oleh

Syekh Nawai Al-Bantani, Imam Besar Masjidil Haram Asal Banten

image_pdfimage_print
Syekh Nawai Al-Bantani.(bbs)

Kabar6-Bagi jemaah haji asal Indonesia, khususnya Banten, tentu tak asing dengan nama Syekh Nawawi Al-Bantani, yang makamnya terletak di Makkah, Arab Saudi.

Bahkan, makam almarhum dipercaya sebagai satu-satunya makam yang ditumbuhi rerumputan di tengah padang pasir.

Beliau adalah ulama besar asal Banten yang pernah menjadi Imam Besar Masjidil Haram, menggantika Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi yang menjadi Imam Besar Masjidil Haram di tahun 1802-1872.

Besarnya nama Syekh Nawawi Al-Bantani kiranya butuh pengakuan dari pemerintah. Itu karena minimnya peninggalan dan catatan sejarah sang ulama kharismatik di tanah kelahirannya, Provinsi Banten.

“Supaya ke depan, kita punya Festival Al-Bantani. Kalau saya diberi kesempatan, maka saya ingin membangun Museum Al-Bantani,” kata Rano Karno, saat ditemui di Kota Serang, Selasa (13/09/2016).

Sang ulama yang pada saat jasadnya akan dipindahkan oleh kerajaan Arab Saudi ke makam lainnya nampak masih utuh dan batal untuk berpindah tempat itu.

Pemikiran dan ilmunya harus tetap lestari di Tanah Seribu Kyai Sejuta Santri. Namun nama sang ulama yang masih termasyur di negara-negara arab itu, di Banten sendiri masih minim hasil karyanya.

“Saya sudah minta bantuan teman-teman saya mencari 12 buku Al-Bantani di Arab Saudi, baru ketemu tujuh buku,” tegasnya.

Berdasarkan catatan sejarah, pria itu lahir dengan nama Abu Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi bin ‘Umar bin ‘Arabi.

Lalu setelah mendalami agama Islam di Makkah, berganti nama menjadi Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, lahir di Tanara, Kabupaten Serang pada 1230 H/1813 M dan meninggal di Mekkah pada 1314 H/1897 M.

Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Jumlah karyanya mencapai tidak kurang dari 115 kitab. Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi Al-Bantani dijuluki Sayyid Ulama Al-Hijaz (Pemimpin ‘Ulama Hijaz), Al-Imam Al-Muhaqqiq wa Al-Fahhamah Al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A’yan Ulama Al-Qarn Al-Ram Asyar li Al-Hijrah (Tokoh ‘Ulama Abad 14 H), Imam Ulama’ Al-Haramain (Imam ‘Ulama Dua Kota Suci).**Baca juga: Pemprov Banten Godok Raperda Pondok Pesantren.

Ulama kharismatik ini Bernasab kepada keturunan Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Keturunan ke-12 dari Sultan Banten. Nasabnya melalui jalur ini sampai kepada Nabi Muhammad saw.(tmn)

Print Friendly, PDF & Email