjung, Restoran Ini Jadi Tutup

Kabar6-Tampaknya peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi pemilik usaha kuliner agar lebih cermat lagi saat akan mengadakan promosi, supaya tidak menjadi bumerang.

Sebuah restoran di Tiongkok bernama Jiamener, terpaksa tutup setelah melakukan promosi makan sepuasnya (all you can eat) sehingga justru terlibat dalam utang dalam jumlah besar.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Melansir mirror.co.uk, menurut pemilik restoran Jiamener di Chengdu, Provinsi Sichuan, semua itu bermula dari promosi restoran yang menawarkan makanan ‘ all you can eat’ dengan harga Rp266 ribu per bulan.

Siapa sangka, promosi itu justru restoran Jiamener menjadi bangkrut. Usut punya usut, ternyata hal ini disebabkan karena pengunjung mulai berbagi kartu langganan mereka bersama teman-teman dan anggota keluarga.

Promosi itu menyebabkan jumlah pelanggan harian restoran meroket menjadi lebih dari 500 orang per hari tanpa banyak keuntungan yang masuk. Akibatnya, restoran mengalami kerugian sebesar Rp1 miliar dalam waktu kurang dari sebulan.

Su Jie, salah satu pemilik restoran, menyalahkan penutupan bisnis karena kurangnya keahlian bisnis di antara para pemilik.

“Perilaku para pengunjung yang tidak beradab adalah masalah sekunder. Masalah utamanya adalah manajemen kami yang buruk,” katanya. Ditambahkan, semula pemilik restoran berharap kehilangan uang sedikit dari promosi, tetapi mereka mengharapkan untuk menciptakan basis pelanggan yang lebih kuat. ** Baca juga: Cetar! Harga Pemakaman di 3 Tempat Ini Sangat Fantastis

“Kami ingin mengumpulkan lebih banyak klien setia melalui strategi ini,” katanya lagi. Sayang, justru kerugian yang harus ditanggung pemilik usaha.(ilj/bbs)