oleh

Singapura Bayar Warganya untuk Punya Anak Karena Angka Kelahiran Rendah Akibat Pandemi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Untuk mengatasi angka kelahiran yang rendah, pemerintah Singapura menawarkan untuk membayar warganya yang akan menjadi calon orangtua pada masa pandemi COVID-19 ini.

Wakil Perdana Menteri Singapura bernama Heng Swee Keat, melansir CNN, mengatakan bahwa insentif itu diberikan untuk membantu meyakinkan orang-orang menghadapi tekanan keuangan dan khawatir akan pekerjaan mereka.

“Kami telah menerima masukan bahwa COVID-19 menyebabkan beberapa calon orang tua menunda rencana menjadi orang tua,” kata Heng. “Ini sangat bisa dimaklumi, apalagi mereka menghadapi ketidakpastian pendapatan.”

Dijelaskan Heng, pembayaran itu akan membantu biaya mengurus anak yang dibutuhkan orangtua. Namun belum diketahui besaran nominal yang akan didapatkan warga Singapura.

Meskipun Singapura sukses mengatasi virus Corona, negara itu tak dapat menghindari resesi yang dalam. PDB (Produk Domestik Bruto) kemungkinan menyusut 12,6 persen pada kuartal II dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Ekonom menyebut, ini merupakan penurunan paling tajam dalam catatan sejarah Singapura.

Di samping tekanan ekonomi, Singapura juga memiliki masalah kependudukan. Negara ini memiliki tingkat kelahiran terendah di dunia. Pemerintah telah berkali-kali memperbaiki kondisi itu sejak 1980-an dengan kampanye publik yang mendorong persalinan dan memberikan insentif keuangan serta pajak yang dapat menghentikan kemerosotan angka kelahiran.

Tingkat kelahiran di sana hanya 1,14, artinya seorang wanita rata-rata hanya melahirkan seorang anak. Posisi Singapura ini sejajar dengan Hong Kong, namun lebih baik daripada Korea Selatan dan Puerto Rico.

Agar Singapura tak kekurangan warga negara, wanita di sana harus memiliki rata-rata 2,1 bayi. Namun hal itu bukanlah perkara mudah, mengingat di negara maju terjadi penurunan proporsi pasangan dan berkurangnya peran gender tradisional yang menyebabkan tingkat kesuburan turun secara global.

“Seperti banyak negara maju, tantangan utama populasi Singapura adalah kesuburan yang rendah dan populasi yang menua,” demikian tulis pemerintah dalam laporan 2011. ** Baca juga: Seperti Ada yang Menggelinding dalam Perut, Ternyata Ginjal Wanita Ini Jatuh ke Panggul

“Tujuan kami adalah untuk mencapai populasi berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kohesi sosial, sehingga Singapura tetap bersemangat dan layak huni,” terang pemerintah Singapura.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email