17 Agustusan, Anak-anak di Tangsel Ikuti Karnaval Sepeda Hias

Kabar6-Ada beragam cara dilakukan warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saat merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Seperti warga di Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang.

Puluhan anak-anak ikut meriahkan karnaval sepeda hias yang diikuti oleh usia 4 hingga 10 tahun. Beragam hiasan unik dan penuh warna merah dan putih menempel pada sepeda peserta pawai tersebut.

Ketua panitia karnaval sepeda hias, Bambang mengatakan, pihaknya sengaja mengadakan pawai sepeda hias saat 17 Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

Animo masyarakat di RW 11 Pamulang Permai 2 sangat banyak. Mulai dari orang tua dan anak yang mengikuti karnaval sepeda hias, telah mengunakan kostum yang unik dan bernuansa merah putih.

“Alhamdulillah masih banyak warga yang antusias dalam mengikuti karnaval sepeda hias. Tercatat lebih dari 20 sepeda yang mengikuti acara ini,” ungkapnya, Kamis (17/8/2023).

**Baca Juga: Detik-detik Upacara 17 Agustus 2023 di Tangsel Tali Bendera Putus

Selain karnaval sepeda hias, pihaknya juga mengadakan lomba-lomba lainya yang diperuntukkan untuk anak-anak dan para orang tua di lingkungan Perumahan Pamulang Permai 2.

“Ada lomba balap kelereng, masukan pensil ke dalam botol, ambil bola dan lomba lainnya,” terang Bambang.

Salah satu orang tua peserta pawai sepeda, Limandha, 33, mengaku, dalam mempersiapkan sepeda milik anaknya, dirinya menghias selama seminggu dengan segala pernak-pernik yang bertema Indonesia.

“Saat memasang hiasan pada sepeda, saya juga mengajak anak untuk turut serta menghias. Supaya anak tahu akan ada acara apa dan mengasah kreativitas anak dalam menghias sepeda,” ungkapnya.(yud)




Upacara 17 Agustusan di Tangsel Tali Putus, Petugas Soundsystem Panjat Tiang Bendera

Kabar6-Aksi heroik dilakukan Zani Abdillah, 22 tahun, saat upacara pengibaran bendera duplikat merah putih. Pemuda itu dengan berani memanjat tiang bendera ketinggian 12 meter.

“Talinya putus inisiatif saya naik,” katanya kepada kabar6.com ditemui di Lapangan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kamis (17/8/2023).

Zani saat upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 sedang bertugas di lokasi lapangan upacara. Pria asal Sukabumi itu bekerja menjadi petugas soundsystem.

Saat itu seluruh peserta upacara terkesima. Tali bendera mendadak putus. Upacara pengibaran bendera sempat berhenti sesaat.

Zani yang berada di bawah tenda langsung berlari. Jarak tenda soundsystem dengan tiang bendera sekitar 50 meter.

“Ya gimana ya saya juga refleks. Untuk benerin,” terangnya.

**Baca Juga: Rayakan HUT RI Ke-78, Scooterist Tangerang Bakal Gelar Kirab Merah Putih 

Ia sempat tertegun karena tidak ada satupun yang berinisiatif untuk memperbaiki putusnya tali.

Zani langsung merayap naik tiang bendera tetap pakai alas kaki. Meski banyak orang teriak agar sepatunya dilepas tak digubris.

Pemuda itu terus naik sampai ke pucuk tiang. Sementara hembusan angin cukup kencang. Banyak kaum ibu peserta upacara histeris melihat insiden tersebut.

Tentara berseragam dibantu pegawai Kecamatan Ciputat memegangi tiang bendera di bagian bawah.

Tali tiang bendera yang putus selanjutnya dipasang kembali oleh petugas pasukan pengibar bendera merah putih.

Zani kemudian turun merosot ke bawah. Aksinya mirip seekor cicak yang sedang memanjat tiang bendera.

Upacara pengibaran bendera merah putih pun dapat dilanjutkan lagi. “Alhamdulillah upacara lancar. Bendera udah naik,” ujarnya sambil tersenyum.(yud)




Kemeriahan Lomba 17 Agustusan di Puspemkot Tangsel

Kabar6-“Tarik ayo terus tarik,” pekik para pegawai wanita memberikan semangat. Sementara kelompok rekan-rekannya tampak sekuat tenaga coba menarik tambang ukuran besar warna cokelat.

Suasana di atas terjadi saat lomba tarik tambang. Ribuan pegawai memadati pusat pemerintahan kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang digelar aneka lomba perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

“Lomba ini antarorganisasi perangkat daerah,” kata ketua panitia penyelenggara, Wawang Kusdaya, Senin (19/8/2023).

Kelompok peserta tarik tambang yang menang bersorak-sorai gembira. Mereka berhasil menarik tambang kelompok lawan sampai ke garis batas.

**Baca Juga: Tak Perlu ke Disdukcapil, Cetak Dokumen Kependudukan di Lebak Bisa Lewat Mesin ADM

Sementara kelompok yang kalah ada jatuh terjungkal. Meski demikian tak ada raut sedih di wajahnya. Mereka justru ikut tertawa riang sambil tos dengan kelompok lainnya.

Partai puncak final lomba tarik tambang putri mempertemukan kelompok dinas pemberdayaan perempuan melawan dinas koperasi. Dinas pemberdayaan perempuan berhasil juara pertama, dan pemenang ketiga bagian umum sekretariat daerah.

“Seru. Lomba kayak gini jadi itung-itung refreshing. Pegawai gak monoton kerja terus,” ujar Remus, pegawai BPBD Kota Tangsel.

Selain tarik tambang juga ada aneka perlombaan lainnya. Seperti balap karung, bakyak, jeruk cemong, pensil dalam botol dan lain sebagainya.(yud)




17 Agustusan di Tangsel, Benyamin: Camat dan Lurah Silahkan Upacara Bareng Warganya

Kabar6-Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie memberikan keleluasaan kepada seluruh camat dan lurah. Sebab tahun ini prosesi upacara pengibaran dan penurunan bendera 17 Agustusan tidak dipusatkan di Lapangan Cilenggang, Kecamatan Serpong.

“Jadi silahkan camat dan lurah upacara di wilayahnya masing-masing. Sekalian ajak bareng juga warganya,” ungkapnya di Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Kamis (10/8/2023).

Masyarakat di Kota Tangsel, lanjut Benyamin, juga dapat menggelar aneka lomba perayaan 17 Agustusan. Berbeda dengan dua tahun belakangan selama pandemi Covid-19 kegiatan yang mengundang kerumunan massa dibatasi.

“Warga bisa berkreasi adakan lomba-lomba menarik. Mari 17 Agustus tahun ini kita rayakan dengan suka cita,” terangnya.

**Baca Juga: Gowes Kemerdekaan, Ribuan Peserta Bakal Ramaikan Tangerang Digital Festival 2023

Benyamin pastikan, perayaan 17 Agustusan di lingkungan Pemerintah Kota Tangsel juga digelar lomba antarorganisasi perangkat daerah. Seperti pertandingan sepak bola, lomba memasak nasi goreng dan lain sebagainya.

Benyamin bilang, upacara 17 Agustusan menjadi momentum memupuk rasa serta sikap nasionalisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sekaligus kesempatan bagi para camat dan lurah untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan tokoh masyarakat serta warga di wilayahnya.

“Lomba masak nasi goreng untuk kepala OPD. Kalo tarik tambang enggak kali ya, karena berbahaya,” tutupnya.(yud)